70
lain. Konsekuensi ketidakpuasan karyawan tersebut diantaranya adalah keluar dari perusahaan, bersikap pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk, temasuk
ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus menerus, kurangnya usaha, dan meningkatnya angka kesalahan. Sedangkan karyawan yang puas cenderung
memberikan kontribusi yang aktif bagi kemajuan perusahaan. Selanjutnya Robbins dan Judge 2008: 99 menyatakan bahwa kepuasan
kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya. Karyawan yang puas dan tidak
puas akan memiliki sikap dan perilaku yang berbeda dalam bekerja, karyawan yang puas tentu akan terdorong untuk berprestasi dalam bekerja sebaliknya
karyawan yang tidak puas akan memiliki kinerja yang cenderung negatif. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Efrizal 2011 melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Rumah Sakit Islam Malang. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan Rumah Sakit Islam Malang.
4.3.2 Perbedaan Prestasi Kerja Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan
Dari hasil pengujian dengan Uji
Two Way-Anova
terlihat bahwa nilai rata- rata
mean
prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan berbeda secara signifikan terlihat dari nilai F sebesar 4,681 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000 0,05. Hal ini juga terlihat dari hasil deskriptif statistik
Tow Way- Anova
yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata prestasi kerja karyawan berbeda satu sama lain sesuai dengan tingkat pendidikannya.
Universitas Sumatera Utara
71
Dari hasil pengujian Post Hoc untuk melihat perbedaan prestasi kerja antar kelompok tingkat pendidikan karyawan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
prestasi kerja yang signifikan antara karyawan yang yang berpendidikan SMA dengan karyawan yang berpendidikan D3. Sedangkan antara kelompok karyawan
yang berpendidikan SMA dengan kelompok karyawan yang berpendidikan S1 terdapat perbedaan prestasi kerja yang signifikan dengan selisih nilai prestasi
sebesar -0,48755. Selanjutnya antara kelompok karyawan yang berpendidikan D3 dengan S1 juga menunjukkan tidak ada perbedaan prestasi kerja yang signifikan.
Dengan demikian, perbedaan prestasi kerja yang signifikan hanya terdapat pada karyawan yang berpendidikan SMA dengan karyawan yang berpendidikan S1.
Hal ini umumnya karena karyawan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi karyawan umumnya memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi
dibanding karyawan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Secara umum karyawan dengan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih baik dalam hal tertib
administrasi, lebih paham dalam menjalankan prosedur kerja, lebih bijak dalam memecahkan persoalan yang dihadapi, serta lebih baik dalam berkomunikasi
dengan pelanggan. Dengan demikian, maka tingkat pendidikan karyawan akan berdampak pada prestasi kerjanya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Robbins dan Judge 2008: 56 menyatakan bahwa karakteristik individual
meliputi: karakteristik fisik, intelektual dan biografis. Terlihat bahwa salah satu karakteristik individu adalah karakteristik intelektual yang dapat diperoleh melalui
pendidikan sehingga tingkat pendidikan yang berbeda akan menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
72
kemampuan intelektual yang berbeda pula. Tingkat intelektual yang berbeda akan menyebabkan prestasi kerja yang berbeda. Dengan demikian tingkat pendidikan
karyawan akan berdampak pada prestasi kerjanya. Selanjutnya menurut Zainun 2001: 80 menyatakan bahwa pada dasarnya
pendidikan dimaksudkan untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia sebelum memasuki pasar tenaga kerja. Diharapkan hendaknya pengetahuan dan keahlian
yang diperoleh selama pendidikan dalam proporsi tertentu sesuai dengan syarat- syarat yang dituntut oleh suatu pekerjaan
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mufidah, Mandey, dan Mananeke 2014 melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Tingkat Pendidikan, Kompetensi dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Asuransi Jasaraharja Putera Manado”. Dengan menggunakan
metode analisis regresi linear berganda hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, kompetensi dan kompensasi berpengaruh positif dan
signifikan baik secara simultan maupun secara parsial. Adhanari 2005 melakukan penelitian dengan judul,
“Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi pada
Maharani Handicraft di Kabupaten Bantul ” menyimpulkan bahwa, variabel
tingkat pendidikan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel produktivitas kerja. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan indeks pada tingkat
pendidikan akan diikuti pula oleh kenaikan indeks tingkat produktivitas secara signifikan.
Universitas Sumatera Utara
73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan rata-rata
mean
prestasi kerja karyawan yang signifikan ditinjau dari kepuasan kerja pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Medan.
2. Ada perbedaan rata-rata
mean
prestasi kerja karyawan yang signifikan ditinjau dari tingkat pendidikan pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir
Medan. 3. Hasil Uji Post Hoc antar kelompok kepuasan kerja menunjukkan bahwa
ada perbedaan prestasi kerja yang signifikan antara kelompok karyawan yang tidak puas dengan kelompok karyawan yang cukup puas maupun
puas serta ada perbedaan prestasi kerja antara kelompok karyawan yang cukup puas dengan kelompok karyawan yang puas.
4. Hasil Uji Post Hoc antar kelompok tingkat pendidikan karyawan menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi kerja yang signifikan antara
kelompok karyawan yang berpendidikan SMA dengan kelompok karyawan berpendidikan S1. Namun tidak ada perbedaan prestasi kerja
yang signifikan antara kelompok karyawan yang berpendidikan SMA dengan S1 maupun kelompok karyawan yang berpendidikan D3 dengan
S1.
Universitas Sumatera Utara