Dasar Pendidikan Agama Islam

pendidikan Islam menurut Muhammad Qutub ialah meletakkan dasar yang harus memberikan petunjuk agar manusia memelihara hubungannya yang terus-menerus dengan Allah swt. c. Tujuan Pendidikan Akal Pendidikan yang dapat membantu tercapainya tujuan akal, seharusnya dengan bukti-bukti yang memadai dan relevan dengan apa yang mereka pelajari. Karena pada dasarnya pendidikan Islam bukan hanya memberi titik tekan pada hafalan, sementara proses intelektualitas dan pemahaman dikesampingkan. d. Tujuan Sosial Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial adalah menitikberatkan pada perkembangan karakter-karakter manusia yang unik, agar manusia mampu beradaptasi dengan standar-standar masyarakat bersama-sama dengan cita-cita yang ada padanya. Keharmonisan menjadi karakteristik utama yang ingin dicapai dalam tujuan pendidikan Islam. 27 Dari pemaparan diatas tentang tujuan pendidikan Islam adalah bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang sempurna insan kamil, sesuai ajaran dan kepribadian Rosulullah, guna mendekatkan diri kepada Allah demi mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

6. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah Swt. Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. Ruang lingkup pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. 27 Armai Arief, op, cit. h. 21 Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan disekolah adalah : a. Pengajaran keimanan Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun islam b. Pengajaran akhlak Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik. c. Pengajaran ibadah Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah. d. Pengajaran fiqih Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum islam yang bersumber pada Al-Quran, Sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari e. Pengajaran Al-Quran Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang dimasukan dalam materi pendidikan agama islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya. f. Pengajaran sejarah Islam Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan Agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai Agama Islam. 28

7. Nilai-Nilai Pendidikan Islam

Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari nilai dan nilai itu diinstitusikan.Institusional nilai yang terbaik adalah melalui upaya pendidikan. Pandangan Freeman But dalam bukunya yang berjudul Culture History Of Westren Education yang dikutip oleh Muhaimin dan Mujib menyatakan bahwa hakikat pendidikan adalah proses transformasi dan internalisasi nilai. Proses pembiasaan nilai, proses rekonstruksi nilai serta penyesuaian nilai. 29 Dalam pendidikan Islam terdapat bermacam-macam nilai Islam yang mendukung dalam pelaksanaan pendidikan bahkan menjadi suatu rangkaiaan atau sistem didalamnya. Nilai tersebut menjadi pengembangan jiwa anak sehingga dapat memberikan out put bagi pendidikan yang sesuai dengan harapan masyarakat luas. Dengan banyaknya nilai-nilai pendidikan peneliti mencoba membatasi pembahasan dari penulisan skripsi ini dan membatasi nilai-nilai pendidikan Islam dengan nilai Tauhid aqidah, nilai Ibadah, nilai akhlaq, dan nilai sosial kemasyarakatan.

a. Nilai-nilai Tauhid atau Aqidah

Aqidah adalah bentuk masdar dari kata ‘aqoda-ya’qidu-‘aqidatan yang berarti ikatan, simpulan, perjanjian, tokoh.Sedangkan secara teknis aqidah berarti iman, keyakinan dan kepercayaan.Sehinggga jika disimpulkan aqidah adalah keyakinan yang menghujam dalam hati manusia. 30 Tauhid adalah menghambakan diri hanya kepada Allah swt, tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah. Hakikat tauhid adalah permulaan dan penghujung jalan hidup.Segala peningkatan Taraqqi maupun penjenjangan Tadaruj yang dicurahkan kepada tauhid sehingga manusia dapat mengukur kedekatan dan kejauhan hati manusia dengan Allah. 31 Dalam hal ini manusia diwajibkan untuk memiliki keimanan terhadap apa 28 Arizona.blogspot.com201206.ruang-lingkup-pendidikan-agama-islam. 29 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung : Trigenda karya, 1993,hal. 127. 30 Muhaimin dkk.Pemikiran Pendidikan Islam…hal. 242 31 Jamaluddin Kafie, Tasawuf Kontemporer, Jakarta : Republika, 2003, cet.ke-2, hal. 119. yang ada dalam rukun iman. Dan dilarang menyekutukan Allah terhadap segala hal, dan hal tersebut disebut syirik.Dosa syirik tidak dapat diampuni, karena perbuatan syirik adalah termasuk kedalam dosa besar. Ibnu Taimiyah dalam bukunya “Aqidah al-Watsithiyah” yang di kutip oleh Muhaimin dkk, menerangkan bahwa makna aqidah dengan suatu perkara yang harus dibenarkan dalam hati, dengan jiwa menjadi tenang sehingga jiwa menjadi mantap tidak dipengaruhi keraguan dan juga tidak dihantui oleh buruk sangka. Sebagaimana dikutip dalam bukunya “Al-‘Aqoid” Hasan Al-Banna menyatakan aqidah sebagai suatu yang seharusnya hati membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih dari kebimbangan dan keraguan. 32 Dari pengertian tersebut menggambarkan bahwa ciri-ciri aqidah dalam Islam adalah sebagai berikut : a Aqidah didasarkan pada keyakinan hati, karena itu aqidah tidak menuntut yang serba rasional dalam aqidah b Aqidah Islam sesuai dengan fitrah manusia sehingga pelaksanaan aqidah dapat menimbulkan ketenangan dan ketentraman. c Aqidah Islam diasumsikan sebagai perjanjian dan kokoh, maka dalam pelaksanaan aqidah harus penuh keyakinan tanpa didasari dengan keraguan dan kebimbangan. d Aqidah Islam tidak sebatas hanya diyakini, lebih lanjut lagi perlu pengucapan dengan kalimat “Thoyibah” dan diamalkan dengan perbuatan yang shaleh. e Keyakinan dalam aqidah Islam merupakan masalah yang supraempiris, maka dalil yang dipergunakan dalam pencarian kebenaran tidak hanya didasarkan atas indra dan kemampuan manusia, melainkan membutuhkan wahyu yang dibawa oleh para Rasul Allah SWT. Dalam Islam aqidah merupakan masalah asasi yang merupakan misi pokok yang diemban para Nabi, baik-tidaknya seseorang dapat ditentukan dari 32 Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta : Kencana, 2007, cet.ke-2, hal. 259-260.