satu-satunya bangunan yang batu penjuru dan kuncinya adalah Yesus Kristus. Sehingga Gereja awal menunjukkan bahwa orang-orang beriman yang menyatakan iman mereka kepada Kristus
bukan   tampil   secara   individualis,   melainkan   sebagai   komunitas   yang   bergabung   dalam “keluarga keduabelas rasul”.
- Struktur esensial Gereja awal terdiri atas dua kategori orang:  murid-murid biasa  dan
ketua-ketua
21
yang bertanggungjawab atas ketertiban dan perkembangan komunitas. -
Di antara para ketua itu, Petrus menduduki tempat utama. Di dalam komunitas awal, semua   keputusan   yang   terpenting   diambil   atas   inisiatif   Petrus   atau   dengan
persetujuannya.
 Atas usul Petrus,  “Kolegium Apostolik”  Dewan para Rasul dilengkapi dengan
memilih Matias sebagai pengganti Yudas Iskariot. 
Setelah turunnya Roh Kudus, Petrus tampil ke muka umum menghadapi massa dan   dengan   penuh   semangat   berkotbah   tentang   tugas   perutusan   Yesus   dari
Nazaret, sambil menegur orang-orang sebangsa karena mereka telah menolak dan membunuh Yesus, Penyelamat semua orang. Lantas, tiga ribu orang bertobat dan
menerima ajaran para Rasul, bertekun dalam doa dan dalam pemecahan roti.
 Petrus ditemani Yohanes, pergi ke Bait Allah dan menyembuhkan orang lumpuh;
kepada orang banyak yang penuh keheranan dan antusiasme, Petrus menyatakan bahwa mukjizat tersebut dikerjakan atas nama Yesus Kristus, yang telah wafat dan
bangkit, dan yang menghendaki agar semua orang bertobat.
 Para imam, kepala pengawal dan orang-orang Saduki sangat marah kepada Petrus
dan menyeretnya ke pengadilan. Di sana Petrus mewartakan Yesus dan ajaranNya dengan berani, sambil memaklumkan bahwa manusia dapat selamat hanya dalam
Dia dan bahwa bagi para Rasul tidak mungkin tidak berkata-kata tentang apa yang telah mereka lihat dan mereka dengar.
 Pada   Konsili   Yerusalem
22
,   Petruslah   yang   angkat   bicara   untuk   menjelaskan persoalan.   Dari   dia   jugalah   usulan   untuk   memecahkan   persoalan   itu   dengan
meniadakan deskriminasi antara orang-orang Yahudi dan orang-orang kafir karena sunat dan adat Yahudi lain: “Kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus
Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga”  Kis 15: 11. Usulan Petrus itu diterima dan disetujui oleh semua peserta sidang.
3.3. Gereja para Rasul
Juga di dalam para Rasul, seperti dalam Yesus Kristus, kita tidak bertemu eksposisi atau penjabaran sistematis ajaran tentang Gereja. Bagi para Rasul, Gereja adalah lebih sebuah realitas
yang   secara   intim   dan   mendalam   hidup   dari   pada   sebuah   realitas   yang   dipikirkan   dan dikonsepkan secara sistematis dan ketat. Para Rasul memiliki kesadaran jelas mengenai realitas
misterius di mana mereka berasal dan menjadi bagian penting dan fundamental. Para Rasul mengerti apa itu Gereja, meskipun secara sebagian dan belum menyeluruh. Mereka mencoba
mendefinisikan asal-usulnya, naturanya, tugas-tugasnya, pelayanannya, kharisma-kharismanya,
21 Terdiri dari keduabelas rasul yang kemudian dibantu oleh para Diakon dan para Presbiter atau Penatua. 22 Konsili Ekumenis I yang diadakan untuk membicarakan hubungan antara orang Kristen yang berasal dari bangsa
Yahudi dan orang Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa kafir.
struktur-strukturnya, dan nilai-nilainya. Tentu   saja,   Eklesiologi   mereka   masih   memiliki   karakter   fragmentasi   sepotong-
sepotong, namun dari tulisan-tulisan mereka kita dapat mengumpulkan unsur-unsur awali “yang memungkinkan   menyusun   secara   historis   “Gereja”   dan   menjaga   pada   saat   yang   sama
keintiman persatuan dan identitas di tengah-tengah perubahan sejarah”.
23
3.4. Simbol dan ritus komunitas Kristen awali
-  Simbol-simbol komunitas Kristen pertama awal adalah semua kebenaran fundamental yang diajarkan Yesus, yakni tentang Allah, tentang rencanaNya mengenai keselamatan universal,
tentang diriNya sendiri sebagai Mesias yang melaksanakan Kerajaan Allah, tentang komunitas keselamatan   yang   baru:   yaitu   tentang   kebenaran-kebenaran   yang   di   kemudian   hari   akan
dirangkum dalam  Symbolum Apostolicum  Syahadat para Rasul. Nukleus atau cikal bakal fundamental   kebenaran-kebenaran   itu   adalah   pengakuan   iman   akan  Yesus   sebagai   Mesias.
Nukleus ini dapat dilihat dengan jelas dalam pewartaan Rasul Petrus dan Paulus.
 Dalam semua kotbahnya, Petrus selalu mengulangi bahwa Yesus, yang telah ditangkap
dan dibunuh oleh orang-orang sebangsanya, benar-benar adalah sang Mesias.  “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang
kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus” Kis 2: 36.
 Menurut Kisah para Rasul, Paulus sesudah bertobat memulai suatu aktivitas misioner
yang  luar  biasa  dengan  memberitakan  kepada  semua  orang, Yahudi  maupun  bukan Yahudi, Injil tentang Yesus Kristus dan tentang kebangkitanNya bdk. Kis 17: 3, 18: 18:
28.
- Adapun dua ritus utama yang telah diadakan oleh Yesus dan ditentukan bagi komunitasNya adalah pembaptisan
24
dan perjamuan ekaristi .
25
Kedua ritus ini sejak awal membedakan umat Perjanjian   Baru   dengan   umat   Perjanjian   Lama.   Dalam   Kisah   para   Rasul   dapat   kita   baca
bahwa, sesudah kotbah Petrus, banyak orang yang bertobat:  “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira
tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa” Kis 2: 41-42.
- Kedua   ritus   ini   seperti   sakramen-sakramen   lain   memiliki   daya   guna   efficacitas   yang istimewa:   memberikan   suatu   perubahan   yang   dalam   pada   anggota-anggota   yang
menerimanya. Berkat  pembaptisan, manusia dibebaskan dari dosa dan disucikan oleh Roh Kudus. Berkat ekaristi, manusia dipersatukan secara mistik namun real nyata dengan Tubuh
Kristus  dan   berpartisipasi   dalam   hidup   ilahiNya,   sehingga   tercipta   suatu   persekutuan   dan persatuan istimewa di antara mereka sendiri. Sejak permulaan, perjamuan ekaristi merupakan
ritus sentral dan umum bagi komunitas Kristen yang merayakannya untuk mengenangkan Tuhan Yesus dan untuk menjalankan amanatNya.  “Dalam perayaan ekaristi, Gereja awal
mengalami   secara   istimewa   kedekatan,   kehadiran   dan   persekutuan   dengan   Yesus.   Justru
23 K. Kertelge, Op. cit., hlm. 107. 24  “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” Mat 28: 19-20.
25  “Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata- Nya: Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” Luk 22: 19.
karena ekaristi, Gereja menyadari perbedaannya dengan komunitas ‘kultural’ Yahudi, dengan setiap   kelompok   ‘kultural’  dan   dengan   setiap   perserikatan   kafir   yang   berkenaan   dengan
kurban.   Pertemuan   dan   ikatannya   dengan   Tuhan   Yesus   yang   Mulia   dalam   perayaan   ini, berdasarkan partisipasinya dalam darah dan tubuh Kristus”.
26
3.5. Komunitas pneumatis dan hierarkis