Sarana dan Prasarana Analisis daya dukung lahan di Desa Ciarutuen Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

18 memiliki dua jenis atau lebih pekerjaan, seperti selain jadi PNS juga sebagai petani sawah dan wiraswasta. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat desa Ciarutuen Ilir tidak cukup memenuhi kebutuhan hidupnya jika hanya bekerja dalam bidang pertanian Tabel 5. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Ciaruteun Ilir Jenis Pekerjaan Jumlah orang Presentase Petani 800 37,7 Buruh Tani 432 20,3 PedagangPengrajinWiraswasta 627 29,6 PNSTNIPOLRI 24 1,1 Peternak 100 4,7 MontirBengkel 76 3,6 Lain-Lain 62 3 Jumlah 2.121 100,00 Sumber : Profil Desa Ciaruteun Ilir Tahun 2005.

4.4 Sarana dan Prasarana

Sarana transportasi yang digunakan penduduk Desa Ciaruteun Ilir sehari- hari adalah kendaraan pribadi yang berupa sepeda motor, mobil angkutan dan keandaaraan umum berupa ojek, angkot, truck, dan bus. Di Desa Ciarutuen Ilir jalan yang dilapisi aspal sepanjang tiga kilometer yang merupakan jalan yang menghubungkan Desa dengan Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Ciampea yang kondisinya rusak parah dan satu kilometer yang merupakan jalan desa yang tersusun atas bebatuan dan tanah. Padahal satu – satunya jalan yang digunakan untuk pengangkutan hasil Pertanian. Selain sarana transportasi, di Desa Ciarutuen Ilir terdapat juga prasarana desa berupa jembatan. Prasarana komunikasi berupa warung telephone, telepon pribadi HP, media elektronik berupa TV, radio. Prasarana air bersih berupa sumur pompa, sumur gali dan MCK. Hampir di setiap Rumah Atngga di Desa Ciarutuen Ilir mempunyai Sumur Gali. Dan Desa Ciatutuen Ilir juga mempuyai 19 MCK umum sebanyak 8 unit. Sarana pendidikan yang ada di Desa Ciaruteun Ilir adalah sebanyak 6 unit Sekolah Dasar SD dan satu unit taman kanak-kanak serta Tiga unit Lembaga Pendidikan Agama. Jika ditinjau dari kelompok umur wajib sekolah yakni 0 – 14 tahun ada 1.661 orang sudah selayaknya dibangun Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Umum untuk menghindari terjadinya putus Sekolah karena terlalu dibebani ongkos angkutan menuju sekolah yang hampir mencapai nilai Rp. 20.000siswahari. Tabel 6. Sarana dan Prasarana Sarana Prasarana Pendidikan Jumlah Keterangan Perguruan Tinggi - Sekolah Menengah Atas SMA - Sekolah Menengah Pertama SMP - Sekolah Dasar SD 6 Pemerintah Taman Kanak – kanak TK 1 Swasta Lembaga Pendidikan Agama 3 - Perpustakaan Desa - Perpustakaan Keliling - Taman Bacaan - Posyandu 8 Pemerintah Praktek dokter 1 Swasta Toko Obat 1 Swasta Puskesmas pembantu 1 Pemerintah Balai Pengobatan 1 pemerintah Untuk sarana dan Prasarana Kesehatan belum ada Puskesmas padahal dilihat dari total Penduduk yakni 9.595 jiwa sudah selayaknya ada sebuah rumah sakit dan setidaknya ada 90 orang Doktertenaga medis. Kebutuhan ini dihuting berdasarkan jika satu orang Dokter menangani sekitar 100 orang warga Desa Ciarutuen Ilir. 20

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1

Karakteristik Petani Hasil Penelitian yang telah dilakukan, menunjukan gambaran karakteristik petani berdasarkan jenis kelamin adalah 18 petani yang berjenis kelamin laki – laki dan 17 petani yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah petani laki – laki dan perempuan tidak jauh berbeda sehingga perbedaan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Petani di desa Ciarutuen Ilir pada umumnya adalah orang tua. Dari Tabel. 7 dapat dilihat umur petani diatas 40 tahun dengan kelompok usia terbanyak berada pada kelompok umur 46 – 51 tahun yakni sebesar 37, 14 persen 14 orang. Menurut wawancara dengan petani di Desa Ciarutuen Ilir perbedaan umur yang tidak jauh berbeda dalam baertani disebabkan tidak adanya pilihan pekerjaan yang lain.

5.1.1 Usia, Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Petani

Berdasarkan data Tabel 7 petani dengan pendidikan Sekolah Dasar SD sebanyak 30 orang 85,70 dan 5 orang yang merupakan lulusan SMP. Pendidikan petani di desa Ciarutuen Ilir tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena 1 tidak terjangkaunya biaya pendidikan, 2 tidak tersedianya fasilitas pendidikan di Desa Ciaurutuen. Tabel.7. Usia, Jenis kelamin dan Tingkat Pendidikan Petani Kelompok usia tahun Jumlah orang Jenis kelamin Tingkat Pendidikan Laki – laki Perempuan SD SMP 40 – 45 14 61 18 30 100 46 – 51 13 28 47 40 52 – 57 8 11 35 30 Jumlah 35 100 100 100 100

5.1.2 Anggota Keluarga Petani

21 Jumlah anggota keluarga yang ditanggung petani kepala keluarga adalah semua anggota selain kepala keluarga yang ditanggung atau berada dalam satu unit anggaran belanja, termasuk di dalamnya anak sekolah diluar desa dan anak yang sudah berumah tangga tetapi masih menjadi tanggungan kepala keluarga. Jumlah tanggungan keluarga paling banyak lima orang yakni 10 Petani 28,6. Tabel 8. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden Jumlah tanggungan keluarga Rata – rata 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah 3 2 1 6 10 7 2 4 5,7 Persen 8,6 5,7 2,9 17,1 28,6 20 5,7 11,4 5,7 Jumlah Tanggungan keluarga Petani di Desa Ciarutuen Ilir termasuk sedang yakni rata – rata 5,7. Di Desa Ciarutuen Ilir terdapat tiga keluarga petani yang memiliki tanggungan keluarga sebanyak satu orang, sedangkan yang memilki tanggungan keluarga sebanyak delapan orang terdapat empat keluarga petani. Dari Hasil wawancara, petani yang memiliki tanggungan satu orang pada umumnya adalah petani yang masih berusia muda atau baru beberapa tahun menikah. Selain itu, petani yang hanya tinggal berdua dengan istrinya kerena anak-anaknya sudah menikah atau bekerja diluar kota sehingga tidak menjadi tanggungan orang tua mereka lagi.

5.1.3 Luas lahan

Luas lahan yang dimiliki oleh petani di Desa Ciarutuen Ilir termasuk sempit yakni berkisar 100 – 500 m 2 Tabel 9. dan sebagian besar merupakan tanah warisan yang telah dibagi sebelumnya dengan anggota keluarga yang lain. Dari 35 petani terdapat 14 orang atau 40 yang memiliki lahan 201 – 300 m 2 dan hanya 4 orang yang memiliki lahan antara 401 m 2 samapi 500 m 2 . Tabel 9. Luas lahan Petani 22 Luas Lahan m 2 Jumlah Petani Orang Persentase 100 – 200 7 20 201 – 300 14 40 301 – 400 10 29 401 - 500 4 11 Jumlah 35 100 5.1.4 Jenis Usahatani Jenis usahatani menunjukkan usahatani yang dilaksanakan petani desa Ciarutuen Ilir bersifat subsisten atau komersial. Pengertian subsisten adalah bahwa sebagian besar hasil usahatani dinikmati sendiri oleh petani, sedangkan komersial merupakan hasil usahatani yang dinikmati sendiri hanya sebagian kecil atau sebagian besar usahatani dijual. Dalam penelitian ini, petani yang menjual lebih dari 50 persen hasil produksinya disebut sebagai petani komersial sedangkan yang menjual kurang dari 50 persen produksinya disebut sebagai petani subsisten. Tabel 10. Jenis Usahatani Petani Jenis Usaha tani Subsisten jiwa Komersial jiwa Jumlah 5 30 Persentase 14,2 85,8 Berdasarkan Tabel 10. terlihat bahwa petani di Desa Ciaruteun Ilir lebih banyak yang bersifat komersial dibandingkan petani yang bersifat Subsisten. Para petani langsung menjual hasil panennya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keperluan modal bertani. Bukan seperti jenis usaha tani komersil yang lebih dari 50 hasil panennya dijual karena kelebihan produksi. 23

5.1.5 Jenis Tanaman Yang Diusahakan

Petani yang mengusahakan tanaman padi di Desa Ciarutuen Ilir hanya hanya 8 orang atau sebesar 22,85 dari total responden. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan penduduk Desa Ciarutuen Ilir sedikitnya petani yang mengusahakan tanaman padi karena kekurangan air pada musim kemarau dan kebutuhan perputaran modal yang cepat sehingga para petani menanam tanaman cepat panen seperti bayam yang berumur 20 – 25 hari. Tabel 11. Jenis Tanaman yang diusahakan Jenis tanaman Jumlah orang Persentase Padi 8 22,85 Bayam 22 62,85 Kangkung 5 14,30 Jumlah 35 100,00 5.2 Hubungan Kerja Petani di desa Ciaruteun Ilir menggunakan dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja mekanik traktor dan tenaga kerja manusia. Penggunaan tenaga manusia dilakukan dengan hubungan kerja antara majikan dengan buruh.dalam hubungan kerja antara majikan dengan buruh ditentukan sistem upah yang dipakai, besar dan bentuk upah, jam kerja, dan satuan kegiatan. Kesepakatan bersama antara majikan dan buruh cukup dilakukan dengan lisan saja. Menurut cara pembayarannya kepada buruh tani, di desa Ciarutuen Ilir ada dua macam upah yakni upah harian dan borongan. Pembayaran upah harian didasarkan pada jumlah hari buruh bekerja sementara pembayaran upah borongan didasarkan pada satuan hasil kerja. Jenis pekerjaan yang diupahkan dengan sistem borongan adalah pekerjaan panen, mengolah tanah, dan tanam. Sedangkan jenis pekerjaan untuk upah dengan sistem harian adalah mengolah tanah, tanam, menyiangi, dan memelihara 24 tanaman. Kegiatan usahatani di desa Ciarutuen Ilir terdiri dari 1 Pengolahan lahan, 2 Penyemaian, 3 Penanaman, 4 Pemupukan, 5 Penyiangan, 6 Penyemprotan, dan 7 Pemanenan. Satuan yang digunakan adalah Hari Orang Kerja HOK yaitu orang bekerja biasanya selama delapan jam dianggap satu hari kerja. Di daerah penelitian, satu Hari Orang Kerja HOK dinilai sebesar Rp 10.000 – 20.000 untuk semua jenis umur dan kelamin.

5.3 Daya Dukung Lahan