Teman kelompok memiliki keuntungan dibandingkan dengan otoritas yang lain dalam membantu. Mereka dapat menggunakan dan memahami dalam bahasa yang
sama terhadap siswa atau anak yang mereka bantu. Teman kelompok tidak akan menawarkan siswa yang bermasalah menerima solusi mereka. Akan tetapi
pengalaman mereka akan membantu siswa yang bermasalah dengan memancing fleksibilitas dalam berpikir. Seorang mentor kelompok dapat bertindak sebagai
seorang pembuka jalan agar siswa tersebut menemukan jalannya sendiri Helen and Jennifer, 2008. Mentor kelompok berbeda dengan teman. Mereka bisa jadi
seorang guru, konselor atau psikolog dimana mereka menggunakan pengalaman pertemanan tetapi mereka bertindak objektif lebih dari seorang teman.
Membangun sebuah program dukungan dari teman sebaya Peer Support Group di sekolah akan berguna dan lebih dipercaya oleh para siswa itu sendiri.
2.5. Efektivitas The Support Group Method Terhadap Self-Efficacy Pada
Korban.
Pengertian efektivitas dalam penelitian ini adalah keberhasilan the support group method program yang diberikan kepada aparatur sekolah dimana guru dan
staf sekolah memiliki pemahaman, ketrampilan serta mampu bersama-sama menciptakan sebuah kebijakan anti-bullying. Ada begitu banyak fenomena
bullying terjadi di lingkungan siswa-siswi membuat sekolah-sekolah perlu menciptakan suatu tindakan sebagai antisipasi ataupun tindakan agar kejadian ini
dapat semakin meluas dampaknya.
Universitas Sumatera Utara
Kebanyakan sekolah di Eropa memiliki kebijakan anti-bullying tertentu. Kebijakan sekolah bervariasi yang memberikan kerangka kerja bagi respon
setiap sekolah yang melibatkan seluruh komunitas dalam sekolah yakni siswa, guru, mentor pembelajaran, staf pendukung sekolah, kepala sekolah, dan orang
tua Robinson Maines, 2008. Sebuah penemuan berkaitan dengan dukungan kelompok teman sebaya group support yakni kualitas pertemanan adalah
sesuatu yang sangat penting dalam mengurangi efek dari bullying. Anak yang memiliki teman sebaya yang kurang memiliki kualitas untuk melindungi
temannya akan meningkatkan kesempatan untuk menjadi korban bullying dan juga meningkatkan masalah internal seperti frustrasi, depresi, low-self-esteem dan
juga self-efficacy yang rendah Helen, 2008. Sebuah cara untuk memperluas proteksi di dalam grup pertemanan adalah
dengan menciptakan atmosfer optimistis and harapan bahwa hubungan pertemanan tidak membutuhkan kekerasan, ataupun eksploitasi Seligman,
Reivich, Jaycox Gillham 1995. Sekolah dapat mefasilitasi ini dengan mengembangkan sistem dukungan kelompok sebaya Group Support dengan
prinsip kesetaraan, peduli terhadap sesama dan berempati terhadap perasaan orang lain Shulman, 2002. Di Spanyol sistem ini sudah diterapkan dan mendapat
respon yang positif disekolah, komunitasnya diberi nama convivencia dengan arti hidup dan bekerja bersama dalam harmoni.
Metode ini dinilai efektif dan berguna dalam konteks respon anti-bullying dan hal baiknya adalah bagaimana pemecahan dari suatu konflik memberikan
sebuah a win-win solution. Metode ini bekerja dengan dua tujuan yakni; tugas
Universitas Sumatera Utara
pertama yang dilakukan adalah dengan membuat korban bullying terlebih dahulu merasa aman, yang kedua adalah membuat perubahan perilaku menjadi lebih
sesuai bagi pelaku bullying Robinson Maines,2008. Intervensi ini dinilai sukses diterapkan di sekolah-sekolah di Inggris khususnya dan mulai merambah
di Eropa Sue Young, 1998. Alasan mengapa the support group dinilai bekerja cukup baik bukan hanya dinilai dari efektivitasnya namun juga solusi yang
berkembang diluar dari pengaruh guru-guru melainkan dari berkembang dari siswa-siswa itu sendiri. Hal ini muncul akibat dinamika dalam dukungan
kelompok. Penelitian psikologi kelompok memberikan pemahaman kenapa dukungan kelompok sebagai sebuah intervensi anti-bullying dinilai efektif
Young, 1998. Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti tertarik untuk mencoba
intervensi kelompok ini. Mencoba meningkatkan perilaku alturisasi pro-sosial pada remaja dan mengekspresikan ketidaksukaan mereka terhadap tindak
bullying. Penelitian diatas menggambarkan bagaimana bukti bahwa dukungan kelompok sebaya dapat memberikan manfaat dari membuka kesempatan dalam
membantu korban yang mengalami tindak bullying sehingga mereka lebih dapat mampu melindungi diri dan meningkatkan rasa percaya mereka terhadap diri
mereka sendiri Self-efficacy. Kerangka berfikir penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima komponen
yang terlibat angsung maupun tidak langsung terhadap perilaku bullying. Komponen tersebut adalah pelaku, korban, sekolah, keluarga, masyarakat, dan
budaya Swearer Espelage, 2004. Dalam penelitian ini intervensi diberikan
Universitas Sumatera Utara
pada korban, maka diberikan the support group method sebagai upaya untuk meningkat self-efficacy.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Korban memiliki self efficacy yang tinggi sehingga
Ia mampu mengahadapi perilaku bullying
Keterangan: ------- batas penelitian
Gambar 2. Kerangka berfikir
2.6. Hipotesis