Pendidikan Seks di Sekolah Dasar

31 7. Tidak menerima ajakan dari orang tidak dikenal. 8. Tidak pergi dengan seseorang yang baru dikenal, baik laki-laki maupun perempuan, baik orang dewasa maupun remaja. 9. Dorong anak untuk selalu melaporkan apa yang terjadi pada dirinya. 10. Bila mendapat bujukan atau rayuan dari orang asing atau ingin melakukan sesuatu terhadap tubuhnya siapa pun dia, tolak ajakannya dengan tegas. Segera tinggalkan orang tersebut dan laporkan pada orang yang paling dipercaya. 11. Bila mengalami kekerasan seksual, jangan terus menyalahkan diri sendiri. Jangan juga terus menyimpannya sebagi rahasia. Segera laporkan pada orang tua atau orang yang paling dipercaya. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa materi pendidikan seks berhubungan dengan pengetahuan tentang bagian-bagian tubuh seperti anatomi seksual dan reproduksi manusia, baik itu menjelaskan tentang fungsi, kesehatan, kebersihan, dan sikap dalam melindungi organ kelamin. Proses menyampaikan materi pendidikan seks yaitu dengan memasukkan nilai- nilai agama agar anak diharapkan membiasakan menundukkan pandangan dan memelihara aurat yang berdasarkan tuntutan agama islam.

4. Pendidikan Seks di Sekolah Dasar

Pendidikan formal yang berusaha membentuk tingkah laku, pengetahuan, dan ketrampilan anak agar anak memperoleh pamahaman yaitu sekolah. Sekolah adalah tempat yang unik untuk mempengaruhi proses perkembangan nilai dengan memberikan kesempatan berdiskusi, refleksi dan meningkatkan pemahaman Halstead dan Reiss, 2004: 23. Lingkungan sekolah dan pergaulan dengan teman dapat mempengaruhi perkembangan anak. Menurut Boyke Dian Nugraha 2010:15 bisa jadi di rumah anaknya tampak “manis” dan baik-baik saja, tetapi anak kemudian bertemu dengan teman-temannya yang mempengaruhinya untuk 32 melakukan tindakan yang tidak benar. Dengan demikian sekolah berperan penting dalam proses pemberian pengetahuan dan pembentukan sikap yang baik karena sekolah merupakan tempat dimana anak bergaul dengan teman-temannya. Helstead dan Reiss, 2004: 372 mengungkapkan bahwa pendidikan seks sekolah harus menyediakan kebutuhan siapapun yang diajar, dengan siapa mereka tinggal dan akan tinggal di masyarakat. Pendidikan seks membantu untuk menyiapkan bekal anak di masa depan nanti jika sudah tumbuh dewasa. Pemahaman tersebut didapat melalui beberapa proses bimbingan yang berkesinambungan dengan kehidupan anak. Mendukung pendapat di atas, Sri Esti Wuryani 2008: 20 juga menjelaskan dengan belajar bersama, anak laki-laki bisa belajar mengenai apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh anak perempuan, begitu juga sebaliknya. Ini membuat orang yang berjenis kelamin lain dapat memiliki sikap yang bertanggung jawab dan mau menghargai lawan jenisnya. Melalui cara seperti itu tumbuh rasa saling menghormati dan menjaga antara laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki bisa menempatkan bagaimana seharusnya bersikap dengan anak perempuan, dan begitu sebaliknya. Berdasarkan uraian dari beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan seks di sekolah mengajarkan tentang kebutuhan-kebutuhan siswa yang berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal dan masyarakat. Pendidikan seks di sekolah perlu di ajarkan karena pembentukan perilaku tidak hanya di dapat di rumah akantetapi juga di sekolah. Melalui belajar bersama-sama di kelas 33 membuat orang yang berjenis kelamin lain dapat memiliki sikap yang bertanggung jawab dan mau menghargai lawan jenisnya.

5. Perkembangan Anak Masa Puber