Pemanfaatan hasil penangkaran Pengelolaan penangkaran kupu-kupu di PT Ikas Amboina dan Bali Butterfly Park Tabanan Bali

Dalam melangsungkan hidupnya suatu populasi yang hidup di suatu habitat tertentu, bersaing dengan populasi-populasi lain dari spesiesnya atau dengan populasi dari spesies lain. Persaingan sangat umum dapat didefinisikan sebagai penggunaan sumberdaya yang terbatas oleh dua spesies atau lebih. Untuk mencegah terjadinya persaingan kupu-kupu di dalam kandang maka populasi kupu-kupu harus dijaga serta disesuaikan dengan ketersediaan pakan dan ruang. Apabila jumlah individu terlalu banyak sedangkan pakan tidak mencukupi maka pertumbuhan kupu-kupu tidak akan baik, kupu-kupu akan terlihat kurus dan kecil akibat kekurangan nutrisi. Dan apabila kebutuhan ruang tidak terpenuhi mengakibatkan kupu-kupu sulit bergerak. Dalam pengelolaan penangkaran, pemangsaan didefinisikan sebagai suatu spesies memakan spesies yang lainnya sehingga satu spesies memperoleh keuntungan, yang lainnya dirugikan. Dengan demikian parasitisme dan penyakit tercakup dalam kategori ini. Pemeliharaan kebersihan dan keamanan kandang merupakan kunci dalam mencegah pemangsaan. Apabila kandang selalu dalam keadaan bersih maka penyakit seperti jamur dan virus dapat dicegah, dan bila kondisi kandang aman dan tertutup maka parasit dan predator tidak akan masuk.

5.7 Pemanfaatan hasil penangkaran

Nilai ekonomi kupu-kupu dapat ditingkatkan melalui kegiatan pembuatan offset atau penataan kupu-kupu kering. Jika diolah dengan baik spesimen kupu- kupu dapat dibuat menjadi bermacam-macam cendra mata offsetan bernilai tinggi, seperti hiasan dinding, gantungan kunci, pembatas buku, dan lain-lain. Menurut Morris et al 1985 ada tiga hal yang melatarbelakangi seseorang membeli koleksi serangga diantaranya apresiasi terhadap keindahan, rasa ingin memiliki, dan keperluan penelitian. Kupu-kupu memang telah lama diketahui masyarakat sebagai makhluk yang indah, keunikan bentuk tubuh dan daur hidupnya yang rumit merupakan daya tarik tersendiri, oleh karena itu banyak orang yang ingin memiliki serangga ini. Minat mengoleksi serangga untuk kebutuhan penelitian terbatas pada kelompok ilmuan, dari spesimen serangga banyak hal yang dapat dipelajari seperti taksonomi, ekologi, dan lain-lain. Pemanenan dilakukan setelah kupu-kupu lahir dan mengeringkan sayapnya. Proses pengeringan sayap pada kupu-kupu yang baru lahir membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Selama proses ini kupu-kupu sering mengeluarkan air seni karena pada kondisi awal kelahirannya perut kupu-kupu terisi penuh oleh cairan metabolisme. Proses pemanenan juga harus menunggu hingga perut tersebut mengempis. Kupu-kupu yang sedang mengeringkan sayap dapat dilihat pada Gambar 35. Gambar 35 Kupu-kupu yang sedang mengeringkan sayap. Kupu-kupu yang telah kering sayapnya disuntik dengan larutan alkohol 80-100. Untuk kupu-kupu yang berukuran besar seperti Ornithoptera, banyaknya alkohol yang disuntikkan sekitar 3 tetes pada bagian dada dan perut, sedangkan yang berukuran kecil seperti Papilio sebanyak 2 tetes, tujuannya untuk mengawetkan organ dalam kupu-kupu. Sebelum memasuki proses pengeringan, kupu-kupu yang telah disuntik akan menjalani proses penyetingan terlebih dahulu atau disebut juga proses perentangan, dengan tujuan agar sayap dan tubuh kupu-kupu terlihat rapi dan teratur sesuai dengan yang kita inginkan. Kupu-kupu diseting pada stereofoam berukuran 60x15 cm dan ditahan oleh plastik transparan agar posisinya tidak berubah selama proses pengeringan. Pada bagian tengah stereofoam diberi rongga untuk tempat badan kupu-kupu. Alat-alat yang digunakan dalam proses penyetingan antara lain jarum serangga, gunting, cutter, pinset, lem G dan kuas. Berikut adalah tahapan penyetingan kupu-kupu: 1. Bagian dada kupu-kupu ditembus dengan jarum serangga, lalu ditancapkan di tengah stereofoam dengan bagian tubuh masuk ke dalam rongga streofoam. 2. Sayap direntangkan dengan bantuan pinset, setelah merentang dengan sempurna sayap ditahan dengan plastik transparan dan diberi jarum serangga pada setiap sisi sayap. 3. Posisi kedua sayap depan harus sejajar sedangkan sayap belakang diatur sebagaimana bagusnya. 4. Posisi badan harus lurus dan tepat berada di rongga stereofoam. 5. Posisi antena lurus membentuk huruf V dan ditahan oleh plastik transparan agar tidak berubah posisi selama proses pengeringan. Gambar 36 Kupu-kupu yang telah diseting. Kupu-kupu yang telah diseting dengan benar Gambar 36, selajutnya dikeringkan melalui proses pengovenan. Proses ini dilakukan dengan bantuan oven lemari pengering pada suhu 30°C selama kurang lebih satu minggu. Sumber panas oven berasal dari dua buah lampu pijar yang diletakkan pada bagian dasar oven. Di dalam oven juga diberi bahan pengawet yaitu neptaline. Proses pengeringan kupu-kupu dapat dilihat pada Gambar 37. Gambar 37 Proses pengeringan kupu-kupu. Agar kualitas awetan kupu-kupu semakin baik, maka pada hari kedua pengovenan dan pada hari terakhir sebelum dimasukkan ke dalam kotak kaca, kupu-kupu kembali disuntik alkohol. Setelah proses pengovenan berakhir, maka kupu-kupu akan dikeluarkan dari oven dan dilepas dari papan stereofoam. Pada kondisi ini tubuh dan sayap kupu-kupu sudah menjadi kaku dan kering, agar sayap tidak mudah lepas atau berubah posisi maka bagian persendian sayap diberi lem G. Kupu-kupu siap dimasukkan ke dalam kotak kaca, dengan cara ditancap jarum serangga melalui bagian dada. Hal yang harus diperhatikan pada proses pengemasan ini adalah kotak kaca harus kedap udara dan diberi kapur barus, agar semut tidak masuk dan kupu-kupu tidak mudah berjamur. Offset kupu-kupu yang telah jadi dapat dilihat pada Gambar 38. Gambar 38 Offset kupu-kupu. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa aktivitas perdagangan yag dilaksanakan oleh Bali Butterfly Park adalah perdagangan dekoratif, yakni perdagangan yang lebih mengutamakan aspek keindahan dan keunikan Morris, 1985. Sedangkan aktivitas perdagangan yang dilakukan PT Ikas Amboina adalah perdagangan hidup, yakni memperjualbelikan kupu-kupu dalam kondisi hidup kepompong. Tujuannya agar pembeli dapat memelihara jenis kupu-kupu yang diinginkannya. Setiap penjualan Offset kupu-kupu oleh Bali Butterfly Park disertakan sertifikat berupa stiker pada bagian belakang bingkai yang menyatakan bahwa semua kupu-kupu tersebut merupakan hasil penangkaran dan bukan tangkpan dari alam. Untuk saat ini Bali Butterfly Park hanya menjual offset jenis kupu-kupu yang tidak dilindungi dengan harga bervariasi mulai dari Rp. 40.000 hingga jutaan rupiah.

5.8 Implikasi penangkaran terhadap kelestarian kupu-kupu