Teori Pertumbuhan Neo-Klasik Teori Harrod-Domar dalam Sistem Regional

b. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

Teori pertumbuhan neo klasik dikembangkan oleh Robert M. Solow 1970 dari Amerika Serikat dan TW. Swan 1956 dari Australia. Menurut teori ini tingkat pertumbuhan berasal dari 3 sumber yaitu akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja dan peningkatan teknologi. Teori neo klasik sebagai penerus dari teori klasik menganjurkan agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar sempurna. Dalam keadaan pasar sempurna perekonomian bisa tumbuh maksimal. Analisis lanjutan dari paham neo klasik menunjukkan bahwa terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap steady growth, diperlukan suatu tingkat s saving yang pas dan seluruh keuntungan pengusaha diinvestasikan kembali di wilayah itu. Tarigan, 2007:52.

c. Teori Harrod-Domar dalam Sistem Regional

Teori ini dikembangkan hampir dalam waktu bersamaan oleh Roy F. Harrod 1984 di Inggris dan Evsey D. Domar 1957, teori ini didasarkan atas asumsi: 1. Perekonomian bersifat tertutup 2. Hasrat menabung MPS = s adalah konstan 3. Proses produksi memiliki koefesien yang tetap, serta 4. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja n adalah konstan dan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Atas dasar asumsi-asumsi tersebut, Harrod-Domar membuat analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar hanya bisa tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut : Dimana : g = Growth tingkat pertumbuhan output k = Capital tingkat pertumbuhan modal n = tingkat pertumbuhan angkatan kerja Agar terjadi keseimbangan antara tabungan S dan investasi I harus terdapat kaitan yang saling menyeimbangkan, padahal peran k untuk menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh v rasio modal output. Tarigan, 2007:49.

3. Teori Pembangunan daerah

Pembangunan daerah adalah bagian integral dari pembangunan Nasional yang pada hakekatnya merupakan upaya terencana untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah sehingga tercipta suatu kemampuan yang andal dan profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta kemampuan untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah secara berdaya guna dan berhasil guna untuk kemajuan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat Depdagri, 2009. Pembangunan daerah juga merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat di seluruh daerah sehingga tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik, maju tenteram dan sekaligus memperluas pilihan yang dapat dilakukan masyarakat bagi peningkatan harkat, martabat dan harga diri. g = k= n, Pembangunan daerah dapat dilihat dari berbagai segi. Pertama, dari segi pembangunan sektoral. Pencapaian sasaran pembangunan Nasional dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan sektoral yang dilakukan di daerah. Pembangunan sektoral disesuaikan dengan kondisi dan potensi daerah. Kedua, dari segi pembangunan wilayah yang meliputi perkotaan dan pedesaan sebagai pusat dan lokasi kegiatan sosial ekonomi dari wilayah tersebut. Ketiga, pembangunan daerah dilihat dari segi pemerintahan. Tujuan pembangunan daerah hanya dapat dicapai apabila pemerintahan daerah dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu pembangunan daerah merupakan suatu usaha mengembangkan dan memperkuat pemerintahan daerah dalam rangka makin mantapnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab Sjafrizal, 2008. Dengan pemahaman pembangunan daerah sebagai penjabaran dari pembangunan Nasional, kinerja pembangunan Nasional merupakan agregat dari kinerja pembangunan seluruh daerah. Pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Nasional merupakan agregasi dari pencapaian semua provinsi, dan pencapaian tujuan pembangunan di tingkat provinsi merupakan agregasi pencapaian kabupatenkota. Dengan demikian tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran-sasaran dalam pembangunan Nasional menjadi kewajiban bersama antar pemerintah pusat dan daerah. Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan Nasional. Sinkronisasi kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sangat penting untuk mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang terbatas.

4. Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB

Produk domestik adalah semua barang dan jasa sebagai hasil dari penelitian -penelitian ekonomi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut. Yang dimaksud produk regional adalah produk domestik ditambah dengan pendapatan yang diterima dari luar daerahnegeri dikurangi pendapatan yang dibayarkan ke luar daerahnegeri tersebut. Jadi produk regional merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah BPS Provinsi Lampung. 2009. Data PDRB tersebut menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Unsur- unsur pokok dalam Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB adalah sebagai berikut: a. Output Output adalah nilai barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada 3 macam, yaitu: 1 Output utama, yaitu output yang menjadi tujuan utama produksi 2 Output sampingan, yaitu bukan menjadi tujuan utama produksi, dan 3 Output ikutan, yaitu output yang terjadi bersama-samatidak dapat dihindarkan dengan output utamanya. b. Biaya Antara Biaya antara adalah barang-barang tidak tahan lama dan jasa yang digunakanhabis dalam proses produksi. Barang-barang yang tahan lama umumnya lebih dari satu tahun, dan tidak habis dalam proses produksi tidak termasuk sebagai biaya antara. c. Nilai Tambah 1 Nilai Tambah Bruto Nilai tambah bruto merupakan selisih antara output dan biaya antara, dengan kata lain merupakan produk dari proses produksi. Produk ini terdiri atas: a Pendapatan faktor, yang terdiri atas: 1 Upahgaji sebagai balas jasa pegawai 2 Surplus usaha sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan b Penyusutan barang modal tetap turunnya nilai barang modal c Pajak tak langsung netto Pajak tak langsung netto adalah selisih antara pajak langsung dengan subsidi. BPS Provinsi Lampung. 2009. Hal 3 Rumus yang digunakan sebagai berikut: Produk Domestik = NP - NBA Keterangan: NP = Nilai Produksi NBA = Nilai Biaya Antara 2 Nilai Tambah Netto Apabila penyusutan dikeluarkan dari nilai tambah bruto akan diperoleh nilai tambah netto. d. PDRB Menurut Lapangan Usaha PDRB sektoral adalah jumlah seluruh nilai tambah bruto dari sektorsubsektor di suatu wilayah. Sektorlapangan usaha ini terdiri dari: 1 Sektor Pertanian. 2 Sektor Pertambangan dan Penggalian. 3 Sektor Industri Pengolahan. 4 Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih. 5 Sektor Bangunan 6 Sektor Perdagangan. 7 Sektor Angkutan dan Perhubungan. 8 Sektor Lembaga Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan. 9 Sektor jasa-jasa. Agregat – agregat PDRB disajikan dalam bentuk distribusi persentase, indeks perkembangan, indeks berantai, dan indeks harga implisit. a. Distribusi Persentase Besar masing-masing subsektorsektor diperoleh dengan cara membagi nilai subsektorsektor dengan nilai PDRB dikali 100 persen. Persentase ini mencerminkan besarnya peranan masing-masing subsektorsektor dalam perekonomian daerah, serta menunjukkan perekonomian daerah tersebut. b. Indeks Perkembangan Indeks perkembangan diperoleh dengan cara membagi nilai subsektorsektorPDRB pada tahun dasar, dikalikan dengan 100. Dengan indeks perkembangan pada tahun dasar sama dengan 100. c. Indeks Berantai Indeks berantai diperoleh dengan cara membagi nilai subsektor sector PDRB tahun berjalan dengan nilai subsektor sektor PDRB tahun sebelumnya, dikalikan 100 tahun sebelumnya = 100. Angka indeks berantai PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan pertumbuhan ekonomi untuk tahun berjalan. d. Indeks Harga Implisit Indeks harga implisit diperoleh dengan cara membagi PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan dikalikan 100.

a. Metode Perhitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku