keseluruhan isi cerita dan menarik minat anak umtuk membaca lebih lanjut, 2 warna sampul buku membawa pesan yang disampaikan, 3 isi
cerita mudah dipahami oleh anak, 4 isi buku cerita memberikan pembelajaran nilai-nilai moral yang berkaitan dengan kegiatan sehari-
hari, 5 buku cerita menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dibaca dan dipahami anak, 6 buku cerita mampu
mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak, 7 tampilan visual buku lebih dominan anak, 8 gambar buku cerita jelas dan mudah dipahami
anak, 9 ilustrasi buku cerita memperjelas latar, rangkaian cerita, penjiwaan dan karakter, 10 gaya dan ketepatan bahasa cocok untuk
anak-anak, 11 isi buku berhasil memikat pembaca untuk terus mengikuti jalan cerita, 12 rancangan halaman buku tertata dengan baik,
13 pemilihan jenis huruf menarik perhatian anak, 14 jenis huruf pada cerita memiliki tingkat keterbacaan yang baik bagi anak, dan 15 tata
letaksistematika penulisanya tidak terlalu sempit memudahkan anak untuk membaca.
4. Pendidikan Karakter melalui Buku Cerita Bergambar
Pendidikan karakter menjadi salah satu usaha untuk membantu seseorang dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai etika inti serta
menjadi hal penting dan dasar untuk diajarkan sejak dini. Nilai-nilai pendidikan karakter terdiri dari 18 poin yaitu: religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta
tanah air,
menghargai prestasi,
bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Menurut Stewing 1980: 57 buku bergambar adalah sebuah buku yang menjajarkan cerita dengan gambar. Kedua elemen ini bekerjasama
untuk menghasilkan cerita dengan ilustrasi gambar. Biasanya buku-buku bergambar dimaksudkan untuk mendorong ke arah apresiasi dan
kecintaan terhadap buku. Cerita merupakan salah satu karya sastra yang diajarkan secara seimbang dan terpadu dengan pembelajaran Bahasa
Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan melalui buku cerita
bergambar. Konsep buku cerita bergambar mengandung pendidikan karakter yang menjunjung moralitas dan perilaku ke arah positif. Anak
diharapkan mampu mengembangkan ego yang terimajinasi melalui cerita anak. Buku cerita bergambar sebagai sarana pendidikan karakter karena
proses penyampaian nilai-nilai pendidikan karakter tidak melalui paksaan sehingga secara otomatis tersampaikan. Proses pembentukan karakter
akan masuk dengan sendirinya melalui cerita anak. Melalui buku cerita bergambar ini pendidikan karakter dapat ditanamkaan dan dapat
mengajarkan anak menyadari perilaku-perilaku yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter melalui buku cerita dapat dikembangan karena buku
gambar merupakan buku yang menjajarkan cerita dan gambar sehingga melalui buku cerita bergambar pembentukan karakter anak akan lebih
cepat masuk dan proses penyampaian nilai-nilai pendidikan karakter tidak melalui paksaan sehingga secara otomatis tersampaikan.
B. Penelitian yang Relevan
Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terlebih dahulu terkait dengan pengembangan pembelajaran, peneliti mengambil beberapa
penelitian yang terkait. Penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan Wijayanti 2013 melakukan penelitian yang berjudul Perancangan Buku cerita Bergambar Legenda Gunung Arjuna untuk
Anak Sekolah Dasar. Model yang digunakan dalam perancangan buku cerita bergambar berjudul “Legenda Gunung Arjuna” untuk anak-anak Sekolah Dasar
ini adalah model perancangan prosedural dimana menggunakan langkah-langkah yang sistematis, terstruktur, berurutan, dan login untuk menghasilkan produk.
Hasil perancangan berupa buku cerita bergambar Legenda Gunung Arjuna yang ditampilkan berupa gambar ilustrasi berwarna-warni serta narasi yang
menceritakan Legenda Gunung Arjuna.
Kedua, Ermadwicitawati, Sudiana dan Sutama 2013 melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Materi Ajar Cerita Anak yang