Karakteristik Kendaraan Pengertian emp Metode Perhitungan emp .1 Metode Penyusulan

19 lintas. Pengukuran dilakukan dari bumper depan ke bumper depan kendaraan yang berurutan. Data headway diukur dengan memakai stopwatch. b. Spacing adalah jarak antara kendaraan yang berurutan didalam arus lalu lintas, yang dihitung dari muka kendaraan yang satu dengan muka kendaraan dibelakangnya meterkendaraan. Data spacing diperoleh dengan survei dari foto udara. Volume lalu lintas tergantung pada time headway, demikian berlaku pula sebaliknya. Jika arus lalu lintas mencapai maksimum, maka Time Headway akan mencapai minimum dan jika volume mengecil, time headway akan mencapai maksimum.

II.5 Karakteristik Kendaraan

Karakteristik kendaraan berdasarkan fisiknya dibedakan berdasarkan pada dimensi, berat, dan kinerja. Kendaraan yang ada di Indonesia diklasifikasikan sesuai dengan jenis kendaraan di dalam sistem transportasi jalan raya, seperti terlihat dalam tabel berikut : Tabel.2.3 Tabel Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi Kendaraan Defenisi Jenis-Jenis Kendaraan Kendaraan ringan Kendaraan ringan LV = light vehicle Kendaraan bermotor 2 as beroda 4 dengan jarak as 2-3 cm Mobil pribadi, oplet, mikrobis, pick up, truk kecil Kendaraan umum Kendaraan umum HV = heavy vehicle Kendaraan bermotor dengan lebih dari empat roda Bus, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi sesuai sistem klasifikasi bina marga Sepeda motor Sepeda motor MC = motor cycle Kendaraan bermotor dengan dua atau tiga roda Sepeda motor dan kendaraan roda tiga sesuai sistem klasifikasi bina marga Universitas Sumatera Utara 20 Kendaraan tak bermotor Kendaraan tak bermotor UM = unmotor cycle Kendaraan beroda yang menggunakan tenaga manusia atau hewan Sepeda, becak dayung, kereta kuda, kereta dorong Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997.

II.6 Pengertian emp

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 emp merupakan faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan mobil penumpang atau kendaraan ringan lainnya sehubungan dengan dampaknya pada perilaku lalu lintas untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan lainnya, emp = 1,0 Tabel 2.4 Tabel emp untuk simpang tiga tak bersinyal No Jenis kendaraan Nilai emp 1 Kendaraan ringan 1,0 2 Sepeda motor 0,5 3 Kendaraan berat 1,3 II.7 Metode Perhitungan emp II.7.1 Metode Penyusulan Metode penyusulan yang dikutip dari thesis Agus 2005 secara teoritis hasrat menyusul bisa didefenisikan sebagai penyusulan oleh kendaraan yang lebih cepat terhadap kendaraan yang lambat, dengan kondisi masing-masing kendaraan berada pada kecepatan normal untuk ruang jalan yang ditinjau. Jumlah penyusulan secara teoritis untuk mobil penumpang bisa diperoleh dengan pemisahan total volume lalu lintas ke dalam kendaraan penyusul dan yang disusul, kemudian menjumlahkan banyaknya penyusulan oleh kendaraan cepat terhadap kendaraan yang lebih lambat. Universitas Sumatera Utara 21 Nilai emp untuk sebuah kendaraan dievaluasi dengan membandingkan jumlah penyusulan secara teoritis kendaraan tersebut terhadap jumlah penyusulan teoritis mobil penumpang. Sehingga nilai emp dapat dinyatakan sebagai berikut : E = Pkp Pkt..................................................................................................................2.1 Dimana : E = Nilai ekivalensi mobil penumpang Pkp = Jumlah penyusulan secara teoritis oleh mobil penumpang Pkt = Jumlah penyusulan secara teoritis oleh suatu kendaraan dalam satu kilometer dalam waktu tertentu

II.7.2 Metode Waktu Perjalanan

Menurut Keller et al 1984 yang dikutip dalam thesis agus 2005 dalam memperkirakan nilai emp kendaraan berat di ruas jalan arteri perkotaan yaitu dengan memperkirakan jumlah keterlambatan oleh kendaraan dari berbagai ukuran dan beratnya. Studi ini didasarkan pada pengaruh relatif pengurangan kapasitas dari kendaraan besar berbanding lurus terhadap pertambahan keterlambatan yang disebabkan oleh kendaraan tersebut bila dibandingkan dengan kasus yang sama pada mobil penumpang. Berdasarkan hal tersebut dihipotesiskan pengaruh relatif pengurangan kapasitas jalan dihitung dalam emp, dapat diperkirakan sebagai pembanding dari total waktu perjalanan dari kendaraan berat terhadap mobil penumpang ketika melakukan perjalanan melalui jaringan jalan perkotaan. Universitas Sumatera Utara 22

II.7.3 Metode Jam Kendaraan

Menurut Sumner et al 1983 kapasitas jalan disuatu titik tertentu secara konvensional dinyatakan dalam jumlah maksimum kendaraan yang melewati titik tersebut per satuan waktu. Penerapan definisi ini disuatu penggalan jalan dapat dinyatakan dalam jam kendaraan, yaitu perkalian jumlah kendaraan dengan waktu tempuh dari kendraan-kendaraan yang melalui penggalan jalan tersebut. Semakin lambat kendaraan dari kendaraan lain akan memerlukan jumlah jam kendaraan lebih banyak untuk trip yang sama terhadap sebuah mobil penumpang.

II.7.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisa regresi linier berganda adalah suatu metode statistik. Untuk menggunakannya, terdapat beberapa asumsi yang perlu diperhatikan Tamin,2008. a. Nilai variabel, khususnya variabel bebas, mempunyai nilai tertentu atau merupakan nilai yang didapat dari hasil survey tanpa kesalahan berarti. b. Variabel tidak bebas y harus mempunyai hubungan korelasi linier dengan variabel bebas x. Jika hubungan tersebut tidak linier, transformasi linier harus dilakukan, meskipun batasan ini akan mempunyai implikasi lain dalam analisis residual. c. Efek variabel bebas pada variabel tidak bebas merupakan penjumlahan, dan harus tidak ada korelasi yang kuat antara sesama variabel bebas. d. Variansi variabel tidak bebas terhadap garis regresi harus sama untuk semua nilai variabel bebas. Universitas Sumatera Utara 23 e. Nilai variabel tidak bebas harus tersebar normal atau minimal mendekati normal. f. Nilai variabel bebas sebaiknya merupakan besaran yang relatif mudah diproyeksikan.

II.7.5 Metode rasio headway

Dokumen yang terkait

ANALISIS LALU LINTAS SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (STUDI KASUS PADA PERTIGAAN JALAN AHMAD YANI, ANALISIS LALU LINTAS SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (STUDI KASUS PADA PERTIGAAN JALAN AHMAD YANI, KUPANG – NUSA TENGGARA TIMUR).

0 2 14

PENDAHULUAN ANALISIS LALU LINTAS SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (STUDI KASUS PADA PERTIGAAN JALAN AHMAD YANI, KUPANG – NUSA TENGGARA TIMUR).

0 4 8

TUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL MANAHAN ATAS DASAR OBSERVASI EKUIVALENSI MOBIL PENUMPANG

2 7 106

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PASAR NANGKA ATAS DASAR OBSERVASI EKUIVALENSI MOBIL PENUMPANG

4 20 110

Kinerja Simpang Bersinyal dan Tak Bersinyal (Studi Kasus Simpang Bersinyal Gendengan dan Simpang Tak Bersinyal Jalan Dokter Moewardi – Jalan Kalitan, Surakarta).

0 0 5

Evaluasi Kinerja Simpang Tak Bersinyal Simpang Tiga Jalan Diponegoro - Jalan Bima Kabupaten Klaten.

0 1 4

Kinerja Simpang Bersinyal dan Tak Bersinyal (Studi Kasus Simpang Bersinyal Gendengan dan Simpang Tak Bersinyal Jalan Dokter Moewardi – Jalan Kalitan, Surakarta)

1 10 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Penentuan Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Simpang Tiga Tak Bersinyal Atas Dasar Kinerja Arus Lalu Lintas (Studi Kasus : Simpang Jalan Jamin Ginting Menuju Jalan Bunga Lau)

1 3 43

BAB I PENDAHULUAN - Penentuan Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Simpang Tiga Tak Bersinyal Atas Dasar Kinerja Arus Lalu Lintas (Studi Kasus : Simpang Jalan Jamin Ginting Menuju Jalan Bunga Lau)

0 2 7

Penentuan Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Simpang Tiga Tak Bersinyal Atas Dasar Kinerja Arus Lalu Lintas (Studi Kasus : Simpang Jalan Jamin Ginting Menuju Jalan Bunga Lau)

0 1 21