Deskripsi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

72 Gambar 3. Histogram Prestasi Belajar Fisika 3. Prestasi Belajar Kimia Pada variabel Prestasi Belajar Kimia, data diperoleh menggunakan dokumentasi dengan jumlah responden 34 siswa. Berdasarkan pengolahan data dengan bantuan program SPSS 16.0 diperoleh mean 64.59, median 65.00, modus 65.00, dan standar deviasi simpangan baku 12.351. Berdasarkan perhitungan mean ideal Mi dan standar deviasi ideal SDi, maka dapat diidentifikasi kecenderungan skor pada variabel prestasi belajar kimia dikategorikan menjadi 4 yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Adapun perhitungan Mi dan SDi serta pengkategorian kecenderungan skor dapat dilihat sebagai berikut: 73 Tabel 6. Mi dan SDi Variabel Prestasi Belajar Kimia Perhitungan Hasil Xmin 25 25 Xmax 90 90 Mi Mean ideal 25 + 90 2 = 57.5 SDi 90 − 25 6 = 10.83 Sangat Tinggi : Mi + 1,5SDi X : 57.5 + 16.245 X : 73.745 X Tinggi : Mi X Mi + 1,5SDi : 57.5 X 57.5 + 16.245 : 57.5 X 73.745 Rendah : Mi – 1,5SDi X Mi : 57.5 – 16.245 X 57.5 : 41.255 X 57.5 Sangat Rendah : X Mi – 1,5SDi : X 57.5 - 16.245 : X 41.255 Berdasarkan perhitungan di atas dapat dibuatkan tabel distribusi kecenderungan sebagai berikut : Tabel 7. Distribusi Kecenderungan FR Prestasi Belajar Kimia No Skor Frekuensi Frekuensi Relatif Frekuensi Komulatif Kategori 1 X 41.255 2 5.9 5.9 Sangat Rendah 2 41.255 X 57.5 3 8.8 14.7 Rendah 3 57.5 X 73.745 22 64.7 79.4 Tinggi 4 73.745 X 7 20.6 100 Sangat Tinggi Pada tabel distribusi kecenderungan frekuensi prestasi belajar kimia di atas menunjukkan terdapat 2 siswa 5.9 yang berada dalam kategori sangat rendah, pada kategori rendah terdapat 3 siswa 8.8, pada kategori tinggi terdapat 22 siswa 64.7, dan terdapat 7 siswa 20.6 masuk kategori sangat tinggi. Lebih jelasnya pada histogram di bawah ini: 74 Gambar 4. Histogram Prestasi Belajar Kimia 4. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan Pada variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan, data diperoleh menggunakan dokumentasi dengan jumlah responden 34 siswa. Berdasarkan pengolahan data dengan bantuan program SPSS 16.0 diperoleh mean 225.53, median 234.00, modus 240.00, dan standar deviasi simpangan baku 29.946. Berdasarkan perhitungan mean ideal Mi dan standar deviasi ideal SDi, maka dapat diidentifikasi kecenderungan skor pada variabel prestasi belajar mata pelajaran kejuruan dikategorikan menjadi 4 yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Adapun perhitungan Mi dan SDi serta pengkategorian kecenderungan skor dapat dilihat sebagai berikut: 75 Tabel 8. Mi dan SDi Variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan Perhitungan Hasil Xmin 68 68 Xmax 243 243 Mi Mean ideal 68 + 243 2 = 155.5 SDi 243 − 68 6 = 29.17 Sangat Tinggi : Mi + 1,5SDi X : 155.5 + 43.755 X : 199.255 X Tinggi : Mi X Mi + 1,5SDi : 155.5 X 155.5 + 43.755 : 155.5 X 199.255 Rendah : Mi – 1,5SDi X Mi : 155.5 - 43.755 X 155.5 : 111.745 X 155.5 Sangat Rendah : X Mi – 1,5SDi : X 155.5 - 43.755 : X 111.745 Berdasarkan perhitungan di atas dapat dibuatkan tabel distribusi kecenderungan sebagai berikut : Tabel 9. Distribusi Kecenderungan FR Prestasi Belajar Pelajaran Kejuruan No Skor Frekuensi Frekuensi Relatif Frekuensi Komulatif Kategori 1 X 111.745 1 2.9 2.9 Sangat Rendah 2 111.745 X 155.5 2.9 Rendah 3 155.5 X 199.255 1 2.9 5.9 Tinggi 4 199.255 X 32 94.1 100 Sangat Tinggi Pada tabel distribusi kecenderungan frekuensi prestasi belajar pelajaran kejuruan di atas menunjukkan terdapat 1 siswa 2.9 yang berada dalam kategori sangat rendah, tidak ada siswa yang berada dalam kategori rendah 0, pada kategori tinggi terdapat 1 siswa 2.9, dan terdapat 32 siswa 94.1 masuk kategori sangat tinggi. Lebih jelasnya pada histogram di bawah ini: 76 Gambar 5. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum melakukan analisis data dan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat. Adapun uji prasyarat untuk menguji hipotesis korelasi terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Pengujian persyaratan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan analisis data dengan bantuan program komputer yaitu SPSS versi 16.0 dapat diketahui nilai signifikansi yang menunjukkan normalitas data. Kriteria yang digunakan yaitu data dikatakan berdistribusi normal jika harga koefisien Asymp. Sig. pada 77 output Kolmogorov-Smirnov test dari alpha yang ditentukan yaitu 5 0,05. Adapun hasil uji normalitas antara kedua variabel dijelaskan pada tabel berikut ini : Berdasarkan tabel uji normalitas di atas dapat diketahui pada kolom Kolmogorov-Smirnov diketahui signifikansi pada keempat variabel 0.001, 0.005, 0.030, 0.010 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data pada keempat variabel tidak berdistribusi normal, karena harga signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari alpha yang ditentukan 5 0,05. 2. Uji Linieritas Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji F, dalam program SPSS 16.0 untuk menguji linieritas menggunakan deviation from linearity dari uji F linier. Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dikatakan linier bila nilai signifikansi F hitung lebih dari 0,05. Adapun hasil uji linieritas antara kedua variabel dijelaskan pada tabel berikut ini : Tabel 11. Hasil Uji Linieritas NO Hubungan Variabel Signifikansi F Keterangan 1 X 1 -Y .311 Linier 2 X 2 -Y .000 Tidak Linier 3 X 3 -Y .000 Tidak Linier Tabel 10. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Matematika Fisika Kimia Kejuruan N 34 34 34 34 Kolmogorov-Smirnov Z 1.956 1.740 1.450 1.632 Asymp. Sig. 2-tailed .001 .005 .030 .010 a. Test distribution is Normal. 78 Berdasarkan tabel di atas hasil uji linieritas hubungan antara variabel, signifikansi uji F lebih dari 0.05 demikian juga hubungan antara variabel prestasi belajar matematika dengan prestasi belajar mata pelajaran kejuruan bersifat linier. Akan tetapi hubungan antara variabel prestasi belajar fisika dengan prestasi belajar mata pelajaran kejuruan dan prestasi belajar kimia dengan prestasi belajar mata pelajaran kejuruan signifikansi uji F kurang dari 0.05, sehingga bersifat tidak linier.

C. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang telah dirumuskan untuk itu jawaban sementara itu harus diuji kebenarannya secara empirik. Terdapat tiga hipotesis dalam penelitian ini, untuk hipotesis yang pertama yaitu terdapat kontribusi antara prestasi belajar Matematika dengan prestasi belajar mata pelajaran Kejuruan, hipotesis kedua terdapat kontribusi antara prestasi belajar Fisika dengan prestasi belajar mata pelajaran Kejuruan, hipotesis ketiga terdapat kontribusi antara prestasi belajar Kimia dengan prestasi belajar mata pelajaran Kejuruan. Data – data pada keempat variabel penelitian tersebut tidak berdistribusi normal, maka ketiga hipotesis tersebut menggunakan statistik nonparametrik yaitu dengan analisis korelasi Kendall Tau. Adapun penjelasan hasil uji hipotesisnya adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis I Pengujian ini bertujuan untuk mencari besarnya kontribusi antara prestasi belajar Matematika dengan prestasi belajar mata pelajaran Kejuruan. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Kendall Tau. 79 Adapun uji hipotesis ini diperoleh hasil perhitungan seperti tabel di bawah ini: Tabel 12. Hasil Perhitungan Korelasi Kendall Tau Variabel Prestasi Belajar Matematika dengan Mata Pelajaran Kejuruan Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Kendall Tau di atas, diperoleh ߬ ௛ ௜ ௧ ௨ ௡ ௚ = 0,391. Sedangkan ߬ ௧ ௔ ௕ ௘ ௟ = 0,000025 untuk taraf signifikansi 5. Dapat disimpulkan berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar Matematika terhadap mata pelajaran Kejuruan sebesar 0,391. Koefisien korelasi ߬ hasil perhitungan adalah 0,391 lebih besar dari harga koefisien ߬ pada tabel, pada taraf signifikansi 5. Untuk mengetahui kontribusi prestasi belajar Matematika terhadap prestasi belajar Kejuruan hanya bisa diperkirakan bahwa prestasi belajar Matematika terhadap prestasi belajar kejuruan memiliki hubungan yang positif maka dipastikan terdapat juga kontibusinya. Oleh karena itu terdapat kontribusi prestasi belajar Matematika terhadap prestasi belajar Kejuruan. Namun seberapa besar nilai kontribusinya yang dinyatakan dalam prosentase tidak dapat ditemukan karena tidak ada rumus mencari kontribusinya. 2. Hipotesis II Pengujian ini bertujuan untuk mencari besarnya kontribusi antara prestasi belajar Fisika dengan prestasi belajar mata pelajaran Kejuruan. Model ߬ 1 0.391 a. Predictors: Constant, Matematika b. Dependent variable: Kejuruan 80 Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Kendall Tau. Adapun uji hipotesis ini diperoleh hasil perhitungan seperti tabel di bawah ini: Tabel 13. Hasil Perhitungan Korelasi Kendall Tau Variabel Prestasi Belajar Fisika dengan Mata Pelajaran Kejuruan Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Kendall Tau di atas, diperoleh ߬ hitung = 0,552. Sedangkan ߬ tabel = 0,000025 untuk taraf signifikansi 5. Dapat disimpulkan berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar Fisika terhadap mata pelajaran Kejuruan sebesar 0,552. Koefisien korelasi hasil perhitungan adalah 0,552 lebih besar dari harga koefisien ߬ pada tabel, pada taraf signifikansi 5. Koefisien korelasi ߬ hasil perhitungan adalah 0,552 lebih besar dari harga koefisien ߬ pada tabel, pada taraf signifikansi 5. Untuk mengetahui kontribusi prestasi belajar Fisika terhadap prestasi belajar Kejuruan hanya bisa diperkirakan bahwa prestasi belajar Fisika terhadap prestasi belajar kejuruan memiliki hubungan yang positif maka dipastikan terdapat juga kontibusinya. Oleh karena itu terdapat kontribusi prestasi belajar Fisika terhadap prestasi belajar Kejuruan. Namun seberapa besar nilai kontribusinya yang dinyatakan dalam prosentase tidak dapat ditemukan karena tidak ada rumus mencari kontribusinya. 3. Hipotesis III Pengujian ini bertujuan untuk mencari besarnya kontribusi antara Model ߬ 1 0.552 a. Predictors: Constant, Fisika b. Dependent variable: Kejuruan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kegiatan Muhadharah Diniyah terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Hidayatut Thalibin II Bogor

8 57 131

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Berasrama Dengan Nonasrama Di Smp Kharisma Bangsa Tangerang Selatan

6 45 123

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA Hubungan Minat Belajar Dan Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika.

0 1 15

KONTRIBUSI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA, FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN : Studi Evaluasi di SMK Negeri 1 Bongas Indramayu.

1 4 65

PENGARUH MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK SEPEDA MOTOR DI SMK PIRI SLEMAN.

0 0 125

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA DENGAN MINAT BEKERJA PADA SISWA KELAS XII TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK PIRI SLEMAN.

0 0 128

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PDTM DI SMK PIRI SLEMAN.

1 16 157

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK PROGAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK PIRI 1 YOGYAKARTA.

0 0 176