sebelum-sebelumnya, sebelum Islam KTP, pernah juga bikin sinetron kayak gini. Akhirnya dipilih dia.
3. Saya sempat mengutip dari infotaiment bahwasanya produser pelaksana
mengatakan ingin memberikan tontonan yang berisi hiburan sekaligus pendidikan, nah sebenarnya apa motivasi dari produksi sinetron ini?
Motivasinya yah apa yah, salah satunya dalam menyambut bulan ramadhan. Motivasinya yah kita berbagi ilmu lah, kan banyak orang yang belum tahu,
Islam itu bagaimana, Islam itu seperti apa, jadi dipilih lewat sinetron tapi yang enggak serius banget, yang komedi. Karena manusianya sekarang kan
memang agak sulit kalau menerima yang agak berat, makanya kita buat dalam
bentuk komedi. 4.
Untuk target audiensnya siapa saja pak?
Target audiensnya semua kalangan.
5. Kalau balik lagi ke pemilihan lokasi, pertimbangan pemilihan lokasi
alasannya apa? Apakah memang Multivision Plus MVP selalu di tempat itu?
Oh, enggak. Kita juga kan memproduksi Mata Air Surga, itu tempatnya di Kampung Artis, enggak di Cibubur. Pertimbangan kenapa di Cibubur, karena
kita kan sesuai dengan kejar tayang, jadi sengaja di pilih lokasi yang berdekatan. Supaya kalau perpindahan scene-nya enggak lama. Lokasi taman
sama Tirta Gede kan depan-belakang tuh jadi paling untuk pindah dari lokasi satu ke lokasi lain cuma 15 menit.
6. Kalau menyinggung soal biaya boleh enggak pak? Masalah anggaran
biaya itu siapa yang mengatur pak?
Saya pimpinan produksi dengan produser pelaksana. Karena produser pelaksana kan tahu berapa harga jual. Dan dari kantor kan ada budget, supaya
enggak melebihi budget yang ada.
7. Kalau proses perencanaan itu berapa lama pak, sampai dimulainya awal
produksi?
Kalau proses persiapannya yah ini sekitar dua sampai empat minggu. Karena dari proses meeting, meeting, meeting, kan tahap ini juga termasuk pemilihan
pemain yah, jadi agak lama kebetulan tokoh yang agak sulit itu bang Ali, Karyo, sama Mamat. Awalnya kita sempat ingin pakai ustad yang asli gitu
yah, sebagai pemeran bang Ali, tapi setelah kita diskusi kalau pakai ustad beneran kan kesannya jadi bagaimana gitu karena orang sudah tahu dia itu
ustad, jadi akhirnya kita pilihlah pak Idrus Madani yang sekarang memerankan bang Ali jadi tokohnya seperti kiayi tapi orang biasa yang
memerankannya. Untuk tokoh Mamat juga agak sulit dan padahal waktu awal casting kita sempat enggak yakin dengan pemain yang sekarang bawain peran
Mamad, karena kayaknya ini belum dapat, tapi karena mungkin memang sudah rezekinya dia, jadi akhirnya dia yang terpilih. Untuk Karyo memang
sudah dari awal dia sih. Iya, karena logat jawanya sudah kental.
8. Oh, jadi untuk pemain semua melalui casting atau hanya sentral figure