waktu jatuh tempo. Manfaat status default hutang sebelumnya telah diteliti oleh Chen dan Church 1992 dalam Praptitorini 2007 yang menemukan
hubungan yang kuat status default terhadap opini going concern. Semenjak auditor lebih cenderung disalahkan karena tidak berhasil mengeluarkan opini
going concern setelah peristiwa-peristiwa yang menyarankan bahwa opini
seperti itu mungkin telah sesuai, biaya kegagalan untuk mengeluarkan opini going concern
ketika perusahaan dalam keadaan default, tinggi sekali. Karenanya, diharapkan status default dapat meningkatkan kemungkinan
auditor mengeluarkan laporan going concern. Praptitorini 2007 menunjukkan bahwa variabel debt default, kondisi
keuangan, dan opini audit tahun sebelumnya signifikan berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ramadhany 2004 yang menemukan bukti yang kuat antara pemberian status debt default dengan
masalah going concern ini.
F. Opini Audit Tahun Sebelumnya
Mutchler 1984 melakukan wawancara dengan praktisi auditor yang menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concern pada
tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang sama pada tahun berjalan. Mutchler 1985 menguji pengaruh ketersediaan informasi
publik terhadap prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa model discriminant
analisis yang memasukkan tipe opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 persen dibanding
model yang lain. Penelitian oleh Ramadhany 2004 serta Setyarno 2006 memperkuat
bukti mengenai opini audit going concern yang diterima tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun berjalan. Ada hubungan positif yang
signifikan antara opini audit going concern tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya auditor
telah menerbitkan opini audit going concern, maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going cocern
pada tahun berikutnya.
H. Kerangka Dasar Penelitian
H 1 : Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap kemungkinan pemberian opini going concern oleh auditor.
H 2 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kemungkinan pemberian opini going concern oleh auditor.
H 3 : Debt default berpengaruh terhadap kemungkinan pemberian opini going concern
oleh auditor. H 4 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap kemungkinan
pemberian opini going concern oleh auditor.
VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN
Opini Tahun Sebelumnya
Kondisi Keuangan Perusahaan
Pertumbuhan Perusahaan
Debt Default
Penerimaan Opini Audit
Going Concern
G. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Hasil Penelitian Opini Audit Going Concern
No Peneliti
Sampel Variabel
Alat Analisis
Hasil Penelitian
1 Mutchler
1985 119
Perusahaan Manufaktur
6 Rasio Keuangan
Diskriminan Berganda
LTDA, NWTL TLTA berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern
2 Chen and
Cruch 1992
127 Perusahaan
6 Rasio Keuangan
dan Status Default
Hutang Regresi
Logistik Variabel keuangan
merupakan indikator yang penting untuk
memprediksi penerimaan opini audit going concern
3 Chen and
Cruch 1992
106 Perusahaan
Return saham dan 3
variabel pasar
Regresi Berganda
Auditee yang menerima opini going concern akan
mengalami return negatif di sekitar publikasi
laporan audit
4 Manao dan
Nursetyo 2002
55 Perusahaan
6 Rasio Keuangan
Paired sample t test
Rasio keuangan auditee yang diaudit oleh auditor
Big 5 lebih baik daripada yang diaudit non Big 5.
5 Hani dkk
2003 24
Perusahaan Perbankan
6 Rasio Keuangan
Regresi Logistik
Quick Ratio, Return on Asset dan Interest Margin
of Loans berpengaruh signifikan
6 Petronela
2004 141
Perusahaan 2 Rasio
Keuangan Analisis
Diskriminan Berganda
Return on Assets berpengaruh signifikan
7 Ramadhan
y 2004 86
Perusahaan Manufaktur
1 Variabel kondisi
keuangan dan 5 non
keuangan Regresi
Logistik Status default hutang,
kondisi keuangan dan opini tahun sebelumnya
berpengaruh signifikan
8 Setyarno
2006 59
Perusahaan Manufaktur
5 Rasio keuangan
dan 3 Variabel non
keuangan Regresi
Logistik Rasio Likuiditas dan opini
audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan
9 Praptitorini
2007 348
Perusahaan Manufaktur
2 Rasio Keuangan
dan 5 non keuangan
Regresi Logistik
Status Debt Default berpengaruh signifikan
10 Arga Fajar
2007 310
Perusahaan Manufaktur
3 Rasio Keuangan
dan 2 non keuangan
Regresi Logistik
Kondisi keuangan dengan model The Altman Model
dan Springate Model, Opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh signifikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan atau emiten yang memperoleh opini going concern dan opini non going concern dengan time series penelitian
selama 5 tahun yaitu periode Januari 2004 sampai dengan Desember 2008 pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia BEI.
1. Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel terikat Dependent Variable
dan variabel bebas Independent Variable. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel dummy. Dimana kategori 1 untuk auditee
yang menerima opini audit going concern dan kategori 0 untuk auditee yang menerima opini audit non going concern. Variabel independen terdiri atas
kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit pada tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan dan debt default. Definisi
operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Variabel Dependen 1 Opini audit going concern
Opini audit going concern merupakan opini audit modifikasi yang dalam
pertimbangan auditor
terdapat ketidakmampuan
atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam
menjalankan operasinya SPAP, 2001