DATA HASIL PENGUJIAN PJAS 2006 Lampung 17

19 BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. DATA HASIL PENGUJIAN PJAS 2006

Semua hasil pengumpulan data sekunder pengujian PJAS ditabulasikan menur ut profil penggunaan siklamat pada PJAS dan perbandingan jumlah SD yang disampling dengan jumlah SD berdasarkan data statistik Departemen Pendidikan Nasional. Hasil tabulasi ini dievaluasi berdasarkan kesesuaian antara kriteria yang ditetapkan dalam Petunjuk Teknis Sampling PJAS Badan POM dengan pelaksanaan di lapang yang dilakukan oleh masing- masing Balai BesarBalai POM di seluruh Indonesia. Hasil evaluasi terhadap pelaksanaan dalam penetapan jumlah SD yang meme nuhi kriteria tersebut ditunjukkan pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Perbandingan SD Yang Disampling Dengan Jumlah SD Berdasarkan Data Statistik Depdiknas 2006 No Nama Balai Jumlah SD yg di sampling Jml SD di Kota Ibu Kota Prop Depdiknas = n Jumlah SD Yg seharusnya di Sampling = vn 1 Aceh 8 119 11 2 Medan 9 788 28 3 Padang 27 413 20 4 Pekanbaru 45 233 15 5 Jambi 15 248 15 6 Palembang 8 410 20 7 Bengkulu 28 96 10 8

B. Lampung 17

240 15 9 Jakarta 18 4163 64 10 Bandung 54 923 30 11 Semarang 27 694 26 12 Yogyakarta 15 225 15 13 Surabaya 39 934 30 14 Pontianak 15 195 14 15 Palangkaraya 11 118 11 16 Banjarmasin 25 281 17 17 Samarinda 14 216 14 18 Manado 10 259 16 19 Palu 6 155 12 20 Makassar 17 443 21 21 Kendari 9 119 11 20 No Nama Balai Jumlah SD yg di sampling Jml SD di Kota Ibu Kota Prop Depdiknas = n Jumlah SD Yg seharusnya di Sampling = vn 22 Denpasar 14 209 14 23 Mataram 12 114 11 24 Kupang 12 115 11 25 Ambon 14 181 14 26 Jayapura 6 100 10 JUMLAH 475 11991 486 Dari tabel di atas terlihat dari 26 Bala i BesarBalai POM hanya 17 Balai BesarBalai POM yang memenuhi kriteria seperti terlihat dalam tabel 1 tersebut di atas. Evaluasi terhadap kriteria lain yaitu mengenai jumlah dan jenis PJAS yang diuji dari sekolah terpilih dengan fokus pengujian siklamat pada PJAS menunjukkan, dari segi jumlah contoh yang diuji terdapat 4 propinsi yaitu NAD, Jawa Barat, Kalbar, dan Kalsel yang jumlah contohnya kurang dari 20 contoh dan tidak sebanding dengan jumlah SD yang dijadikan lokasi sampling, sehingga datanya dianggap kurang mewakili. Berdasarkan jenis PJAS yang paling sering menggunakan siklamat menur ut kriteria yang telah disebutkan dalam Juknis Sampling PJAS Badan POM meliputi jenis minuman berwarna merah, es es mambo, es lolipop, es mimuman beraroma buah, es kelapa dsb, dan sirop, agarjely, menunjukkan seluruh Balai BesarBalai POM melakukan pengujian jenis PJAS es dan sejenisnya. Untuk jenis minuman berwarna merah hanya 17 propinsi yang melakukan pengujian siklamat pada jenis PJAS es. Sedangkan untuk jenis sirop, agarjelly terdapat 2 propinsi yang sama sekali tidak melakukan pengujian siklamat, dan terdapat 10 propinsi yang jumlah contohnya kurang dari 10 contoh lampiran 2 a dan b. Mengingat keterbatasan data-data yang ada maka kajian ini merupakan studi kasus penggunaan siklamat pada PJAS tahun 2006-2007, diharapkan hasil kajian dapat digunakan untuk perbaikan pengaturan keamanan pangan. Dengan data-data tersebut dapat ditentukan lokasi propinsi yang dijadikan obyek pendalaman terhadap produsenpenjaja PJAS dan konsumen dalam hal ini murid sekolah dasar, dipilih propinsi yang selain memenuhi kriteria tersebut di atas yaitu kesesuaian jumlah SD yang harus dijadikan 21 sasaran pengambilan contoh dan jumlah contoh yang di uji , juga mempertimbangkan persentase penggunaan siklamat yang tidak memenuhi syarat lebih 70 dengan alasan bahwa di propinsi yang bersangkutan PJAS yang dijajakan masih mempunyai masalah besar terhadap penggunaan siklamat. Kecuali untuk DKI Jakarta meskipun tidak memenuhi kriteria di atas tetap dijadikan obyek untuk pendalaman dengan pertimbangan bahwa DKI Jakarta mudah dijangkau khususnya dalam pendalaman terhadap produsenpenjaja PJAS maupun konsumen murid sekolah dasar. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas maka ditetapkan 4 propinsi terpilih yang dijadikan obyek pendalaman yaitu NTB, DIY, DKI Jakarta, dan Bengkulu.

B. PENGGUNAAN SIKLAMAT DALAM PERATURAN YANG BERLAKU.