Dukungan dari aparat pemerintahan Desa Doplang

sangat memudahkan pelaksanaan P2KP di Desa Doplang, kalau ada masalah kita tinggal mengontak mereka.” Wawancara, 14 Maret 2008. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Bapak saryono selaku Sekretaris BKM Adil Makmur Desa Doplang, bahwa : “Faskel telah banyak sekali membantu dalam pelaksanaan P2KP di Desa Doplang, dulu saat pertama kali BKM berdiri kalau nggak ada faskel mungkin nggak akan jalan mbak. Faskel yang menangani P2KP disini bertanggungjawab penuh mulai dari tahap sosialisasi, hingga pembentukan BKM dan KSM. Misalnya ada permasalahan dapat segera menghubungi mereka, faskel memberi arahan kemudian dalam BKM digodok hingga memunculkan keputusan.” Wawancara, 9 Maret 2008. Selain membantu dan memudahkan pelaksanaan P2KP di tingkat BKM, secara langsung faskel juga memudahkan di tingkat KSM walaupun tidak semuanya. Sebenarnya dalam pendampingan kepada KSM khususnya dalam kegiatan penyusunan rencana keguatan KSM sudah menjadi tanggung jawab dari BKM dan UPK-nya, namun di Desa Doplang faskel juga terlibat langsung dalam pendampingan kepada KSM-KSM terutama dalam penyusunan rencana kegiatan KSM. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Bapak Yuwono Senior faskel P2KP Desa Doplang bahwa : “Kami memang pernah terjun langsung ke lapangan dalam pendampingan KSM di Desa Doplang. Disana kami melakukan bimbingan, dialog, dan tanya jawab mengenai apa itu KSM, fungsi dan kedudukan, dan juga alur kegiatan dalam kegiatan pinjaman dana bergulir.” Wawancara, 10 Maret 2008.

4. Dukungan dari aparat pemerintahan Desa Doplang

Dalam pelaksanaan P2KP di Desa Doplang ini memang aparat pemerintah desa tidak terlibat secara langsung dalam P2KP. Keterlibatan dalam kegiatan P2KP hanya sebatas pada pemberian ijin kegiatan dan juga penempatan kantor sekretariat BKM Adil Makmur di sampingsebelah Balai Desa Doplang. Namun dalam setiap agenda dan forum BKM seperti kegiatan pencairan dana P2KP, pembahasan proposal kegiatan, dan monitoring dari PjOK, KMW maupun dari Bank Dunia World Bank, aparat pemerintah desa tetap dilibatkan. Hal ini se bagai bentuk dukungan dari pemerintah desa sebagai penguasa wilayah administratif di Desa Doplang. Hal ini sesuai dengan penjelasan Bapak Saryono Sekretaris BKM Adil Makmur Desa Doplang bahwa : “Walaupun tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan P2KP di Desa Doplang, namun peran dan dukungan dari aparat pemerintah desa tetap kami butuhkan misalnya dalam setiap forum dari BKM mereka selalu diundang, entah itu dalam pencairan dana ataupun pengajuan proposal kegiatan, mereka juga ikut terlibat. Kalau tidak sepengetahuan dari Kepala Desa kami juga nggak bakal bisa mengucurkan dana P2KP itu. Namun alhamdulillah aparat pemerintah Desa Doplang benar-benar mendukung dalam kegiatan P2KP ini dan sangat membantu serta memudahkan kami dalam setiap tahap kegiatan pemberdayaan dalam P2KP ini.....” Wawancara, 9 Maret 2008. Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Bambang Wahyono Kepala Desa Doplang bahwa : “Kami secara penuh tetap mendukung dengan adanya P2KP di Desa Doplang ini, kan tujuannya baik dan mulia yaitu penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyaraklat. Dengan begitu kan masyarakat diharapkan bisa berdaya, sejahtera, dan meningkat pendapatannya serta menjadi lebih baik kualitas hidupnya. Hubungan perangkat desa dengan BKM kan sebagai mitra, jadi kami istilahnya wajib membantu apabila dibutuhkan kapan saja. Intinya kami sepenuhnya mendukung demi terciptanya peningkatan kesejahteraaan warga masyarakat Desa Doplang.” Wawancara, 15 Maret 2008. Dengan bentuk dukungan tersebut, diharapkan nantinya hubungan antara aparat pemerintah desa dan BKM tetap saling mendukung dengan adanya P2KP ini. Karena walaupun tidak terlibat secara langsung, bentuk dukungan dari aparat pemerintah desa tersebut ternyata memudahkan dalam setiap kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang dilakukan dalam P2KP, baik itu oleh BKM maupun Faskel. D. Hal-hal Yang Menghambat Upaya Pemberdayaan Masyarakat Dalam Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaaan P2KP di Desa Doplang Dari hasil penelitian, walaupun tidak banyak permasalahan yang dihadapi namun penulis menemukan beberapa hambatan yang bisa menganggu upaya pemberdayaan masyarakat dalam proyek P2KP di Desa Doplang, meskipun hal itu sedapat mungkin telah diminimalisir dan diupayakan pemecahannya. Hal-hal yang menghambat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Masih adanya persepsi yang keliru dari sebagian kecil warga masyarakat