2.5 Metode Pencet Squash dan Pewarnaan
Metode pencet merupakan salah satu metode untuk mendapatkan sediaan dengan cara memencet suatu potongan jaringan atau suatu organisme secara keseluruhan, sehingga
didapat suatu sediaan yang tipis yang dapat diamati di bawah mikroskop. Dalam pembuatan sediaan diusahakan agar supaya sel terpisah satu sama lain, tetapi tidak
kehilangan bentuk aslinya dan tersebar dalam suatu lapisan di atas suatu gelas benda Suntoro, 1983.
Menurut Moro
et al., 2000, untuk mendapatkan preparat kromosom yang baik, perlu diperhatikan proses pemotongan akar, penghambatan mitosis, waktu
pengambilan akar dan analisa pewarnaan. Waktu yang baik untuk memotong akar adalah antara jam 11-12 siang ketika sel-sel tersebut pada tahap metafase.
Penghambatan mitosis saat metafase mungkin sangat efektif dilakukan dengan menggunakan 8-hydroxiquinole 0,03 selama 5 jam atau dengan air dingin 0
o
C selama 18-20 jam.
Metode pencet biasanya menggunakan larutan fiksatif asam asetat 45. Menurut Subowo 1995, dengan perlakuan fiksasi membuat sel dapat lebih ditembus
oleh zat warna dan dapat menstabilkan kedudukan molekul-molekul yang membentuk struktur sel. Menurut Suntoro 1983, menyatakan fiksatif umumnya mempunyai
kemampuan untuk mengubah indeks bias bagian-bagian sel, sehingga bagian-bagian dalam sel tersebut mudah terlihat di bawah mikroskop dan memiliki kemampuan
membuat jaringan mudah menyerap zat warna.
Kromosom akan lebih mudah dilihat apabila digunakan teknik pewarnaan khusus selama nukleus membelah. Ini disebabkan karena pada saat itu kromosom
mengadakan kontraksi sehingga menjadi lebih tebal, lagi pula dapat menghisap zat warna lebih baik daripada kromosom yang terdapat di dalam suatu inti yang sedang
istirahat Suryo, 2003. Pewarnaan yang digunakan berupa acetocarmin yang merupakan campuran dari carmin dan asam asetat. Carmin merupakan zat warna
alam, zat warna ini diperoleh dari jenis insekta golongan Hemiptera yang disebut Coccus cacti. Pewarnaan carmin paling banyak digunakan untuk mewarnai nukleus.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan asam asetat merupakan cairan yang tidak berwarna dengan bau yang tajam. Asam asetat ini memiliki fungsi untuk mencegah pengerasan dan mengeraskan
kromosom Suntoro, 1983.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat