oleh seleksi alam. Satu tempat perindukan Cx.Fatigans, menyukai genangan air dengan populasi tinggi. Berdasarkan ukuran, lamanya air genangan air tetap atau
sementara dan macam tempat air, klasifikasi genangan air dibedakan dalam beberapa tipe sebagai berikut :
i. Genangan air yang besar : a. Genangan air sementara atau tetap, yang terdiri atas tawar atau air payau ;
rawa-rawa, danau, kolam ikan, muara sungai, waduk, paya-paya, lagun, sawah.
b. Air mengalir : mata air, anak sungai, terusan atau kanal, sungai. c. Genangan air sementara : alamiah air hujan, air ditepi sungai, kubakan,
buatan parit-parit irigasi dari kanal, sawah, got buangan air limbah. ii. Genangan air yang kecil :
a. Alamiah lubang dipohon, pelepah daun, tonggak bambu atau kecil. b. Buatan manusia tangki air, bak mandi, drum, tempayan, vas bunga, tempat
minum burung, sumur, jamban yang tidak terpakai Depkes RI, 2001.
2.4. Transmisi Filariasis
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah, apabila orang tersebut mendapat gigitan nyamuk vektor yang mengandung larva infektif atau larva
stadium-3 L3. Nyamuk vektor dapat menjadi infektif apabila nyamuk tersebut menghisap darah dari orang atau binatang reservoir yang mengandung mikrofilaria.
Dengan demikian, manusia atau hospes reservoir yang mengandung mikrofilaria dalam darahnya merupakan sumber penularan. Kemampuan nyamuk vektor untuk
Agusri : Hubungan Karakteristik Masyarakat Petani Dengan Upaya Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa…, 2008 USU e-Repository © 2008
mendapatkan mikrofilaria saat menghisap darah terbatas. Apabila mikrofilaria terlalu banyak terhisap oleh nyamuk vektor maka dapat menyebabkan kematian nyamuk
vektor tersebut. Sebaliknya apabila mikrofilaria yang terhisap oleh nyamuk vektor terlalu sedikit maka kemungkinan terjadinya transmisi menjadi kecil Ditjen PPM
PL, 2002. Pada saat nyamuk menggigit kulit manusia maka larva L3 akan keluar dari
proboscis bersama air liur nyamuk. Pada saat nyamuk menarik probosisnya maka larva L3 akan masuk melalui luka bekas gigitan nyamuk menuju ke system limfe.
Untuk Brugia malayi dan Brugia timori dalam kurun waktu lebih 3,5 bulan, larva L3 akan menjadi cacing dewasa, sedangkan untuk Wuchereria bancrofti diperlukan
waktu kurang lebih 9 bulan. Bila seseorang yang rentan terhadap penyakit kaki gajah terinfeksi maka orang tersebut akan menunjukkan gejala penyakit kaki gajah.
Seseorang dapat terinfeksi penyakit kaki gajah, apabila orang tersebut mendapat gigitan dari nyamuk vektor ribuan kali. Hal ini sangat berbeda dengan transmisi yang
terjadi pada penyakit malaria dan demam berdarah. Dengan demikian, kepadatan vektor dalam penularan penyakit kaki gajah sangat berperan. Selain itu pengaruh
faktor lingkungan terutama suhu dan kelembaban udara mempengaruhi umur nyamuk dalam vektor. Transmisi tidak dapat terjadi apabila umur nyamuk vektor kurang dari
masa inkubasi ekstrinsik dari parasit. Masa inkubasi ekstrinsik yaitu waktu yang diperlukan untuk perkembangan mikrofilaria. Masa inkubasi ekstrinsik untuk
Wuchereria bancrofti antara 10-14 hari sedangkan Brugia malayi dan Brugia timori antara 8-10 hari Ditjen PPM PL, 2002.
Agusri : Hubungan Karakteristik Masyarakat Petani Dengan Upaya Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa…, 2008 USU e-Repository © 2008
2.5. Topografi