yang mirip daun sebenarnya adalah tangkai daun yang melebar, dan tetap berfungsi sebagai dapur untuk fotosintesis Mansur, 2006.
Menurut Jones Luchsinger 1998, klasifikasi lengkap Nepenthes spp. berdasarkan sistem klasifikasi tumbuhan berbunga adalah sebagai berikut:
Divisi :
Magnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida Subclass
: Dilleniidae Ordo
: Nepenthales
Family :
Nepenthaceae Genus
: Nepenthes
Jenis :
Nepenthes spp.
2.2 Habitat Nepenthes spp.
Nepenthes spp. hidup di tempat-tempat terbuka atau agak terlindung di habitat yang
miskin unsur hara dan memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi. Nepenthes bisa hidup di hutan hujan tropik dataran rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, hutan
kerangas, gunung kapur, dan padang savana. Jenis Nepenthes dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Nepenthes dataran rendah, Nepenthes dataran menengah dengan
ketinggian 500-1000 m diatas permukaan laut dan Nepenthes dataran tinggi. Karakter dan sifat Nepenthes spp. berbeda pada tiap jenisnya Azwar, 2006. Contoh Nepenthes
dataran tinggi diantaranya yaitu N. burbidgeae, N. lowii, N. rajah, N. villosa, N.fusca, N. sanguinea, N. diatas, N. densiflora, N. dubia, N. ephippiata. Jenis-jenis tersebut
adalah penghuni daerah pegunungan berketinggian lebih dari 1000 m di atas permukan air laut. Kisaran suhu malam hari yang dibutuhkan yaitu 20–12ºC.
Sedangkan kisaran suhu siang hari antara 25–30ºC. Contoh Nepenthes dataran rendah diantaranya yaitu N. alata, N. eymae, N. khasiana, N. mirabilis, N. ventricosa, N.
ampullaria, N. bicalcarata, N. gracilis, N. maxima, N. reinwardtiana dan N. tobaica. Jenis-jenis ini tumbuh subur di dataran berketinggian 0–500 m di atas permukaan air
laut. Nepenthes dataran rendah biasanya bersifat epifit menempel di batang
Universitas Sumatera Utara
pepohonan. Namun ada juga yang hidup secara terestrial di atas tanah bercampur serasah dedaunan. Suhu harian yang dibutuhkan berkisar antara 22–34º C dan
kelembaban udara yang diinginkan yaitu 70–95. Sedangkan contoh Nepenthes dataran menengah yaitu N. raflesiana, N. adnata, N. clipeata, dan N. mapuluensis
Sutoyo, 2007.
Selain berfungsi sebagai tanaman hias kantong semar juga dapat digunakan sebagai obat tradisional. Cairan dalam kantong muda yang masih menutup dapat
digunakan sebagai obat mata, batuk dan mengobati kulit yang terbakar. Selain itu, perasan daun atau akarnya dapat digunakan sebagai astringen larutan penyegar serta
rebusan akarnya sebagai obat sakit perut atau disentri, obat batuk dan demam. Beberapa jenis kantong semar memiliki batang yang cukup liat sehingga tidak jarang
penduduk lokal pun menggunakannya sebagai tali pengikat, sangkar burung dan pagar seperti halnya rotan dan bambu. Selain itu kantongnya digunakan juga untuk
membungkus ketupat Mansur, 2006.
Nepenthes reinwardtiana Miq. dan Nepenthes tobaica Danser. termasuk
jenis Nepenthes dataran rendah. Perbedaan di antara keduanya terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 di bawah ini:
Gambar 1. Morfologi Kantong Nepenthes reinwardtiana Miq. Julianti, 2008
Universitas Sumatera Utara
Nepenthes reinwardtiana Miq. Gambar 1 pada bagian kantong bawah membulat.
Memiliki dua spot mata di dalam dinding bagian belakang, penutup kantong bagian bawah bundar hingga elips. Ukuran kantongnya berkisar antara 15-20 cm. Habitatnya
hutan rawa gambut dan hutan kerangas. Sedangkan kantongnya berwarna hijau atau merah maron merah bata Mansur, 2006.
Gambar 2. Morfologi Kantong Nepenthes tobaica Danser. Julianti, 2008. Nepenthes tobaica Danser. Gambar 2 pada bagian kantong bawah berbentuk oval,
memiliki dua spot mata pada dinding bagian atas, mulut kantongnya berbentuk oval, penutup kantong bagian bawah agak bundar. Ukuran kantongnya berkisar antara 20-
25 cm. Habitatnya hutan pegunungan. Sedangkan kantongnya berwarna kuning kehijau-hijauan Mansur, 2006.
Tumbuhan Nepenthes spp. merupakan herba atau semak, epifit hingga liana tahunan. Perawakan anakan roset, sedangkan dewasa selalu memanjat dan jarang
tegak. Akar tunjang kadang berimpang dan sering tidak berimpang. Batang umumnya panjang memanjat mencapai 20 m dan kadang berdiri tegak, bulat, bersegi atau
bersayap. Daun umumnya lanset dengan modifikasi ujung daun berupa tendril dan kantong ascidium menyerupai piala, kendi, ataupun periuk berpenutup orbikular,
Universitas Sumatera Utara
pertulangan umumnya sejajar dan melengkung atau kadang menyirip, duduk tersebar, berseling dan melekat setengah memeluk batang. Kantong bernektar, pada roset
lower pitcher memiliki sayap yang berambut, tetapi tidak pada kantong atas upper pitcher, bentuk dan komposisi warna antara kedua jenis kantong jauh berbeda. Bunga
jantan dan betina terpisah, masing-masing pada tumbuhan yang berbeda dioecious, keduanya majemuk, regularis, tandan ataupun malai, terminal ataupun aksilar. Buah
kapsul fusiform, berlokus, memiliki banyak biji Lauffenburger Arthur, 2000.
Tumbuhan dewasa
Nepenthes spp. tumbuh memanjat pada tumbuhan lain. Anakan dan tumbuhan yang belum dewasa daunnya tersusun dalam bentuk roset akar
yang dilengkapi dengan tendril pada setiap ujungnya. Sebagian besar daun dalam roset membentuk kantong yang membulat dan lonjong dengan dua sayap yang terletak di
depan tabung. Setelah dua sampai tiga tahun pertumbuhannya relatif lambat, tumbuhan mulai masuk pada tahap memanjat. Internodus batang memiliki jarak yang
lebih panjang dari pada internodus pada roset Clarke, 2001.
Contoh dari jenis Nepenthes spp. yang liar maupun yang telah dibudidayakan sebagai tanaman hias adalah sebagai berikut: Nepenthes mirabilis, N.
reinwardtiana, N. rafflesiana, N. xhookeriana, N. ampullaria, N. gracilis, N. truncata, N. bellii, N. khasiana, N. ventricosa, N. ventrata, N. adrianii, N. veitchii dan N.
northiana Julianti, 2008.
2.3 Faktor Fisik Lingkungan