Tujuan Penelitian Potensi Bungkil Inti Sawit sebagai

2 pada substrat limbah agroindustri. Pada substrat lumpur sawit protein meningkat setelah fermentasi dari 11,94 menjadi 22,59 dengan menggunakan Aspergillus niger sebagai inokulum Pasaribu et al. 1998. Selain A. niger kemungkinan penggunaan mikroba lain seperti Bacillus amyloliquifacien dan Trichoderma harzianum atau koktail mikroba bisa dimanfaatkan untuk mendegradasi dan meningkatkan protein. Koktail mikroba adalah campuran beberapa mikroba yang diramu menjadi satu Schwan 1998, dalam penelitian ini yang dicampur adalah Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fisikokimia bahan pakan bungkil inti sawit yang difermentasi dengan menggunakan koktail mikroba kombinasi antara Bacillus amyloliquefaciens dan Trichoderma harzianum. Bacillus amyloliquifacien dan Trichoderma harzianum. Penggabungan dua mikroba ini didasarkan atas peran enzim Ekso-beta-glukanase dari Bacillus amyloliquefaciens yang memotong rantai luar polisakarida dan enzim Endo-beta-glukanase pada Trichoderma harzianum yang memotong rantai dalam polisakarida Wizna et al. 2005. Diharapkan teknologi fermentasi dengan menggunakan koktail mikroba dapat menurunkan kadar serat kasar dan meningkatkan protein bungkil inti sawit. Sehingga produknya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan alternatif pada unggas.

1.2 Tujuan Penelitian

3 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Potensi Bungkil Inti Sawit sebagai

Bungkil inti sawit palm kernel cakemeal merupakan hasil ikutan pada proses pemisahan minyak inti sawit dengan biomassa 45-46 dari inti sawit Bahan Pakan Unggas Pembangunan perkebunan kelapa sawit, baik yang dilakukan oleh perkebunan besar maupun oleh masyarakat berkembang dengan sangat pesat. Awal tahun 1968, areal kelapa sawit hanya terbatas di tiga wilayah Sumatera Utara, Aceh dan Lampung saat ini sudah berkembang di 22 daerah Provinsi. Luas areal tahun 1968 seluas 105.808 ha dengan produksi 167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6,6 juta ha dengan produksi sekitar 17,3 juta ton CPO Ditjenbun 2008. Kelapa sawit mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional. Disamping sebagai bahan baku industri dalam negeri, juga komoditas ekspor utama. Pada tahun 2007 total ekspor CPO Indonesia sebesar 11,08 juta ton BPS 2009 dengan nilai US 7,8 milyar. Mampu menyerap tenaga kerja langsung sebesar 3,3 juta kepala keluarga. Pengembangan kelapa sawit juga mendorong pengembangan wilayah. Prospek pengembangan kelapa sawit ke depan sangat bagus, tidak saja untuk bahan baku minyak makan, oleokimia, tapi juga digunakan sebagai bahan baku energi bio-fuel dan limbahnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Melihat prospek yang bagus tersebut, pemerintah akan terus mendorong pengembangan kelapa sawit dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Saat ini Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Pada tahun 2008 memiliki luas areal perkebunan 6.611 ribu ha dengan produksi CPO 17.109 ribu ton Ditjenbun 2008 . Produksi minyak kelapa sawit CPO setiap tahunnya meningkat disarikan pada Tabel 2, pada tahun 2004 sekitar 8.479,3 ribu ton dan tahun 2008 menjadi 11.406,5 ribu ton BPS 2009. Demikian pula produksi inti sawit menunjukkan peningkatan, dimana pada tahun 2004 sekitar 1.862,0 dan pada tahun 2008 produksinya 2.281,2 ribu-ton masing-masing setara dengan 837,9 dan 1026,5 ribu-ton bungkil inti sawit BPS 2009. atau 2,0-2,5 4 dari bobot tandan sawit. Bungkil inti sawit mengandung Bungkil inti sawit yang merupakan bagian dari buah segar kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan pakan ternak dapat dilihat pada Gambar 1. air kurang dari 10 dan 60 fraksi nutrisinya berupa selulosa, lemak, protein, dan mineral Hartley 1970 Devendra 1978 yang diperoleh secara kimiawi ekstraksi atau dengan proses fisik expeller . Chong et al. 1998 melaporkan bungkil inti sawit BIS mengandung kadar protein yang cukup tinggi yaitu antara 14,19 sampai 17,19, lemak 9,5-10,5, dan serat kasar 12-18 . Variasi ini kemungkinan disebabkan perbedaan cara proses pengolahan PKO, jenis sawit, kematangan buah dan lokasi tumbuhnya kelapa sawit. Tabel 1. Produksi minyak kelapa sawit crude palm oil dan inti sawit palm kernel perkebunan besar di Indonesia tahun 2004-2008. Tahun Minyak kelapa sawit ribu ton Inti sawit ribu ton 2004 8.479,3 1.862,0 2005 10.119,0 2.139,7 r 2006 10.961,8 2.363,1 2007 11.079,6 x 2.399,9 2008 11.406,5 2.281,2 Sumber : BPS, 2009 Keterangan: x=Angka sementara r=Angka diperbaiki Selain kandungan protein yang cukup tinggi, bungkil inti sawit memiliki kandungan serat kasar yang tinggi pula. Bungkil inti sawit BIS mengandung kadar serat kasar 12-18 Chong et al. 1998; Mathius et al. 2005, 21,08 Nuraini Trisna, 2006. Walaupun kandungan serat kasarnya tinggi masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak unggas karena mempunyai kadar protein yang cukup tinggi, Tingginya kandungan serat kasar merupakan kendala sebagai bahan pakan unggas karena tidak dapat dicerna, sehingga dibutuhkan teknik untuk mendegradasi serat ke molekul yang lebih sederhana agar bisa dicerna. Salah satu dan setelah fermentasi pemanfaatan dapat lebih tinggi menjadi 25,16 Supriyati et al. 1996. 5 teknik untuk mendegradasi serat adalah teknologi fermentasi dengan menggunakan mikroba, baik kapang atau bakteri. Pemanfaatan produk fermentasi untuk unggas menunjukkan pengaruh yang positif. Bungkil kelapa terfermentasi dapat digunakan dalam ransum anak itik jantan hingga 20 Sinurat et al. 1996. Pada itik petelur bungkil kelapa terfermentasi dapat diberikan hingga 30 tanpa mempengaruhi produksi telur Sinurat et al. 1998. Pemberian bungkil inti sawit terfermentasi dengan Aspergillus niger pada itik sedang tumbuh dapat diberikan hingga hingga 15 Bintang et al. 1999. Kelapa Sawit Daging buah Biji sawit Tandan kosong Batang pohon Makanan ternak Pupuk Minyak sawit Sabut Sludge Inti sawit Cangkang Pangan Minyak goreng, olein Margarin, lemak kue Vanaspati, cocoa butter substitute PKO Bungkil inti sawit Oleokimia Stearin, sabun asam, lemak, deterjen Pelumas, plasticizer Kosmetik, BBM Particle board Minyak goreng Salad oil Oleokimia Makanan ternak Sabun Pupuk Arang, karbon aktif Bahan pengisi Particle board, Asap cair Gambar 1. Pohon industri kelapa sawit Sumber: http:politeknikcitrawidyaedukasi.wordpress.com20080703pohon- industri-kelapa-sawit

2.2 Fermentasi