Diameter Pohon Sarang Luas Tajuk Pohon Sarang

Pohon yang tingginya lebih dari 25 meter, kurang disukai Orangutan untuk membuat sarang karena kondisinya yang tidak terlindung dari terpaan angin. Apabila sarang berada pada ketinggian tersebut maka diperkirakan akan menyulitkan Orangutan untuk mengawasi kondisi di sekitarnya, karena dari pohon yang lebih tinggi akan sulit melihat kondisi di bawah yang tertutup tajuk pepohonan yang lebih rendah.

3. Diameter Pohon Sarang

Perbandingan antara diameter pada semua pohon sarang dengan diameter pohon sarang pada jenis Hoting dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar tersebut menunjukan bahwa pada kelompok diameter 10 cm vegetasi tingkat tiang ada 5 sarang yang 3 diantaranya adalah sarang pada jenis Hoting. Hal tersebut berarti bahwa sebagian besar sarang yang berada pada tingkat tiang adalah jenis Hoting Lithocarpus spp.. Kondisi demikian diperkirakan karena sifat kayu Hoting yang kuat sehingga memungkinkan bagi Orangutan untuk membangun sarangnya pada pohon yang berdiameter kecil. 5 75 41 15 8 10 3 27 15 5 2 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 10 cm 10-19 cm 20-29 cm 30-39 cm 40-49 cm 49 cm Diame ter cm J u m la h Sem ua Pohon Pohon Hoting Gambar 16. Diagram diameter pohon sarang Orangutan di Hutan Batang Toru Pohon pada diameter 10-19 cm merupakan pohon yang paling banyak digunakan yaitu sebanyak 75 pohon dan 27 pohon diantaranya adalah jenis Hoting. Pohon sarang dengan diameter 20-29 cm terdapat sebanyak 41 pohon yang 15 pohon diantaranya adalah jenis Hoting, sedangkan pohon sarang dengan diameter 30-39 cm sebanyak 15 pohon dan 5 diantaranya adalah pohon jenis Hoting. Diameter pohon 40-49 cm yaitu sebanyak 8 pohon dan hanya 2 diantaranya yang merupakan pohon jenis Hoting, sedangkan pada diameter pohon sarang 49 cm terdapat 10 pohon yang bukan jenis Hoting. Diagram batang diatas menunjukan kecenderungan Orangutan untuk membuat sarang pada pohon dengan ukuran diameter yang lebih kecil yaitu rata-rata diameter pohon sarang adalah 23,71 cm, namun menurut penelitian Muin 2007 diameter pohon mempunyai pengaruh yang kecil bagi Orangutan Kalimantan dalam pemilihan pohon sarang, peran faktor diameter lebih bersifat dukungan kepada faktor jumlah jenis pakan dalam mempengaruhi keberadaan sarang pada pohon tertentu.

4. Luas Tajuk Pohon Sarang

Analisis terhadap karakter tajuk pohon dilakukan dengan menghitung luas tajuk rata-rata setiap pohon serta bentuk tajuk pohon. Data luas tajuk yang telah dicatat selama penelitian akan dibagi menjadi 5 kelas luas tajuk seperti terdapat pada Gambar 17. Pada gambartersebut dapat diketahui bahwa pohon sarang Orangutan sebesar 36 memiliki luas tajuk kurang dari 11 m 2 serta sebesar 23 pohon sarang memiliki luas tajuk antara 11-15 m 2 . Pohon sarang yang memiliki luas tajuk antara 16-20 m 2 sebesar 21, sedangkan persentase luas tajuk pohon lebih dari 25 m 2 adalah 12. Luas tajuk pohon yang paling sedikit digunakan sebagai pohon sarang adalah pada luas tajuk antara 21-25 m 2 yaitu sebesar 8. 11 m 2 36 11-15 m 2 23 16-20 m 2 21 21-25 m 2 8 25 m 2 12 Gambar 17. Persentase luas tajuk pohon sarang di Hutan Batang Toru Pemilihan pohon tempat bersarang yang disukai oleh Orangutan terlihat bahwa Orangutan lebih banyak memilih pohon dengan tajuk yang sempit, yaitu pada luas tajuk rata-rata 15,64 m 2 . Terkadang ditemukan sarang Orangutan dilengkapi dengan jalinan ranting dan daun yang berfungsi sebagai atap, namun hal tersebut lebih sering terjadi pada sarang Orangutan yang berada di tempat terbuka tidak terdapat pohon dengan tajuk pelindung yang lebih tinggi dari pohon sarang. Hal demikian membuktikan bahwa Orangutan membutuhkan naungan pada pohon saranggnya yang cenderung bertajuk sempit. Sesuai hasil pengamatan di lapangan ternyata pada pohon yang memiliki tajuk sempit dengan komposisi daun yang tidak merata dan tidak lebat, Orangutan akan mencari daun atau ranting dari pohon lain sebagai bahan untuk membangun sarangnya di pohon yang telah dipilihnya. Menurut Rijksen 1978, Orangutan di Ketambe akan mengumpulkan ranting sebagai bahan membuat sarang dari lokasi yang jaraknya sekitar 15-30 meter dari lokasi pohon sarang yang telah dipilih. Akan sangat menguntungkan bagi Orangutan dalam membangun sarang apabila menemukan pohon dengan tajuk yang sempit, namun memiliki daun yang lebat dan tersebar merata pada cabang tajuk yang sempit tersebut, dengan alasan inilah maka Orangutan memilih pohon Hoting Lithocarpus spp.. Silinder 18 Bola 28 Payung 14 Kerucut 3 Kosong satu sisi 20 Tidak beraturan 17 Gambar 18. Persentase bentuk tajuk pohon sarang di Hutan Batang Toru Percabangan semua jenis pohon akan terlihat serupa, namun jika diperhatikan dengan baik maka pada setiap jenis memiliki keunikan dan ciri percabangan yang berbeda. Pada dasarnya bentuk tajuk pohon yang tumbuh secara alami akan sangat tergantung kepada kondisi tempat tumbuhnya, seperti kelerengan, penutupan tajuk pohon lain serta kerapatan vegetasi disekitar tempat tumbuh Bell, 1991. Pohon sarang dapat dibedakan berdasarkan bentuk tajuk menjadi 6 kelompok Suwandi, 2000, yaitu : 1 tajuk bola; 2 tajuk silinder; 3 tajuk kerucut; 4 tajuk payung; 5 kosong pada satu sisi; dan 6 tidak beraturan. Pada Gambar 18 diketahui bahwa sebesar 28 untuk tajuk bola dan untuk tajuk kosong satu sisi sebesar 30, sedangkan persentase untuk tajuk silinder 18, tajuk tidak beraturan 17, tajuk payung 14 dan tajuk kerucut 3. Gambat 19. Model arsitektur pohon Leeuwenberg a menurut Halle 1975 dalam Samingan 1989 dan b menurut Bell 1991 Orangutan lebih banyak menggunakan pohon dengan bentuk tajuk yang berbentuk bola, karena berdasarkan pengamatan pohon dengan bentuk tajuk bola memiliki percabangan horizontal yang relatif rapat, sehingga memudahkan Orangutan dalam membangun sarangnya dalam hal ini Hoting yang di pilih dan berdasarkan Bell 1991 Hoting termasuk model arsitektur Leewenberg, seperti pada Gambar 19.

B. Hubungan Antara Tinggi Sarang dengan Karakter Pohon Sarang