UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
disimpan  dalam  wadah  kedap  udara  yang  berisi  silika,  setelah  bobot konstan  film  dipotong  sesuai  ukuran.  Sebagian  film  kemudian  dilapisi
dengan  backing  membran  tegaderm  sehingga  menjadi  patch,  kemudian patch dievaluasi karakteristiknya.
3.3.2  Pembuatan Larutan Buffer Fosfat pH 6,8 Dibuat  dengan  mencampur  sebanyak  250  mL  larutan  kalium  dihidrogen
fosfat  0,2  M  dengan  112  mL  NaOH  0,2  M  kemudian  dicukupkan volumenya dengan air bebas karbondioksida hingga volumenya 1000 mL.
3.3.3  Pembuatan Kurva Kalibrasi 3.3.3.1
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
maks
Dilakukan  scanning  panjang  gelombang  dari  larutan  standar  natrium diklofenak dengan konsentrasi 6 ppm menggunakan spektrofotometer UV-
Visibel dengan panjang gelombang 200-300 nm Wardana, 2013.
3.3.3.2 Pembuatan Larutan Standar Natrium Diklofenak
Ditimbang  secara  akurat  5  mg  Natrium  diklofenak  kemudian  dilarutkan dalam 50 mL buffer fosfat pH 6,8 sehingga diperoleh larutan induk standar
sebesar  100  gmL.  Dari  larutan  induk  tersebut  diambil  sebanyak  200, 400, 600, 800,
dan 1000  L kemudian dicukupkan volumenya hingga 10 mL, sehingga dihasilkan larutan dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm.
Masing-masing  larutan  standar  natrium  diklofenak  diambil  dan  diukur absorbansi  larutan  tersebut  dengan  panjang  gelombang  maksimum  275,5
nm sesuai hasil scanning sebelumnya Wardana,2013.
3.3.4  Evaluasi Viskositas Cairan Pembentuk Film CPF Pengujian  dilakukan  menggunakan  viskotester  HAAKE  6R  terhadap
setiap  CPF  sesuai  formula  menggunakan  spindel  R2  dengan  kecepatan putar  100  rpm  pada  suhu  ruang  R.  Yogananda    Bulugondla,  2012
dengan modifikasi secara triplo.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.5
Organoleptis Film Pengamatan mikroskopik  penampang  membujur dan melintang  film serta
makroskopik secara visual fisik film dan patch meliputi warna dan tekstur permukaan J. Balasubramanian et al., 2012.
3.3.6  Pengambilan Sampel Sampel yang akan dikarakterisasi harus memiliki kadar natrium diklofenak
yang  sama  atau  hampir  sama.  Oleh  karena  itu,  dipilih  film  dengan  bobot yang  sama  atau  hampir  sama,  dengan  asumsi  bahwa  film  dengan  bobot
yang sama memiliki kandungan natrium diklofenak yang sama. Bobot film dengan  luas  yang  sama  dapat  dipengaruhi  oleh  ketebalan  film,  sehingga
perlu  diukur  keragaman  ketebalan  film  untuk  mendapatkan  sampel  yang sama atau hampir sama.
3.3.6.1 Pengukuran Bobot Sampel Pengujian dilakukan dengan cara menimbang film dan dipilih film dengan
bobot yang sama atau hampir sama kemudian dihitung massa rata-ratanya dan  simpangan  bakunya  R.  Yogananda    Bulugondla,  2012  dengan
modifikasi.
3.3.6.2 Pengukuran Ketebalan Sampel Ketebalan  film  NaCMC  diukur  dengan  mikrometer  digital  di  3  titik  pada
masing-masing  film,  kemudian  dihitung  rata-rata  ketebalannya  dan dinyatakan dalam satuan mikrometer  m R. Yogananda  Bulugondla,
2012 dengan modifikasi.
3.3.6.3 Pengukuran Kandungan Natrium Diklofenak pada Sampel Jumlah kandungan obat dari film ditentukan berdasarkan berat kering obat
dan  polimer  yang  digunakan  dengan  cara  metode  Spektrofotometer  UV. Tiga  unit  film  dengan  bobot  yang  sama  atau  hampir  sama  dari  setiap
formula  diambil  dan  dimasukkan  ke  dalam  labu  ukur  100  mL, ditambahkan 100 mL dapar fosfat pH 6,8 dan etanol 70 1:1 dan aduk
hingga  film  terlarut  sempurna.  Larutan  disaring,  diencerkan  dan absorbansi dibaca pada panjang gelombang maksimum. Rata-rata dari tiga
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
film  dianggap  sebagai  kandungan  obat  dalam  satu  unit  film  Chaudhary Amit, 2012 dengan modifikasi
3.3.7  Evaluasi Patch 3.3.7.1 Uji Pelipatan
Pengujian  dilakukan  dengan  cara  melipat  secara  berulang  satu  patch dengan  ukuran  2x1  cm
2
pada  tempat  yang  sama  hingga  patch  patah  atau dilipat  hingga  300  kali  secara  manual.  Jumlah  lipatan  yang  dapat  dilipat
pada  tempat  yang  sama  tanpa  patah  memberikan  nilai  daya  tahan  lipatan R. Yogananda  Bulugondla, 2012 secara triplo.
3.3.7.2
Pengukuran pH Permukaan Patch dengan ukuran 2x1 cm
2
dibiarkan mengembang pada 1 mL aquadest pH  7  selama  2  jam  dalam  suhu  ruang,  kemudian  pH  permukaan  diukur
menggunakan  kertas  indikator  pH  universal  R.  Yogananda  dan Bulugondla, 2012 dimodifikasi secara triplo.
3.3.7.3 Penetapan Kadar Air Patch Penetapan  kadar  air  dilakukan  menggunakan  metode  thermogravimetri.
Botol  timbang  dicuci  dan  dikeringkan  menggunakan  oven  pada  suhu 105±5°C.  setelah  itu,  bobot  botol  timbang  dan  sampel  diukur
menggunakan timbangan analitik. Sampel dikeringkan menggunakan oven pada suhu 105±5°C selama satu jam. Kemudian dinginkan pada desikator
selama  15  menit.  Bobot  sampel  diukur  kembali.  Sampel  dipanaskan kembali  hingga  bobot  konstan  Buckle  et  al.,  2008  dengan  modifikasi
secara duplo. Kadar air dihitung menggunakan persamaan berikut :
Keterangan: Wo = bobot awal sampel, dan Wt = bobot akhir sampel
3.3.7.4 Uji Derajat Pengembangan Swelling Index Studies Patch dengan ukuran 1x1 cm
2
dari setiap formula ditimbang secara akurat, kemudian  ditempatkan  ke  dalam  cawan  petri  yang  mengandung  25  mL
dapar  fosfat  pH  6,8.  Bobot  patch  ditimbang  setiap  5  menit.  Sebelum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ditimbang,  patch  dikeringkan  dengan  tissue.  Pengujian  dilakukan  hingga menit ke-30.
Derajat  pengembangan  S  dihitung  dengan  persamaan  R.  Yogananda Bulugondla, 2012 dengan modifikasi secara triplo :
Keterangan  :  Xo  =  bobot  sebelum  gram  dan  Xt  =  bobot  setelah berkontak dengan larutan dapar fosfat pH 6,8 gram
3.3.7.5 Uji Waktu Tinggal in vitro residence time Uji  waktu  tinggal  patch  dengan ukuran 2x1 cm
2
dilakukan menggunakan disintegrator  yang  dimodifikasi.  Uji  waktu  tinggal  menggunakan  800  mL
larutan dapar  fosfat  pH  6,8  yang dipertahankan  suhunya pada 37ºC  ± 0,2 sebagai  larutan  medium.  Mukosa  dari  gusi  sapi  segar  disiapkan  dan
direkatkan di atas permukaan kaca dengan bantuan perekat cyanoacrylate adhesive. Sebelum patch diletakkan di atas mukosa gusi, lapisan mukosa
terle bih  dahulu  dibasahi  dengan  50  L  larutan  dapar  fosfat  pH  6,8  lalu
patch diletakkan di atas permukaan mukosa dengan sedikit ditekan. Kaca tersebut  dimasukkan ke  dalam alat disintegrator,  lalu diamati waktu  yang
diperlukan  hingga  patch  terlepas  dari  permukaan  mukosa  gusi  Reddy  et al., 2011 dengan modifikasi secara triplo.
3.3.7.6 Uji Kemampuan Disolusi Zat Aktif Berdasarkan United States Pharmacopeia USP XXIII-B metode dayung
berputar  digunakan  untuk  mempelajari  pelepasan  obat  dari  patch  yang terdiri  dari  dua  lapis  atau  lebih.  Medium  disolusi  yang  digunakan  adalah
larutan buffer fosfat pH 6,8 sebanyak 900 mL dilakukan pada suhu 37°C ± 0,5°C,  dengan  kecepatan  putaran  50  rpm.  Lapisan  back  dari  patch
dilekatkan  pada  piringan  kaca  dengan  menggunakan  bahan  perekat. Piringan  ditempatkan  di  bagian  bawah  wadah  disolusi.  Sampel  5  mL
ditarik  pada  interval  waktu  yang  telah  ditentukan  dan  diganti  dengan sejumlah  larutan  dapar  fosfat  pH  6,8  dengan  volume  yang  sama.  Sampel
disaring  melalui  kertas  saring  whatman  dan  dianalisis  untuk  mengetahui kandungan  obat  setelah  dilakukan  pengenceran  yang  tepat  Koyi  dan
Khan, 2013 dengan modifikasi secara triplo.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.7.7 Uji Kemampuan Difusi Zat Aktif Pengujian  ini  dilakukan  dengan  menggunakan  franz  tipe  glass  diffusion
cell pada suhu 37ºC ± 0,2ºC. Mukosa gusi sapi segar diletakkan di antara kompartemen  donor  dan  reseptor.  Patch  dengan  ukuran  2x1  cm
2
diletakkan  dengan  bagian  lapisan  film  menghadap  ke  arah  mukosa. Kompartemen  donor  diisi  dengan  1  mL  buffer  fosfat  pH  6,8.
Kompartemen reseptor diisi dengan larutan dapar fosfat pH 6,8 dan diaduk mengunakan pengaduk magnetik dengan kecepatan 50 rpm. Pada interval
menit ke 0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, dan 360 diambil 1 mL larutan  dapar  fosfat  pH  6,8  dari  kompartemen  reseptor  dan  ditambahkan
juga  sejumlah  larutan  dapar  fosfat  pH  6,8  dengan  volume  yang  sama. Kemudian larutan tersebut diencerkan dan dianalisis dengan menggunakan
spektrofotometer  pada  panjang  gelombang  maksimum  R.  Yogananda Bulugondla, 2012 dengan modifikasi secara triplo.
30
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN