Gereja dalam Injil Yohanes

penafsiran yang demikian kurang tepat, karena dalam Injilnya juga, Yohanes memperlihatkan dengan jelas semua unsur yang akan “melahirkan” umat Allah yang baru, qāhāl Perjanjian Baru, yaitu antara lain: - doktrin atau ajaran kebapaan Allah, keallahan Kristus, kehadiran serta kedatangan Roh Kudus, hidup yang kekal, zaman akhir, dll.; - ritus-ritus khususnya: pembaptisan dan ekaristi; - hukum-hukum mandatum novum; - jabatan-jabatan magisterium dan tuntunan; - nilai-nilai cinta kasih, doa, iman, pengharapa, dll.; - tujuan keselamatan semua orang.

5.1. Gereja dalam Injil Yohanes

Injil Yohanes memperkaya lukisan Gereja dengan menambah dua gambaran penting, yakni gambaran kawanan domba dan gambaran pohon anggur. Pertama-tama, perlu diperhatikan bahwa kedua gambaran ini bukanlah foto-foto yang melukiskan realitas secara lengkap, melainkan ‘ibarat’, ilustrasi, simbolik – yang menggarisbawahi beberapa aspek khusus. Lewat gambaran kawanan domba dan gembala yang baik, Yohanes menonjolkan ciro-ciri khas dan esensial Gereja sebagai berikut: - Asal-usul Gereja yang ilahi dan berasal dari Kristus. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum aku adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka…Akulah gembala yang baik…dan Aku memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu…Inilah tugas yang Kuterima dari BapaKu” bdk. Yoh 10: 9. - Fungsi soteriologis Gereja: Gereja itu “kandang domba” yang aman karena dijaga oleh Gembala yang baik. “Akulah pintu; barangsiapa masuk mealui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput” Yoh 10: 9. - Hubungan yang akrab antara Gereja dan Kristus: “Akulah gembala yang baik dan aku mengenal domba-dombaKu dan domba-dombaKu mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa” Yoh 10: 14. - Sifat transenden dan supra-duniawi Gereja: domba-domba yang dipercayakan kepada Yesus berada di dunia, akan tetapi mereka bukanlah dari dunia bdk. Yoh 17: 14-26. - Struktur hierarkis Gereja: Yesus mempercayakan penggembalaan domba-dombaNya kepada Petrus dan kepada kolegium dewan apostolik. “Gembalakanlah domba-dombaKu” Yoh 21: 15-19. - Persatuan Gereja: “Dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala” Yoh 10: 16. - Panggilan misioner pewartaan Gereja: “Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu” Yoh 10: 16. Melalui gambaran pokok anggur dan ranting-rantingnya 40 , Yohanes melukiskan aspek-aspek berikut ini: 41 - Asal-usul ilahi Gereja: “Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya” 40 Gambaran ini jelas diambil dari Perjanjian Lama; bdk. Yes 5: 1-7; Yer 2: 21, dst. 41 Secara lebih jelas apabila dibandingkan dengan gambaran kawanan domba dan gembala yang baik. Yoh 15: 1. - Ikatan vital dan substansial yang mempersatukan Gereja dan Kristus: “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” Yoh 15: 5. - Melalui gambaran ini, Yohanes ingin menjelaskan juga suatu kebenaran lain yang penting, yaitu kesatuan ontologis, artinya kesatuan dalam kodrat atau hakekat Gereja. Santo Paulus berusaha menjelaskan kesatuan ontologis ini lewat gambaran “tubuh”, yang terdiri dari kepala, yaitu Kristus dan anggota-anggotanya, yaitu orang-orang beriman. Gambaran pokok anggur Kristus dan ranting-ranting orang beriman dengan baik sekali mengungkapkan kebenaran bahwa realitasnya hanya satu dan subjek aktif maupun pasif hanya satu; dengan kata lain Kristus dan Gereja merupakan satu “pribadi” saja, sebab tidak ada pokok anggur tanpa ranting-ranting dan sebaliknya tidak ada ranting-ranting tanpa pokok anggur. Seluruh pertumbuhan dan kesuburan ranting-ranting bergantung pada pokok anggur, sedangkan pokok anggur mewujudkan kesuburannya melalui ranting-rantingnya: akan tetapi semuanya berkenaan dengan pokok anggur itu, yakni Kristus sedangkan ranting-rantingnya adalah Gereja. Dengan demikian, “motif alegoris pokok anggur yang terdapat dalam Perjanjian Lama dipindahkan oleh Yohanes ke tanah yang baru, yaitu ke tanah Kristen: hanya umat Allah yang baru menjadi pokok anggur yang subur; dan justru melalui hubungannya dengan Kristus yang memberikan kehidupan dan kekuatan kepadanya. Dan juga kawanan domba Allah itu, yang dituntun oleh Kristus Gembalanya, terletak dalam suatu konteks yang baru, yakni melalui ikatannya yang akrab dengan Kristus, kawanan itu mencapai persekutuan yang sejati dan penuh dengan Allah”. 42

5.2. Gereja dalam Kitab Wahyu