1. Opini Audit Going Cocern
Opini audit going cocern ini adalah opini audit yang berada pada lingkup pemberian pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan, dimana auditor dapat meyakini rencana manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencana menajemen tersebut dapat secara efektif
dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai. Going concern
adalah salah satu konsep yang paling penting yang mendasari pelaporan keuangan Gray Manson, 2000. Adalah tanggung
jawab utama director untuk menentukan kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern dan tanggung jawab auditor
untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar going concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan
keuangan Setiawan, 2006. Menurut Altman dan McGough 1974 masalah going concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi
kekurangan defisiensi likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian
operasi yang terus-menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi.
Audit report dengan modifikasi atau bahasa penjelasan mengenai going
concern mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko
perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis. Auditor harus mempertimbangkan
hasil dari
operasi, kondisi
ekonomi yang
mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran hutang, dan
kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang dari penelitian yang dilakukan Praptitorini 2007 dari 348 perusahaan manufaktur sampel
penelitian dari periode 1997 sampai dengan 2002. PSA No.30 memberikan pedoman kepada auditor mengenai dampak
kemampuan satuan usaha dalam mepertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini auditor sebagai berikut :
1. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu pantas, ia harus: a. memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang
ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, dan
b. menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan.
Dijelaskan dalam SA Seksi 341 ; Paragraf 06 mengenai pertimbangan
auditor atas
kemampuan entitas
dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya,
auditor dapat
mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu
yang, jika
dipertimbangkan secara
keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa
tersebut akan tergantung atas keadaan, dan beberapa diantaranya
kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain.
Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa tersebut: 1 Trend negatif - sebagai contoh, kerugian operasi yang
berulangkali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, ratio keuangan penting yang jelek.
2 Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan - sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau
perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit
biasa, rektrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar
aktiva. 3 Masalah intern - sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan
hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak
bersifat ekonomis,
kebutuhan untuk
secara signifikan
memperbaiki operasi. 4 Masalah luar yang telah terjadi - sebagai contoh, pengaduan
gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah- masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan
entitas untuk beroperasi; kehilangan franchise, lisensi atau paten penting; kehilangan pelanggan atau pemasok utama; kerugian
akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan
pertanggungan yang tidak memadai. 2. Jika manajemen tidak memiliki rencana yang dapat mengurangi dampak
dari kondisi atau peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya auditor mempertimbangkan
untuk memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer. 3. Jika manajemen memiliki rencana tersebut, langkah selanjutnya yang
harus dilakukan
auditor adalah
menyimpulkan berdasarkan
pertimbangannya atas efektivitas rencana tersebut.
Auditor harus memperoleh informasi tentang rencana manajemen tersebut dan mempertimbangkan apakah ada kemungkinan bila rencana manajemen
tersebut dapat secara efektif dilaksanakan, mampu mengurangi dampak negatif merugikan kondisi dan peristiwa tersebut dalam jangka waktu yang
pantas. Pertimbangan auditor yang berhubungan dengan rencana manajemen dapat meliputi Sukrisno, Agoes : 2004 :
a. Rencana untuk menjual aktiva b. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi utang
c. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran d. Rencana untuk menaikkan modal pemilik
Jika informasi keuangan prospektif sangat signifikan bagi rencana manajemen, auditor harus meminta kepada manajemen untuk menyediakan
informasi tersebut dan harus mempertimbangkan cukup atau tidaknya dukungan terhadap asumsi signifikan yang melandasi informasi itu. Auditor
harus menaruh perhatian khusus atas asumsi yang: a. Material bagi informasi keuangan prospektif.
b. Rentan atau mudah sekali berubah. c. Tidak konsisten dengan trend masa lalu.
C. Kondisi Keuangan Perusahaan