Kandungan Natrium Diklofenak pada Sampel Daya Tahan Lipatan

33 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Keterangan : a. Film sebelum dipotong; b. Film sesudah dipotong berukuran 2 x 1 cm 2 dengan keterangan F1atas, F2 tengah, dan F3 bawah Gambar 4.1. Gambar Makrokopik Film Keterangan : a. Gambar mikroskopik permukaan film; b. Gambar mikroskopik penampang film melintang dengan keterangan perbandingan konsentrasi HPMC:NaCMC berturut-turut 2:1 kiri, 1:1 tengah, dan 1:2 kanan perbesaran 100x Gambar 4.2. Gambar Mikroskopik Film

4.4 Kandungan Natrium Diklofenak pada Sampel

Kandungan natrium diklofenak pada sampel yang digunakan harus sama atau hampir sama. Oleh karena itu, dilakukan pengukuran kandungan zat aktif pada sampel dari masing-masing formula secara triplo. Sampel yang digunakan adalah sampel yang memiliki bobot dan ketebalan yang sama atau hampir sama. Dengan asumsi bahwa sampel dengan bobot dan ketebalan yang sama atau hampir sama akan memiliki b a b a 34 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kandungan natrium diklofenak yang sama atau hampir sama pula. Hal ini penting dilakukan untuk memudahkan proses sampling patch yang akan dikarakterisasi. Dari hasil data pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa bobot, ketebalan, dan kandungan zat aktif masing-masing formula memiliki simpangan baku yang cukup kecil, sehingga film yang dihasilkan dapat digunakan untuk karakterisasi patch. Hasil perhitungan persen kadar natrium diklofenak dalam sediaan patch F1, F2, dan F3 yang berukuran 2 x 1 cm 2 berturut-turut adalah 4,47, 4,20, dan 3,98. Tabel 4.2. Kandungan Natrium Diklofenak pada Sampel Formula Bobot mg Ketebalan µm Kandungan Zat Aktif µg Kadar F1 25,30 ± 0,26 93,56 ± 2,12 1131,4 ± 8,8 4,47 F2 25,37 ± 0,29 94,56 ± 1,54 1065,7 ± 8,4 4,20 F3 25,40 ± 0,17 87,22 ± 0,84 1011,0 ± 5,8 3,98 4.5 pH Permukaan Penetapan pH permukaan patch dilakukan untuk melihat adanya kemungkinan efek samping. Apabila patch memiliki pH asam atau basa dapat menyebabkan iritasi pada mukosa gingiva, sehingga diharapkan pH permukaan patch mendekati pH netral. pH permukaan patch diukur menggunakan pH indikator universal. pH permukaan dari setiap formula memiliki pH netral yaitu 7. Dari hasil pengukuran ini diharapkan patch tidak menimbulkan iritasi pada mukosa gusi. Hasil pengukuran pH permukaan patch juga sesuai dengan pH saliva normal manusia yaitu 5,6-7 Kaul, et al., 2011.

4.6 Daya Tahan Lipatan

Pengujian daya tahan lipatan patch ditentukan dengan cara melipat secara berulang satu patch pada tempat yang sama hingga patah atau dilipat hingga 300 kali secara manual. Hasil pengujian menunjukkan bahwa patch dari setiap formula tidak mengalami kerusakan hingga pelipatan ke-300. Penambahan gliserin sebagai plasticizer sebanyak 40 mampu membentuk lapisan polimer yang tidak mudah sobek Wardana, 2013. 35 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.3. Patch Sebelum Kiri dan Sesudah Kanan Dilakukan Uji Pelipatan 300 Kali 4 .7 Kadar Air Patch Penetapan kadar air dilakukan untuk melihat sisa air yang digunakan sebagai pelarut pada patch. Tabel 4.3. Kadar Air Patch Kadar air tertinggi terdapat pada formula F3 yang diikuti oleh F2 dan terendah terdapat pada F1. Hal ini dapat disebabkan karena F3 mengandung NaCMC lebih tinggi daripada formula lain, dimana NaCMC merupakan polimer anionik R. Yogananda dan Rakesh, 2012 yang memiliki kemampuan menarik air lebih besar daripada HPMC. Kadar air yang tinggi pada F3 dapat menjadi penyebab kadar natrium diklofenak pada F3 lebih kecil daripada kadar natrium diklofenak pada F1 dan F2, dimana kadar natrium diklofenak dihitung berdasarkan bobot total film yang digunakan tanpa dikurangi bobot air yang terkandung pada film tersebut. Jika bobot film dikurangi dengan kadar air, maka kandungan zat aktif pada F1, F2, dan F3 secara berturut-turut adalah 4,97, 4,97, dan 4,99.

4.8 Waktu Tinggal

Dokumen yang terkait

Formulasi Patch Natrium Diklofenak Berbasis Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) Sebagai Sediaan Lokal Penanganan Inflamasi pada Penyakit Periodontal.

3 35 80

Formulasi Patch Natrium Diklofenak Berbasis Sodium Carboxymethylcellulose (SCMC) sebagai Sediaan Lokal Penanganan Inflamasi pada Penyakit Periodontal

4 23 65

FORMULASI PATCH AMOKSISILIN DENGAN KOMBINASI POLIMER HPMC (Hidroksi Propil Metil Selulosa) DAN PVP (Polivinil Pirolidon) SEBAGAI PENDEKATAN PENANGANAN SARIAWAN

0 4 18

Pembuatan dan Evaluasi secara In Vitro Sediaan Oral Dissolving Film (ODF) Chlorpheniramine Maleate Menggunakan Kombinasi Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) dan Pektin

14 82 132

Pembuatan dan Evaluasi secara In Vitro Sediaan Oral Dissolving Film (ODF) Chlorpheniramine Maleate Menggunakan Kombinasi Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) dan Pektin

0 0 2

Pembuatan dan Evaluasi secara In Vitro Sediaan Oral Dissolving Film (ODF) Chlorpheniramine Maleate Menggunakan Kombinasi Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) dan Pektin

0 1 5

Pembuatan dan Evaluasi secara In Vitro Sediaan Oral Dissolving Film (ODF) Chlorpheniramine Maleate Menggunakan Kombinasi Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) dan Pektin

0 0 58

OPTIMASI FORMULA FLOATING TABLET FAMOTIDIN DENGAN KOMBINASI POLIMER HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA K100M DAN ETIL SELULOSA | Adyanti | Majalah Farmaseutik 27792 61066 1 SM

2 1 16

PEMBUATAN DAN EVALUASI SECARA IN VITROSEDIAAN ORAL DISSOLVING FILM (ODF)CHLORPHENIRAMINE MALEATE MENGGUNAKAN KOMBINASI POLIMER HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA (HPMC) DAN PEKTIN SKRIPSI

0 1 17

PERBANDINGAN PELEPASAN PROPRANOLOL HIDROKLORIDA DARI MATRIKS KITOSAN, ETIL SELULOSA (EC) DAN HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA (HPMC)

0 0 9