Nilai-nilai dan hukum komunitas Yesus

karunia lebih banyak dari pada kaum beriman lainnya.  Pencurahan Roh Kudus yang pertama dan besar terjadi pada hari Pentekosta dan Rasul yang menerimanya. Ketika bantuan kharismatik diberikan kepada kaum beriman lainnya, pencurahan itu tidak terjadi sembarangan, melainkan dikuasai oleh suatu persatuan yang dalam, baik mengenai isinya maupun disiplinnya, di bawah pengawasan para Rasul.  Iman itu tidak diperlihatkan sebagai suatu perasaan mistik dan individual, melainkan sebagai hasil pewartaan para Rasul; orang-orang diajak untuk menerima pengajaran itu dan memang mereka menerimanya: “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan” Kis 2: 42.  Ibadat mereka jalankan dengan “memecahkan roti dan berdoa”, dan kedua kegiatan ini dilaksanakan secara komuniter bersama-sama di bawah pimpinan para Rasul atau para Presbiter Penatua.  Pembagian harta benda dan bantuan kepada orang-orang miskin dan para janda diatur oleh para Rasul. Pendek kata, seluruh gerak kehidupan Gereja awal berlangsung di bawah tuntunan hierarki, yang dalam menjalankan semua fungsinya mendapat bantuan khusus dari Roh Kudus. 28 - Kesimpulan. Dalam Gereja yang dilukiskan oleh Kisah para Rasul tidak terdapat pertentangan apapun antara dimensi atau aspek hierarkis dan pneumatis kharismatis, meskipun dimensi pneumatis lebih luas dari pada dimensi hierarkis. Dan justru karena itu, dalam beberapa kasus, dimensi pneumatis dapat bertentangan dengan dimensi hierarkis. Namun demikian, pada umumnya antara jabatan-jabatan dan kharisma-kharisma terdapat hubungan korelasi timbal balik yang erat, sehingga subjek yang pertama dan utama kharisma-kharisma itu adalah jabatan-jabatan dan orang-orang yang menjalankannya.

3.6. Nilai-nilai dan hukum komunitas Yesus

- Sudah kita lihat bahwa Gereja awal berpaut pada Yesus Kristus karena simbol-simbol, ritus- ritus, struktur-struktur dan kharisma-kharismanya. Kecuali itu, Gereja awal berpaut pada Yesus Kristus karena hukum-hukum, adat istiadat dan nilai-nilainya. Hukum fundamental yang mengatur hubungan di antara para anggota umat Allah yang baru bukan “Dekalog” 10 perintah Allah lagi, melainkan “mandatum novum” perintah baru: cinta kasih, persaudaraan dan saling melayani. “Hukum yang berlaku bagi semua anggota Gereja, bagaimanapun fungsi-fungsi yang dijalankan di dalamnya dan demi seluruh komunitas, adalah pelayanan dan cinta kasih, seperti sudah ditentukan dan didesakkan oleh Yesus sendiri kepada murid- muridNya, dalam arti paradoksal bahwa justru yang merendahkan diri akan ditinggikan oleh Allah”. 29 - Nilai-nilai yang menjiwai Gereja awal dalam tingkah laku mereka adalah nilai-nilai luhur itu yang telah didesakkan oleh Yesus kepada para pengikutNya, yakni: cinta kasih kepada sesama terutama kepada mereka yang paling melarat 30 , doa dan penyerahan diri kepada Allah, 28 Bdk. Ibid., hlm. 25-40. 29 Ibid., hlm. 29. 30 Yaitu orang-orang miskin, para janda, mereka yang mengalami diskriminasi, dll. harapan akan hidup kekal, kebebasan dari semua kekuasaan yang menindas 31 , menghormati kehidupan dan martabat pribadi tanpa diskriminasi umur, jenis kelamin, ras, suku, bahasa dan pendapatan. - Umat Allah yang baru berusaha menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-nilai yang luhur itu, dan menjauhkan perangainya dari adat istiadat bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Proses ini mengalami kesulitan dan pertentangan, seperti mengenai nilai beberapa adat istiadat umat Yahudi kafir dan adat istiadat setempat. Persoalan yang rumit itu diselesaikan dalam Konsili Yerusalem sesuai dengan prinsip kebebasan bdk. Kis 15: 1-21. Kejadian ini membuktikan bahwa dalam jangka waktu yang singkat, umat Allah yang baru itu menyadari identitasnya, juga mengenai adat istiadat dan tradisi. Dalam menentukan kebiasaannya, umat Allah yang baru itu dibimbing hanya oleh nilai-nilai luhur yang Tuhan Yesus desakkan kepada mereka. - Anggota Gereja awal menyadari bahwa dalam segala hal