hujan tropis yang beriklim pegunungan dan perbukitan dengan suhu rendah- sedang.
Hutan Batang Toru yang selalu basah akan mempengaruhi prilaku bersarang Orangutan, karena Orangutan akan berusaha untuk menjaga agar
tetap kering dan tidak kedinginan. Pembuatan sarang pun akan sangat memperhatikan letak pohon sarang yang akan digunakan, yaitu harus
terlindung dari hujan dan terpaan angin.
2. Ketersedian air
Kebutuhan air bagi Orangutan lebih sering dipenuhi dari air hujan atau embun yang ada di dedaunan ataupun batang pohon Maple, 1980.
Memang beberapa pohon sarang tercatat berada di dekat sungai atau anak sungai namun keberadaan sungai, danau atau genangan air di permukaan
tanah selama penalitian tidak dijumpai pemanfaatannya secara langsung oleh Orangutan di Hutan Batang Toru. Letak pohon sarang yang berada di dekat
sungai lebih mengindikasikan bahwa pemilihan lokasi sarang tersebut dikarenakan fisik lokasi di dekat sungai yang merupakan daerah lebih
rendah lereng atau lembah belum diketahui alasan pemilihan lokasi tersebut, namun ada pernyataan bahwa Orangutan biasanya membuat sarang
di tepi sungai Pardede, 2000 dalam Ginting, 2006. Pada Lampiran 1 dapat dilihat data kondisi lokasi pohon sarang yang berhasil ditemukan.
3. Struktur Vegetasi
Pada lokasi penelitian terdapat tiga formasi hutan yang berbeda yaitu formasi hutan gambut, hutan Dipterocarpacea atas dan hutan yang
merupakan formasi hutan peralihan ecoton antara hutan gambut dengan hutan Dipterocarpaceae atas. Masing-masing formasi hutan tersebut
memiliki perbedaan pada struktur dan komposisi vegetasinya. Tabel 4. Indeks Nilai Penting INP pada setiap formasi hutan
Formasi Hutan Habitus
Nama Lokal Nama Ilmiah
INP
Semai Hoting
Lithocarpus spp. 43.30
Pancang Medang Kunyit
Alsieodapne spp 53.32
Tiang Baja-baja
- 55.28
Hutan Dipterocarpaceae
atas Pohon
Hoting Lithocarpus spp.
73.58
Formasi Hutan Habitus
Nama Lokal Nama Ilmiah
INP
Semai Jambu-jambu
- 49.01
Pancang Mayang Susu
Ganna spp. 32.38
Tiang Mayang Susu
Ganna spp. 79.86
Hutan peralihan ecoton
Pohon Terentang
Campnosperma spp. 52.80
Semai Mayang Susu
Ganna spp. 65.36
Pancang Mayang Merah
Palaquium spp. 48.90
Tiang Mayang Merah
Palaquium spp. 127.90
Hutan gambut
Pohon Mayang Susu
Ganna spp. 60.66
Berdasarkan Tabel 4 pada hutan gambut vegetasi tingkat pohon didominasi jenis Mayang Susu. Di hutan Dipterocarpaceae atas di dominasi
jenis Hoting Lithocarpus spp. sedangkan hutan ecoton vegetasi tingkat pohon didominasi oleh jenis Terentang Campnosperma spp.. Komposisi
pada setiap vegetasi dapat dilihat pada Lampiran 5 .
Berdasarkan analisis jenis pohon sarang, telah diketahui bahwa Orangutan yang hidup di sekitar
lokasi penelitian lebih menyukai untuk bersarang pada pohon jenis Hoting Lithocarpus spp.. Permasalahannya adalah pohon Hoting bukanlah jenis
yang dominan pada setiap formasi hutan, namun hanya dominan pada hutan Dipterocarpaceae atas.. Pada periode Oktober-Desember 2008, selama
pelaksanaan penelitian diketahui bahwa jumlah sarang terbanyak ditemukan pada tipe vegetasi hutan gambut. Fakta tersebut menunjukkan bahwa pada
tipe vegetasi yang tidak didominasi oleh pohon Hoting Orangutan tetap lebih memilih untuk membangun sarang di pohon Hoting.
Pertimbangan lain Orangutan membuat sarang pada suatu jenis pohon adalah jarak lokasi bersarang dari pohon pakan yang buahnya sedang masak.
Menurut Rijksen 1978, Orangutan membangun sarang selalu dekat dengan pohon yang buahnya sedang masak. Beberapa jenis pohon yang diketahui
menjadi sumber pakan bagi Orangutan di Hutan Batang Toru adalah dari jenis Kandis Garcinia rostrata, Malaka Tetramerista glabra, Cemengang
Neesia spp., Agathis Agathis spp., Sampinur Tali
Dycradium spp.
dan Ficus
spp.
4. Keberadaan Satwa lain