26
pemeliharaan tersebut dapat dilakukan seperti atau dengan bantuan orang lain.
39
Dengan pemeliharaan dan perawatan yang baik, diharapkan barang perlengkapan yang dimiliki sekolah enak dilihat, mudah dipergunakan dan
tidak cepat rusak. Untuk itu kesadaran dan tanggung jawab dari semua pihak.
d. Inventarisasi
Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” Latin = inventarium yang berarti daftar barang-barang, bahan dan sebagainya. Inventarisasi sarana dan
prasarana pendidikan adalah pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang secara tertib dan
teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku. Barang inventaris sekolah adalah semua barang milik negara yang dikuasai sekolah baik
yang diadakandibeli melalui dana dari pemerintah, DPP maupun diperoleh sebagai pertukaran, hadiah atau hibah serta hasil usaha pembuatan sendiri di
sekolah guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar.
40
Hal ini sesuai dengan keputusan menteri keuangan RI Nomor Kep. 225MKV41971 bahwa barang milik negara berupa semua barang yang
berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber baik secara keseluruhan atau bagian sebagainya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBN ataupun dana lainnya yang barang-barang dibawah penguasaan kantor departemen dan kebudayaan, baik yang berada di dalam maupun luar
negeri.
41
39
Tholib, Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Studia Pres, tt, h. 103.
40
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajamen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis
Sekolah, Jakarta: Depdiknas, 2007, h. 41.
41
Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, Cet. I, h. 55
27
Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah menurut Bafadal 2003 meliputi:
a Pencatatan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan didalam buku penerimaan barang, buku bukan inventaris, buku kartu stok
barang. b Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang tergolong barang
inventaris. Caranya dengan membuat kode barang dan menempelkannya atau menuliskannya pada badan barang
perlengkapan yang tergolong sebagai barang inventaris. Tujuannya adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali
semua perlengkapan pendidikan di sekolah baik ditinjau dari kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis golongannya.
Biasanya kode barang itu berbentuk angka atau numerik yang menunjukkan departemen, lokasi, sekolah, dan barang.
c Semua perlengkapan pendidikan di sekolah yang tergolong barang inventaris harus dilaporkan. Laporan tersebut sering disebut dengan
istilah laporan mutasi barang. Pelaporan dilakukan dalam periode tertentu, sekali dalam satu triwulan. Dalam satu tahun ajaran misalnya,
pelaporan dapat dilakukan pada bulan juli, oktober, januari, dan april tahun berikutnya.
42
Selanjutnya penyimpanan adalah penerimaan, meyimpankan, dan mengeluarkan barang diatur digudang sebagaimana yang dimaksudkan
dalam pasal 55 dan 77 UU perbendaharaan Indonesia ICW.
43
Penyimpanan adalah penampungmewadahi hasil pengadaan barang-barang demi keamanan, baik yang belum maupun yang akan di distribusikan.
44
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyimpanan adalah suatu kegiatan menampung barang-barang yang akan digunakan
dalam proses belajar mengajar agar tidak rusak dan hilang. Untuk keperluan penyimpanan barang biasanya digunakan gudang.
Untuk mempersiapkan sebuah gudang perlu diperhatikan beberapa faktor seperti lokasi, konstruksi, bentuk, keamanan, dan tata letak barang. Tholib
42
Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan…, h. 56-59.
43
Piet A, Sahertian, Dimensi Administrasi ..., h. 191.
44
Ary, H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996, cet. 1, h. 139.
28
Kasan menjelaskan ada beberapa prinsip dalam penyimpanan peralatan dan perlengkapan pengajaran sekolah diantaranya adalah:
a Semua alat-alat dan perlengkapan harus disimpan di tempat-tempat yang bebas dari faktor-faktor perusak seperti panas, lembab, lapuk dan
serangga. b Mudah dikerjakan, baik untuk menyimpan maupun untuk di
keluarkan. c Mudah didapat bila sewaktu-waktu diperlukan.
d Tanggumg jawab untuk pelaksanaan yang tepat dari tiap-tiap penyimpanan harus dirumuskan secara terperinci dan dipahami
dengan jelas oleh semua pihak yang berkepentingan. e Harus diadakan inventarisasi secara berkala.
45
e. Penghapusan