Spektrofotometer UV-Visible Metode Kjehdahl

2 0 Terdiri dari empat batang logam yang dapat diberikan muatan baik positif maupun negatif. Mass Analizer berfungsi secara selektif dengan mengatur sendiri voltase dari muatan batangan logam untuk berbagai massa ion, sehingga ion-ion yang dapat melewatinya hanya ion-ion yang sesuai dengan voltase dan massa ion yang diinginkan. 8. Detektor Ion-ion yang keluar dari penganalisis massa dideteksi dan jumlahnya diukur oleh detektor.

2.4.2. Spektrofotometer UV-Visible

Spektrofotometri adalah metode analisis kimia berdasarkan pengukuran absorbansi suatu contoh yang kemudian dibandingkan dengan deret standar. Dalam penggunaannya dewasa ini, istilah spektrofotometri menyiratkan pengukuran besarnya pengabsorbsian energi cahaya oleh suatu sistem kimia sebagai fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran pengabsorbsian yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu Underwood, 1999. Pengukuran memakai spektrofotometer ini bertujuan untuk menentukan absorbansi suatu zat. Semua molekul dapat mengabsorbsi radiasi dalam daerah UV-tampak karena mereka mengandung elektron, baik sekutu maupun menyendiri, yang dapat dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih tinggi. Ketika cahaya dengan panjang gelombang tertentu melalui larutan kimia yang diujikan, sebagian cahaya tersebut akan diabsorbsi oleh larutan. Hukum Beer’s yang 2 1 dikembangkan pada tahun 1852 oleh J.Beer’s menyatakan secara kuantatif adsorbsi ini sebagai: Log I I T = ε.L.C…………………………………. Keterangan : I = Intensitas cahaya sebelum melewati sampel I T = Intensitas cahaya setelah melewati sampel ε = Koefisien ekstingsi, yaitu konstanta yang tergantung pada sifat alami dari senyawa substansi dan panjang gelombang yang digunakan untuk analisis. L = Panjang atau jarak cahaya yang melewati sampel C = Konsentrasi larutan yang dianalisa Hubungan I I T akan lebih cepat dipahami dengan melihat kebalikan dari perbandingan tersebut yakni I T I sebagai transmitansi T dari larutan. Log I I T dikenal sebagai absorbansi A larutan. Pernyataan ini akan menghasilkan persamaan A = - log T dengan A = ε.L.C. hal yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa persamaan ini menyerupai dengan persamaan garis lurus y = mx + b.

2.4.3. Metode Kjehdahl

Analisis kadar nitrogen total dengan metode kjehdahl pada dasarnya dibagi menjadi tiga tahap: tahap destruksi, tahap destilasi, dan tahap titrasi. Prinsip kerja dari metode ini adalah Nitrogen dalam contoh dihidrolisis dengan asam sulfat membentuk senyawa ammonium sulfat. Kemudian direduksi dengan natrium tiosulfat membentuk senyawa ammonium. Ammonium yang dihasilkan disuling 2 2 dalam suasana alkali dengan penampung hasil sulingan larutan asam borat. Titrasi hasil sulingan dengan larutan asam sulfat sampai warna hijau berubah menjadi merah jambu dengan indikator metal merah:metal biru 1:1 SNI, 2000.

2.4.4. Metode Soxtex