menindak lanjuti hasil rekomendasi Inspektorat untuk diteruskan kepada tim penjatuhan hukuman disiplin bagi temuan PNS yang melanggar PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Hukuman Disiplin PNS.
C. Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan Tugas Inspektorat
Aktivitas merupakan kegiatan organisasi yang merupakan penjabaran kebijakan sebagai arah pencapaian tujuan dan sasaran yang memberi kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasi
khususnya organisasi pemerintahan.
33
Kegiatan Inspektorat Provinsi Sumatera Utara pada hakekatnya merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan tugasnya dan fungsi
pokoknya, disamping itu rencana kegiatan yang ditetapkan dapat dijadikan standar keberhasilan unit kerja dan sekaligus dapat dijadikan indikator kinerja yang dapat dicapai dari waktu ke waktu.
Namun seiring dengan pelaksanaan tugas Inspektorat Provinsi Sumatera Utara pasti menghadapi kendala-kendala dan masalah dalam pelaksanaan tugasnya sebagai lembaga teknis yang membantu
Kepala Daerah Gubernur Sumatera Utara dalam melakukan pengawasan fungsional di wilayah otonominya.
Kendala-kendala dan masalah yang sering dihadapi Inspektorat Provinsi Sumatera Utara diantaranya terdiri dari :
1. Kualitas Sumber Daya Manusia SDM Salah satu masalah yang dihadapi Inspektrorat Provinsi dalam pelaksanaan tugasnya
adalah Sumber Daya Manusia aparatur pengawas di lingkungan Inspektorat itu sendiri. Persoalan SDM ini terjadi pada lembaga itu sendiri disebabkan karena kurang meratanya spesifikasi bidang
keilmuan yang dimiliki aparatur pegawas yang dibebankan kepada lembaga Inspektorat Provinsi Sumatera Utara tersebut. Bukan hanya satu bidang tetapi meliputi bidang ekonomi, akuntansi,
pendidikan, hukum, lingkungan, pekerjaan umum, dan Provinsi Sumatera Utara dinilai Pemerintah Daerah provinsi Sumatera Utara masih cukup memadai dengan melihat kepada luasnya objek
33
Sujamto, Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan, Edisi II, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985, hal. 30.
Universitas Sumatera Utara
pengawasan pada pemerintaan daerah provinsi sumatera utara, hanya yang menjadi permasalah karena kurang meratanya spesifikasi keilmuan yang dimiliki sehingga berakibat pada keterbatasan
kemampuan lembaga pengawasan Inspektorat Provinsi Sumatera Utara itu sendiri serta akan berakibat buruk kepada pelaksanaan tugas SDM aparatur pengawas dalam melaksanakan tugasnya
di lapangan. Padahal pengembangan keilmuan SDM diyakini merupakan jawaban dari setiap masalah
yang terjadi dalam setiap organisasi, demikian pula halnya di sektor pemerintahan. Pengembangan keilmuan SDM dalam suatu organisasi formal dalam birokrasinya sudah
merupakan suatu keharusan untuk dimiliki, terlebih lagi selaku subyek pembangunan yang merupakan ujung tombak pemerintahan. Oleh karena keterbatasan kemampuan SDM yang kurang
memadai ini, gilirannya hanya akan memberikan sumbangan yang terbatas bagi pencapaian tujuan organisasi pemerintahan.
Di saat era globalisasi dan era reformasi saat ini, peranan SDM aparatur pengawasan semakin penting karena merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan dalam melaksanakan
pembangunan program-program pemerintahan di daerah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi dan desakan reformasi total dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara telah memacu tuntutan masyarakat atas kualitas pelayanan disegala bidang. Fungsi pemerintah mulai pengandalan tenaga yang banyak dan murah comparative advantage menjadi
paradigma organisasi dan SDM yang efisien berbasis pada pengetahuan dan keterampilan ompetitive advantage.
34
SDM merupakan elemen terpenting dalam mewujudkan kinerja organisasi dengan baik. Sering kali kelemahan pada aspek SDM berakses pada lemahnya tujuan yang diinginkan. Hal ini
juga dialami oleh Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Profesionalisme kerja yang diharapkan dapat dibangun dari kualitas SDM yang ada kurang sesuai dengan apa yang diharapkan. Manakala
kondisi ini terus terjadi, dikhawatirkan justru menyebabkan lemahnya fungsi pengawasan Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sebagai lembaga yang menjalankan pengawasan dengan
tanggung jawab yang sangat besar. Apalagi akan adanya kerja sama dan pelimpahan tugas
34
Sujamto, Op.Cit, hal. 42.
Universitas Sumatera Utara
pengawasan dengan beberapa spesifik dibidang pendidikan, perikanan, perindustrian, sosial dan sebagainya semakin diperlukan dalam tugas pengawasan.
Sumber daya manusia Inspektorat Provinsi Sumatera Utara pada saat ini berjumlah 132 orang, dimana 80 orang diantaranya menduduki Jabatan Fungsional Auditor sedangkan 52 orang
sebagai tenaga administrasipendukung yang berada di bawah sekretariat. Adapun latar belakang tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :
a. SD : 1 orang
b. SLTP : - orang
c. SLTA : 13 orang
d. Sarjana Muda D3 : 5 orang
e. Sarjana Strata S1 : 113 orang
yang terdiri :
1 38 orang Sarjana Ekonomi Terdiri dari
: 13 orang Sarjana Ekonomi Akuntansi 25 orang Sarjana Ekonomi Manajemen
2 29 orang Sarjana Hukum 3 25 orang Sarjana Sosial dan Politik
4 7 orang Sarjana Teknik Sipil 5 10 orang Sarjana Pertanian
6 1 orang Sarjana Biologi 7 2 orang Sarjana Agama
8 1 orang Dokter Hewan f. Sarjana Strata 2 S-2
Dari 113 orang SDM yang telah mendapat gelar S-1 tersebut diatas, 40 orang diantaranya sudah memperoleh gelar S-2 yang terdiri dari :
1 25 orang dengan gelar Magister Manajemen MM 2 8 orang dengan gelar Magister Sains Msi
3 3 orang dengan gelar Magister Administrasi Publik MAP
Universitas Sumatera Utara
4 1 orang dengan gelar Magister Humaniora Mhum 5 1 orang dengan gelar Magister Hukum MH
6 1 orang Spesialis Notaris SPN 7 1 orang dengan gelar Magister Ekonomi ME
2. Sarana dan prasarana operasional tugas Pengadaan sarana dan prasarana operasional Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sampai
saat ini masih juga menjadi kendala dalam pelaksanaan tugas dalam bidang pengawasan fungsional di lingkungan pemerintahan daerah Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Melihat
kepada keadaan rill luas wilayah Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, sebagai lembaga pengawas sudah tentu membutuhkan sarana operasional yang memadai terdiri dari alat transportasi serta
dana operasional. Tetapi sungguh ironis yang terjadi bahwa hal-hal yang dihadapi Inspektorat Provinsi Sumatera Utara cukup besar. Disamping kurangnya aspek pendanaan operasional. Hal
ini disebabkan karena anggaran yang tidak rasional, beban tugas yang sangat berat akan tidak dapat berjalan dengan baik.
Pada hal selama ini dalam pelaksanaan tugas pengawasan, khususnya untuk melaksanakan tuga regular setiap bulannya Inspektorat Provinsi Sumatera Utara menurunkan 10
sepuluh tim pemeriksa yang satu di timnya terdiri 7 tujuh sampai 8 delapan kondisi pelaksanaan yang ada, sebenarnya sungguh tidak mungkin dilaksanakan tugas Inspektorat dengan
maksimal apabila sarana dan prasarana pelaksanaan tugasnya minim sementara tuntutan tugas sebagai lembaga pengawasan dilingkungan pemerintahan daerah Provinsi Sumatera Utara harus
dilaksanakan. Adakalanya Irjen Kementerian Pekerja Umum PU. Pendidikan meminta tenaga pengawas Inspektorat Provsu untuk melakukan join audit pada beberapa KabupatenKota di
Sumatera Utara. Fasilitas Inspektorat Provinsi Sumatera Utara adalah hanya sebatas penyediaan tenaga pengawas yaitu tenaga auditor yang telah dilatih dengan pendidikan khusus misalnya
bidang Pekerjaan Umum Kementerian PU ataupun Pendidikan Kemendiknas. 3. Masih terdapat tumpang tindih pemeriksaan
Koordinasi Aparat Pengawas Internal maupun Eksternal Pemerintah baik Pusat, Provinsi dan KabupatenKota serta Aparat Penegak Hukum APH belum efektif sehingga adakalanya
Universitas Sumatera Utara
masih terjadi tumpang tindih pemeriksaan. Adapun contohnya, saat Inspektorat Provinsi Sumatera Utara melakukan pemeriksaan pada salah satu kabupatenkota maupun salah satu SKPD yang ada
di Provinsi Sumatera Utara, dalam waktu yang bersamaan ada tim pemeriksa dari BPK ataupun Kejaksaan maka Inspektorat Provinsi Sumatera Utara tidak dapat melakukan pemeriksaan
meskipun sesuai dengan jadwal Program Kerja Pemeriksaan Tahunan PKPT. 4. Tindak lanjut hasil pemeriksaan belum optimal
Masalah penyelesaian tindak lanjut atas temuan pemeriksaan kurang optimal. Hal ini terjadi karena pimpinan satuan kerja sebagai penanggung jawab tindak lanjut masih ada yang lalai
dan kurang sungguh-sungguh dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan.
D. Upaya Mengatasi Kendala-Kendala Yang Dihadapi Inspektorat Provinsi Sumatera Utara