Uji Heteroskedastisitas HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan pengertian bahwa Tolerance 〉 0,10 atau VIF 〈 10 tidak terjadi multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Sumber: Hasil Penelitian, 2009 Data Diolah Gambar IV.5. Hasil Uji Heterokedastisitas Hipotesis Pertama Berdasarkan pada Gambar IV.5 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan Analisis Regresi Berganda hipotesis pertama terbebas dari asumsi heteroskedastisitas. IV.2.1.2. Hasil regresi hipotesis pertama Regression Standardized Predicted Value 2 1 -1 -2 -3 R egressi on S tudent iz ed R esi dual 3 2 1 -1 -2 -3 Scatterplot Dependent Variable: Tk UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Hipotesis pertama menyatakan bahwa pelatihan X 1 serta kecerdasan emosional X 2 Tabel IV.24. Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Pertama berpengaruh terhadap kinerja pegawai Y pada PT Coca Cola Bottling Northern Sumatra Operation. Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 Constant -1.063 1.425 Pelatihan 1.106 .123 .646 Kecerdasan Emosional 1.002 .118 .607 a Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil Penelitian, 2009 Data Diolah Berdasarkan pada Tabel IV.8, maka persamaan Analisis Regresi Berganda dalam penelitian hipotesis pertama adalah : Ŷ = - 1.063 + 1.106X 1 + 1.002X 2 Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa pelatihan X + ℮ 1 , serta kecerdasan emosional X 2 memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kinerja pegawai Y pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation. Pelatihan X 1 , serta kecerdasan emosional X 2 Pelatihan merupakan usaha untuk memperbaiki kinerja pegawai pada suatu pekerjaan tertentu yang merupakan tanggung jawabnya. Supaya efektif, pelatihan biasanya harus mencakup penilaian kebutuhan, rancangan, pelaksanaa, dan evaluasi, dan dilaksanakan dalam satu kesatuan siklus pelatihan. Secara ideal pelatihan harus didesain untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang pada waktu yang bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan dari para pegawai secara perseorangan. mempunyai koefisien regresi positif yang membuktikan kontribusinya terhadap kinerja pegawai Y. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jadi pelatihan bermanfaat dalam situasi dimana para pegawai kekurangan kecakapan dan pengetahuan. Kegiatan ini sebagai sarana yang ditujukan pada upaya untuk lebih mengaktifkan kerja para pegawai yang kurang aktif sebelumnya, mengurangi dampak-dampak negatif yang dikarenakan kurangnya pendidikan dan pengalaman yang terbatas, atau kurangnya kepercayaan diri pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Berkaitan dengan hasil penelitian pada hipotesis pertama maka dapat dikatakan bahwa PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation telah berhasil dalam meningkatkan kinerja pegawai dengan melakukan pendekatan terhadap kemampuan pegawai melalui pelatihan. Artinya semakin baik pelaksanaan pelatihan maka akan semakin baik atau semakin meningkat pula kinerja pegawai. Kecerdasan emosional juga memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja pegawai PT Coca Cola Bottling Northern Sumatra Operation. Kecerdasan emosional diartikan sebagai kemampuan pegawai dalam memahami sekaligus mengendalikan emosi diri, dan kemampuan dalam membina hubungan dengan pegawai lain. Penerapan Kesadaran Diri, Manajemen Diri, Kesadaran Sosial, dan Manajemen Hubungan secara utuh yang merupakan komponen dari kecerdasan emosional dalam aktivitas pekerjaan karyawan terbukti mampu menjadikan kinerja karyawan menjadi baik. Tingginya kecerdasan emosional seorang karyawan akan sangat membantu ketika akan mengembangkan wilayah pemasaran produk-produk PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Nilai koefisien determinasi R 2 dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas pelatihan X 1 , serta Kecerdasan emosional X 2 Tabel IV.25. Hasil Uji Determinasi Hipotesis Pertama terhadap kinerja pegawai Y pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .792a .627 .617 1.247 a Predictors: Constant, KecerdasanEmosional, Pelatihan b Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil Penelitian, 2009 Data Diolah Berdasarkan Tabel IV.25 diperlihatkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,627. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel pelatihan X 1 , serta kecerdasan emosional X 2 IV.2.1.3. Uji serempak hipotesis pertama menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel kinerja pegawai Y sebesar 62,7. Sedangkan sisanya sebesar 37.3 adalah pengaruh dari variabel bebas lain yang tidak diteliti Variabel Dummy = ℮ , contohnya adalah Kompensasi, Kepemimpinan, Suasana Kerja, dan lain-lain. Hasil pengujian hipotesis pertama secara serempak dapat dilihat pada Tabel IV.26 sebagai berikut: Tabel IV.26. Hasil Uji F Hipotesis Pertama ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 198.478 2 99.239 63.805 .000a Residual 118.206 76 1.555 Total 316.684 78 a Predictors: Constant, KecerdasanEmosional, Pelatihan b Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil Penelitian, 2009 Data Diolah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berdasarkan Tabel IV.26 di atas nilai F hitung sebesar 63.805 nilai F tabel sebesar 3.97, dan sig. α sebesar 0.000 a alpha 5 0.05. Hal ini mengindikasikan hasil penelitian menolak H o dan menerima H a . Dengan demikian, pelatihan, serta kecerdasan emosional secara serempak berpengaruh sangat signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT Coc -Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation. IV.2.1.4. Uji parsial hipotesis pertama Hasil pengujian hipotesis pertama secara parsial dapat dilihat pada Tabel IV.27 berikut: Tabel IV.27. Hasil Uji Parsial Hipotesis Pertama Model t Sig. 1 Constant - . 746 .458 Pelatihan 9.030 .000 Kecerdasan emosional 8.479 .000 a Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil Penelitian, 2009 Data Diolah Berdasarkan Tabel IV.27 di atas ditunjukkan hasil sebagai berikut: 1. Nilai t hitung untuk variabel pelatihan X 1 sebesar 9.030 nilai t tabel sebesar 2.00, atau nilai sig. t untuk variabel pelatihan dan pengembangan X 1 2. Nilai t sebesar 0.000 alpha 0.025. hitung untuk variabel kecerdasan emosional X 2 sebesar 8.479 nilai t tabel sebesar 2.00, atau nilai sig. t untuk variabel penerapan kompensasi X 2 sebesar 0.000 alpha 0.025. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berdasarkan hasil yang diperoleh maka variabel pelatihan X 1 berpengaruh lebih dominan daripada kecerdasan emosional X 2 . Artinya, variabel pelatihan X 1

IV.2.2. Pengujian Hipotesis Kedua

lebih menentukan dalam meningkatkan kinerja pegawai. Namun hal ini bukan berarti bahwa kecerdasan emosional tidak menentukan dalam peningkatan kinerja, akan tetapi pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja tidak sebesar pengaruh pelaksanaan pelatihan pada para pegawai. IV.2.2.1. Pengujian asumsi klasik hipotesis kedua

a. Uji Normalitas