Data Sekunder, yaitu data yang tidak diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti. Data ini diambil dengan tujuan untuk melengkapi informasi yang akan disajikan pada penyusunan
skripsi. Data diperoleh dari literatur-literatur yang ada serta badan- badan terkait yang sesuai dengan tema penelitian, seperti :
a. Metode dokumentasi.
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang PDRB Provinsi Lampung. Data tersebut merupakan data
sekunder yakni data yang diperoleh ataupun telah diolah pihak lain yaitu instansilembaga. Kemudian oleh penulis diambil untuk
dijadikan objek atau bahan penulisan dalam pelaksanaan pembuatan tugas akhir.
b. Metode kepustakaanliteratur.
Metode kepustakaanliteratur digunakan untuk melancarkan kegiatan penulis dalam memperoleh data, yakni data sektor
pertanian dan Subsektor Pertanian didalamnya yang diperoleh dari dinas pertanian maupun Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung
serta buku-buku yang menjelaskan teori-teori tentang definisi dan konsep pertanian.
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data penelitian yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang kita butuhkanBungin, 2010:122. Data sekunder
penelitian ini berasal dari Badan Pusat Statistik BPS wilayah analisis. Data- data tersebut adalah:
1. PDRB Sektoral atas dasar harga konstan 2000 Kabupaten Lampung
Selatan periode 2004-2009, data ini digunakan untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan ekonomi serta analisis sektor basis dan
non basis ekonomi. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Lampung.
E. Teknis Analisis data
Analisis yang digunakan mengacu pada rumusan dan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah:
- Untuk mengetahui subsektor – subsektor pertanian apa yang menjadi
basis dan non-basis terhadap Pendapatan Domestik regional Bruto PDRB Provinsi Lampung.
Untuk menguji apakah ada pengaruh subsektor – subsektor perekonomian serta potensi penunjang pertumbuhan ekonomi terhadap PDRB di Provinsi
Lampung dengan metode Shift Share dan Location Quotient.
1. Location Quotient LQ
A. Analisis LQ
Location Quotient atau disingkat LQ , merupakan suatu pendekatan
tidak langsung yang digunakan untuk mengukur kinerja basis ekonomi suatu daerah, artinya bahwa analisis itu digunakan untuk melakukan pengujian
sektor-sektor ekonomi yang termasuk dalam sektor unggulan. Arsyad, 2010:390.
Arsyad 2010:391, menjelaskan bahwa dalam tekhnik LQ ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi ke dalam dua golongan, yaitu :
1 Sektor basis adalah sektor ekonomi yang mampu untuk memenuhi
kebutuhan baik pasar domestik maupun pasar luar daerah. Artinya sektor ini dalam aktivitasnya mampu memenuhi kebutuhan daerah
sendiri maupun daerah lain dan dapat dijadikan sektor unggulan. 2
Sektor non basis merupakan sektor ekonomi yang hanya mampu memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri, sektor seperti ini dikenal
sebagai sektor non unggulan. Dasar pemikiran dari teknik ini adalah teori basis ekonomi economic
base yang intinya adalah:
“ Karena industri basis menghasilkan barang-barang dan jasa- jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan,
maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut”.
Dengan dasar teori ini maka sektor basis perlu diprioritaskan untuk dikembangkan dalam rangka memacu pertumbuhan
ekonomi daerah. Rumusan LQ menurut Rachmat Hendayana 2003, dalam penentuan
sektor basis dan non basis, dinyatakan dalam persamaan berikut:
L
i
L LQ
= N
i
N
Dimana: LQ = Nilai Location Quotient LQ.
L
i
= Produksi sektor i di Daerah analisis pada tahun tertentu. L = Total PDRB Daerah analisis.
N
i
= Produksi sektor i Provinsi daerah analisis pada tahun tertentu. N = Total PDRB Provinsi daerah analisis.
Sektor basisspesialisasi mengacu kepada sektor ekonomi disuatu wilayah, dimana suatu wilayah dikatakan memiliki spesialisasi jika wilayah
tersebut mengembangkan suatu sektor ekonomi sehingga pertumbuhan maupun andil sektor tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan sektor
yang sama pada daerah lainya, spesialisasi juga tercipta akibat potensi sumber daya alam yang besar maupun peranan permintaan pasar yang besar terhadap
output-output lokal. Bendavid
Val memberikan
pengukuran terhadap
derajat spesialisasisektor basis dengan kriteria sebagai berikut. Ghalib, 2005:169:
1 LQ 1 Jika LQ lebih besar dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tersebut di daerah analisis lebih besar dari sektor yang sama pada Provinsi daerah analisis.
2 LQ 1 Jika LQ lebih kecil dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tertentu di daerah analisis lebih kecil dari sektor yang sama pada tingkat Provinsi daerah analisis.
3 LQ = 1 Jika LQ sama dengan 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tertentu di daerah analisis sama dengan sektor yang sama pada tingkat Provinsi daerah analisis.
Derajat spesialisasisektor basis tidak dapat bernilai negatif, ini terlihat dari rumus LQ sendiri yang menunjukan pencarian rasio yaitu mencari
perbandingan sektor yang lebih unggul bukan mencari selisi dari sektor tersebut.
B. Kunggulan Metode LQ