Debt default atau kegagalan membayar hutang didefinisikan
sebagai kelalaian atau kegagalan perusahaan untuk membayar hutang pokok atau bunganya pada saat jatuh tempo Chen dan
Church, 1992. Variabel dummy digunakan 1 = status debt default, 0 = tidak debt default untuk menunjukkan apakah perusahaan
dalam keadaan default atau tidak sebelum pengeluaran opini audit.
4 Opini Audit tahun sebelumnya
Didefinisikan sebagai opini audit yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Variabel dummy digunakan, Opini audit
going concern GCAO diberi kode 1, sedangkan opini audit non going concern NGCAO diberi kode 0.
B. Metode Pengumpulan Data
Populasi sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 26 perusahaan dari total 98 perusahaan dimana terdapat 130 data laporan
keuangan yang di analisis. Pengambilan populasi sampel dilakukan dengan metode Purpossive Sampling dengan kriteria sebagai berikut :
1. Auditee sudah terdaftar di BEI 1 Januari 2004-2008. 2. Auditee tidak keluar delisting dari BEI selama periode penelitian 2004–
2008. 3. Auditee konsisten terhadap pengaruh kondisi ekonomi makro di Indonesia
maupun Internasional.
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut diperoleh pada auditee manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia BEI dari tahun 2004 -2008 yang telah dipublikasikan dalam websitenya dan tersedia di database perpustakaan Bursa Efek Indonesia BEI.
Dengan tujuan untuk mengetahui trend perkembangan penerimaan opini going concern semasa krisis finansial global dan tahun-tahun sesudahnya.
D. Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis 1. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif dalam penelitan ini pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah
dipahami dan diinterpretasikan. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain : maksimum, minimum, mean, dan standar deviasi.
2. Pengujian Statistik Pengujian ke lima hipotesis dilakukan dengan analisis multivariat
dengan menggunakan regresi logistik logistic regression, yang variabel bebasnya merupakan kombinasi antara metric dan non metric nominal
untuk menguji pengaruh kualitas audit, opini audit sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan debt default terhadap
penerimaan opini audit going concern. Uji regresi logistik digunakan karena pada pengujian ini memiliki variabel dependen yang menggunakan
dummy dan memiliki variabel independen yang diukur dengan skala rasio Windarty, 2002. Teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas
dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya Imam Ghozali, 2006 : 211. Gujarati 2003 menyatakan bahwa regresi logistik mengabaikan
heteroscedasitiy ,
artinya variabel
dependen tidak
memerlukan homoscedacity
untuk masing-masing variabel independennnya. SPSS versi 17 menyediakan prosedur regresi logistik yaitu :
a. Regresi Logistik Biner Binary Logistic Regression, adalah regresi logistik dimana variabel dependennya berupa variabel dikotomi atau
variabel biner. Contoh : variabel dikotomi atau variabel biner adalah sukses - gagal, ya - tidak, benar - salah, hadir - bolos, pria -
perempuan dan seterusnya.
Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut :
= Dummy
variabel opini audit kategori 1 untuk auditee
dengan opini audit going cocern GCAO dan 0 untuk auditee dengan opini audit non going
concern NGCAO.
= Konstanta
Z Score 1968 =
Kondisi keuangan perusahaan yang diproksikan
dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan. SALGR
= Rasio Pertumbuhan Penjualan Auditee.
DEBT =
Debt Default sebagai variabel dummy, 1 jika
perusahaan dalam keadaan default, dan 0 jika tidak PRIOP
= Opini audit yang diterima pada tahun sebelumnya
kategori 1 bila opini audit going concern GCAO,
0 bila bukan NGCAO =
Kesalahan Residual
1. Menilai Kelayakan Model Regresi
LN GC
1 - GC LN
GC 1 - GC
=
+ 1
Z score 1968 +
2
SALGR +
3 DEBT + 4 PRIOP +
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of fit
lebih besar daripada 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai
observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya Ghozali, 2006.
2. Menilai Model Fit Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal initial -2LL function
dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data Ghozali, 2006. Log Likelihood pada
regresi logistik mirip dengan pengertian Sum of Square Error pada model regresi, sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model
regresi semakin baik.
3. Estimasi parameter dan interpretasinya Estimasi parameter dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi
dari tiap variabel-variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antara
variabel. Pengujian
hipotesis dilakukan
dengan cara
membandingkan antara nilai probabilitas sig dengan tingkat signifikasi .
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia BEI
Pasar modal di Indonesia sudah dimulai sejak adanya zaman pemerintahan Belanda. Sedangkan perdagangan efek di Indonesia dimulai
sejak tanggal 14 Desember 1912. Tujuan awalnya adalah untuk menghimpun dana guna kepentingan pengembangan sektor perkebunan di
Indonesia. Investor yang berperan saat itu adlah orang-orang Hindia Belanda dan orang-orang Eropa linnya, sedangkan efek-efek yang
diperjualbelikan adalah saham dan obligasi milik perusahaan Belanda yang ada di Indonesia maupun yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia
Belanda. Perkembangan pasar modal ini cukup pesat, sehingga dibuka juga
Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Terjadinya gejolak politik di
Eropa pada awal tahun 1939 ikut mempengaruhi perdagangan efek yang ada di Indonesia. Akibatnya, pemerintah Belanda menutup Bursa Efek di
Surabaya dan Semarang, sehingga yang tersisa hanya Bursa Efek Jakarta. Namun, dengan terjadinya Perang Dunia kedua, Bursa Efek Jakarta pun