c. Menalar
Pada tahap menalar, peserta didik diminta oleh guru untuk berkumpul bersama kelompoknya masing-masing. Dalam kelompok tersebut, guru
memberikan tugas untuk mendiskusikan tentang definisi kolase, alat dan bahan yang bisa digunakan untuk membuat kolase, dan juga bagaimana cara membuat
karya kolase. Inti dari kegiatan menalar ini adalah berdiskusi. Peserta didik berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Sikap yang ditanamkan dari berdiskusi
ini adalah menghargai pendapat antar peserta didik. Hal ini ditujukan agar setiap peserta didik mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya.
Terlebih kegiatan menalar ini akan mengembangkan keterampilan berkomunikasi. Namun pada kenyataannya sebagian besar peserta didik tidak merespon tugas
yang diberikan oleh guru. Kemudian guru pun tidak mengingatkan peserta didik untuk berdiskusi bersama kelompoknya. Sehingga ketika ada peserta didik yang
sudah mulai membuat karya kolase, guru justru sudah ikut mendemonstrasikan pembuatan karya kolase tersebut. Meskipun demikian, tetap ada beberapa
kelompok yang benar-benar melakukan kegiatan diskusi dengan antar kelompok. Hanya saja tugas yang sudah diberikan oleh guru tidak dapat mereka
presentasikan di depan kelas karena guru tidak membahasnya lebih lanjut.
d. Mencoba
Setelah peserta didik mengamati, menanya, dan menalar, barulah guru membuat penugasan kepada peserta didik untuk membuat kolase dengan gambar
dan bahan yang sudah ditentukan. Dalam tahap mencoba dan membuat karya ini,
peserta didik mengerjakan dengan berkelompok. Hal ini bertujuan agar mengefisienkan waktu.
Gambar XII: Peserta didik melakukan tahap mencoba
Sumber: Dokumentasi Siti, Februari 2014 Gambar XII ini memperlihatkan bahwa peserta didik aktif dan antusias
dengan pembelajaran dan materi yang telah disampaikan. Meskipun mereka mengerjakan berkelompok, hal ini justru akan membentuk karakter peserta didik
dengan menghormati pendapat temannya. Pembagian kelompok tidak dibagi oleh guru, melainkan peserta didik memilih sendiri anggota kelompoknya. Sehingga
pembagiannya pun menjadi tidak rata. Ada yang satu kelompok dua orang, tiga orang, bahkan sampai lima orang. Hal ini tentu saja membuat tidak merata jumlah
anggota kelompok. Namun guru pun tidak mempermasalahkan hal ini. Menurut guru berkelompok itu adalah hak dan kebebasan mereka, yang terpenting mereka
nyaman dan senang mengerjakannya. Pada akhirnya tidak akan menimbulkan keributan atau saling menyalahkan antar anggota kelompok.
Gambar XIII: Guru mendemonstrasikan pembuatan kolase
Sumber: Dokumentasi Siti, Februari 2014 Gambar XIII memperlihatkan bahwa guru sedang mendemonstrasikan
cara mewarnai karya kolase kepada kelompok Afzel dan teman-temannya. Guru menjelaskan bagaimana cara menggunakan alat kuas untuk mewarnai. Karena
kelompok Afzel ini menggunakan jari tangan mereka untuk mewarnai karya kolasenya. Meskipun tidak ada larangan dari guru untuk menggunakan jari tangan
mereka secara spontan, namun hal ini juga membelajarkan kembali peserta didik bahwa ada kuas yang bisa digunakan untuk alat mewarnai.
e. Mengkomunikasikan