BAB II URAIAN TEORITIS
2.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan dasar dari eksistensi suatu masyarakat dan menentukan pula struktur masyarakatnya. Hubungan antar manusia didasarkan
kepada komunikasi. Komunikasi merupakan meknisme ataupun alat dalam pengoperasian rangsangan yang mempunyai arti didalam hubungan yang terjadi
dan berlangsung di dalam masyarakat. Baik didalam kehidupan sosial ataupun dalam proses sosial. Di saat proses komunikasi, saling pengaruh mempengaruhi
merupakan bagian yang terpenting untuk membentuk persamaan pengertian yang disebabkan karena adanya perbedaan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
oleh masing-masing pihak. Dengan mekanisme komunikasi, maka manusia memberitahukan dan menyebarkan apa yang dirasakan dan apa yang
diinginkannya Susanto, 1993:1. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “communication” berasal
dari kata Latin: communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna Effendi, 1992:9.
Pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya dasariah, dalam arti bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara
pihak-pihak yang terkait. Dikatakan minimal karena kegiatan makna komunikasi tidak hanya bersifat informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi
juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Charles H. Cooley Effendy, 1992 : 40, komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan terjadinya hubungan antar manusia dan yang
mengembangkan semua lambang pikiran bersama-sama dengan alat untuk menyiarkan dalam ruang dan merekamnya dalam waktu, kata-kata tertulis,
percetakan, telegram, dan apa saja yang merupakan penemuan mutakhir untuk ruang dan waktu.
Banyak pakar yang menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor
Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa
komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasinya Cangara,
2006:3. Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan
secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function
of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says
What in Which Channel to Whom with What Effect ? Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur sebagai jawaban yang diajukan itu, yakni : Komunikator
Pesan Media
Komunikan Efek
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan paradigma ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media
yang menimbulkan efek tertentu Mulyana, 2001:136. Komunikasi dapat dibagi dalam dua pengertian, yaitu pengertian
komunikasi secara umum dan pengertian komunikasi secara paradigmatis. Pengertian komunikasi secara umum dapat dilihat dari dua segi :
a. Pengertian Komunikasi secara etimologis
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio, yang berasal dari kata communis yang berarti
sama atau kesamaan makna. Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat
terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya
maka komunikasi yang sedang berlangsung tersebut bersifat komunikatif. b.
Pengertian Komunikasi secara terminologis Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Selain itu, pengertian komunikasi secara paradigmatis adalah komunikasi
yang mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti suratkabar, radio, televisi,
film, maupun media non massa seperti surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan komunikasi secara
paradigmatis adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap attitude, pendapat opinion,
Universitas Sumatera Utara
atau perilaku behavior, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media massa Effendy, 2004 : 2-4.
Seiring dengan perkembangan teknologi, komunikasi kemudian dilakukan dengan menggunakan media, baik itu media cetak maupun media elektronik. Hal
tersebut menyebabkan proses pengiriman pesan dalam komunikasi dapat dilakukan secara serempak dan dapat diterima khalayak dalam jumlah yang besar
dalam satu waktu tertentu. Kegiatan komunikasi semacam ini kemudian disebut juga sebagai komunikasi massa.
2.2. Komunikasi Massa