Gambaran Umum Persimpangan Penentuan Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Simpang Tiga Tak Bersinyal Atas Dasar Kinerja Arus Lalu Lintas (Studi Kasus : Simpang Jalan Jamin Ginting Menuju Jalan Bunga Lau)

10 Tabel 2.2 Penelitian terkait emp simpang tak bersinyal metode time headway No Nama Peneliti Nilai emp Gap Peluang Antrian Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Sepeda Motor 1 Achyani Agustina Pratiwi 1,0 1,10 – 1,20 0,23 – 0,48 - √ 2 Yasintha Ika Pramesti 1,0 2,38 0,40 - √ 3 Putri Khoriyah Utami 1,0 1,58 0,44 - √

II.2 Gambaran Umum Persimpangan

Simpang dibedakan menjadi dua jenis yaitu simpang tak bersinyal dan simpang bersinyal. Sinyal dalam pengertian disini adalah lampu lalu lintas traffic light. Pada simpang tak bersinyal, para pemakai jalan memutuskan sendiri apakah mereka merasa cukup aman untuk langsung melewati atau harus berhenti dahulu sebelum melewati simpang tersebut. Sedangkan yang bersinyal, para pemakai jalan harus mematuhi lampu lalu lintas, yaitu bila menunjukkan warna hijau berarti boleh melewati, warna merah berarti harus berhenti, dan warna kuning boleh melewati tetapi harus hati-hati dan siap untuk berhenti. Morlock, E.K.1995, 240 Menurut manual kapasitas jalan indonesia 1997, dua buah ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, berpotongan, atau bersilangan disebut dengan persimpangan intersection. Untuk suatu persimpangan yang pergerakan arus lalu lintas dari setiap lengan persimpangannya cukup rendah, penanganan persimpangan yang dapat dilakukan adalah dengan persimpangan sebidang tanpa perlunya pengaturan lampu lalu lintas. Secara umum Tamin,2008 terdapat 4 empat jenis penanganan persimpangan yang dapat dilakukan pada persimpangan sebidang tanpa pengaturan lampu lalu lintas, yaitu dengan pengaturan prioritas priority function, dengan Universitas Sumatera Utara 11 pengaturan kanalisasi, dengan pengaturan rambu dan marka, dengan bundaran roundabout. Dalam perencanaan persimpangan sebidang, perlu mempertimbangkan elemen dasar yaitu : 1. Faktor manusia, seperti kebiasaan mengemudi, waktu pengambilan keputusan, dan waktu reaksi. 2. Pertimbangan lalu lintas , seperti kapasitas, pergerakan berbelok, kecepatan kendaraan, ukuran kendaraan, dan penyebaran kendaraan. 3. Elemen fisik, seperti jarak pandang dan fitur-fitur geometrik. 4. Faktor ekonomi, seperti konsumsi bahan bakar, nilai waktu. Berdasarkan pengaturan lalu lintas pada simpang dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Simpang bersinyal Pada simpang ini, arus kendaraan yang memasuki persimpangan diatur secara bergantian untuk mendapatkan prioritas dengan berjalan terlebih dahulu yang dikendalikan oleh lampu lalu lintas traffic light. 2. Simpang tak bersinyal Pada simpang tak bersinyal berlaku aturan yang disebut “General Priority Rute” yaitu kendaraan yang terlebih dahulu berada di persimpangan mempunyai hak untuk berjalan terlebih dahulu daripada kendaraan yang akan memasuki persimpangan. Berdasarkan penanganan pada simpang sebidang tanpa pengaturan lampu lalu lintas yaitu simpang tak bersinyal dapat dikategorikan menjadi : 1. Persimpangan dengan prioritas 2. Persimpangan dengan rambu dan marka. Universitas Sumatera Utara 12 3. Kanalisasi 4. Bundaran. Kelebihan dari penerapan persimpangan tanpa lampu lalu lintas adalah : 1. Arus kendaraan selalu kontinue karena tanpa hambatan yang diakibatkan oleh lampu lalu lintas. 2. Tidak menghalangi Ambulance atau mobil kendaraan penting lainnya untuk lewat. 3. Resiko Kecelakaan menjadi lebih kecil karena aturan dalam persimpangan tanpa lampu lalu lintas lebih sedikit. 4. Biaya perawatan lebih sedikit. Kekurangan dari penerapan Persimpangan tanpa lampu Lalu Lintas adalah : 1. Biaya Investasi besar karena membutuhkan pembuatan pulau jalan atau bundaran. 2. Luas lahan yang dibutuhkan maksimal karena memerlukan jarak pandang besar. 3. Pengaturan pergerakan lalu lintas yang tergantung pada 4. kesadaran pengemudi kendaraan. Persimpangan merupakan tempat sumper konflik lalu lintas yang rawan terhadap kecelakaan karena terjadi konflik antara kendaraan dengan pejalan kaki. Oleh karena itu merupakan aspek penting didalam pengendalian lalu lintas. Masalah utama yang saling kait mengkaitkan pada persimpangan adalah : 1. Volume dan kapasitas yang secara langsung mempengaruhi hambatan 2. Desain geometrik dan kebebasan pandang 3. Kecelakaan dan keselamatan jalan, kecepatan, lampu jalan. Universitas Sumatera Utara 13 4. Parkir, akses dan pembangunan umum 5. Pejalan kaki 6. Jarak antar simpang.

II.3 Persimpangan Dengan Prioritas

Dokumen yang terkait

ANALISIS LALU LINTAS SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (STUDI KASUS PADA PERTIGAAN JALAN AHMAD YANI, ANALISIS LALU LINTAS SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (STUDI KASUS PADA PERTIGAAN JALAN AHMAD YANI, KUPANG – NUSA TENGGARA TIMUR).

0 2 14

PENDAHULUAN ANALISIS LALU LINTAS SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (STUDI KASUS PADA PERTIGAAN JALAN AHMAD YANI, KUPANG – NUSA TENGGARA TIMUR).

0 4 8

TUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL MANAHAN ATAS DASAR OBSERVASI EKUIVALENSI MOBIL PENUMPANG

2 7 106

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PASAR NANGKA ATAS DASAR OBSERVASI EKUIVALENSI MOBIL PENUMPANG

4 20 110

Kinerja Simpang Bersinyal dan Tak Bersinyal (Studi Kasus Simpang Bersinyal Gendengan dan Simpang Tak Bersinyal Jalan Dokter Moewardi – Jalan Kalitan, Surakarta).

0 0 5

Evaluasi Kinerja Simpang Tak Bersinyal Simpang Tiga Jalan Diponegoro - Jalan Bima Kabupaten Klaten.

0 1 4

Kinerja Simpang Bersinyal dan Tak Bersinyal (Studi Kasus Simpang Bersinyal Gendengan dan Simpang Tak Bersinyal Jalan Dokter Moewardi – Jalan Kalitan, Surakarta)

1 10 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Penentuan Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Simpang Tiga Tak Bersinyal Atas Dasar Kinerja Arus Lalu Lintas (Studi Kasus : Simpang Jalan Jamin Ginting Menuju Jalan Bunga Lau)

1 3 43

BAB I PENDAHULUAN - Penentuan Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Simpang Tiga Tak Bersinyal Atas Dasar Kinerja Arus Lalu Lintas (Studi Kasus : Simpang Jalan Jamin Ginting Menuju Jalan Bunga Lau)

0 2 7

Penentuan Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Simpang Tiga Tak Bersinyal Atas Dasar Kinerja Arus Lalu Lintas (Studi Kasus : Simpang Jalan Jamin Ginting Menuju Jalan Bunga Lau)

0 1 21