Perancangan User Interface Menggunakan Visual Basic 6.0

4.2.1. Pengaturan Sudut Motor Servo

Pengujian sudut servo diukur dengan menggunakan busur derajat seperti pada gambar 4.6 sampai dengan gambar 4.8 di bawah ini. Pada perancangan motor servo di bab III, untuk dapat menggerakkan motor servo sesuai dengan sudut yang diinginkan dilakukan pengaturan nilai PWM dalam program CodeVision AVR tetapi dalam implementasinya digunakan 3 buah metode untuk dapat menentukan metode manakah yang lebih baik. Hal ini dikarenakan pada saat pembuatan hardware, penulis mengganti jenis mikrontroler yang awalnya AVR ATMega32 menjadi Arduino Mega2560. Ketiga metode tersebut adalah mengatur nilai PWM, mengatur nilau pulsa berdasarkan delay kedua metode ini diuji dengan menggunakan AVR ATMega32 dan menentukan sudut secara langsung pada program diuji pada Arduino Mega 2560. Pengujian pertama yakni dengan menentukan nilai PWM dilakukan dengan memberikan nilai OCR sesuai dengan perhitungan teori pada bab III, pengujian dan pengamatan ini dilakukan 2 kali percobaan untuk sudut 0° dan sudut 90°. Berdasarkan pengamatan motor servo yang dikendalikan menggunakan AVR ATMega32 menghasilkan nilai OCR yang berbeda dengan nilai OCR yang dihitung secara teori terlihat pada tabel 4.1 di bawah ini. Perhitungan nilai error diperoleh dengan membandingkan selisih nilai OCR prakterk dan nilai OCR teori dengan nilai OCR teori, kemudian dikalikan 100. Tabel 4.1. Perhitungan Error Lebar Pulsa Motor Servo Standar SUDUT Nilai OCR Teori Nilai OCR Praktek Error 0° 43,2 45 4,17 90° 64,8 78 20,37 Karena nilai OCR yang didapatkan berbeda-beda setiap kali dilakukan pengujian sudut dan nilainya untuk setiap motor servo juga berbeda kemudian dilakukan metode kedua yakni memberikan nilai pulsa berdasarkan delay untuk mengendalikan sudut motor servo. Gambar 4.6. Sudut 20° Gambar 4.7. Sudut 40° Gambar 4.8. Sudut 60° PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nilai pulsa yang diberikan diambil dari lebar pulsa total standar servo yakni 2 ms kemudian diubah ke dalam delay microseconds agar memudahkan dalam menentukan nilai yang akan diberikan. Hasil pengujian motor servo dengan menggunakan lebar pulsa ditunjukkan oleh gambar 4.6 sampai dengan 4.8 diatas, pengujian dilakukan setiap kenaikan sudut 10° seperti data yang disajikan pada tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2. Hasil Pengujian Motor Servo Dengan Pulsa SUDUT PULSA SUDUT PULSA SUDUT PULSA 0° 1725 μs 70° 1200 μs 140° 700 μs 10° 1650 μs 80° 1150 μs 150° 650 μs 20° 1575 μs 90° 1075 μs 160° 550 μs 30° 1500 μs 100° 1000 μs 170° 500 μs 40° 1425 μs 110° 900 μs 180° 400 μs 50° 1350 μs 120° 850 μs 60° 1275 μs 130° 750 μs Berdasarkan hasil pengamatan ini diketahui bahwa perbandingan antara sudut yang dihasilkan dan lebar pulsa yang diberikan adalah berbanding terbalik, seperti terlihat padda gambar 4.9 bahwa semakin lebar pulsa yang diberikan maka sudut yang terbentuk semakin kecil. Gambar 4.9. Grafik Linearitas Sudut Terhadap Lebar Pulsa Akan tetapi dengan menggunakan metode yang kedua ini sangat berpengaruh pada waktu running keseluruhan program utama saat dijalankan dan tidak jarang saat program dijalankan kembali, gerak servo tidak sesuai dengan hasil pengamatan sebelumnya bahkan servo tidak bergerak sama sekali. Kemudian karena adanya pergantian jenis mikrokontroler 500 1000 1500 2000 50 100 150 200 L ebar P uls a us Sudut ° Grafik Linieritas Sudut Terhadap Pulsa yang digunakan, maka digunakan metode ketiga yakni dengan menulis angka derajat secara langsung pada program. Dengan metode ketiga ini, hasil gerak sudut motor servo sesuai dengan yang diharapkan dan tidak berubah ubah nilainya untuk setiap device-nya seperti yang terjadi pada metode yang pertama serta tidak mengalami kendala pada saat keseluruhan program dijalankan seperti yang terjadi dengan menggunakan metode kedua, sehingga metode ketiga dianggap paling tepat digunakan dalam penelitian ini.

4.2.2. Pengaturan Jarak Kerja Sensor Photodiode

Pengujian sensor photodiode dilakukan dengan melihat jarak terjauh sensor mampu mendeteksi keberadaan benda yang ada di depan sensor, pengamatan dan pengujian dilakukan untuk menguji rangaian sensor yang telah dibuat dengan 2 metode yakni yang pertama dengan menentukan keluaran sensor berupa nyala LED dan yang kedua keluaran dari sensor sebagai masukan pada mikrokontroler atau dengan kata lain sensor diuji pada sistem secara keseluruhan. Gambar 4.10 menunjukkan sensor photodiode yang dibuat, gambar 4.11 diambil saat pengujian dilakukan menggunakan LED sebagai hasil keluarannya. Pengujian dengan metode ini menggunakan nyala LED sebagai indicator sensor bekerja atau tidak, selain itu untuk menentukan jarak deteksi sensor dilakukan pengamatan nyala LED saat bagian depan sensor diberi penghalang sampai jarak beberapa sentimeter sampai LED tidak menyala lagi, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4 secara berurutan untuk 2 buah rangkaian sensor yang telah dibuat. Gambar 4.10. Rangkaian Sensor Photodiode Gambar 4.11. Pengujian Sensor Pengujian dilakukan untuk melihat seberapa jauh jarak sensing yang dapat dilakukan oleh setiap sensor didapatkan setiap sensor jarak sensingnya hanya ±3cm di depan sensor photodiode, kemudian mengukur tegangan masukan sensor dan tegangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keluaran sensor dengan tujuan agar sensor aktif atau mendeteksi pada saat high yang ditunjukkan dengan led menyala saat sensor mendeteksi benda dan akan mati saat tidak ada benda yang didekatkan pada sensor. Tabel 4.3. Tabel Hasil Pengujian Sensor Photodioda 1 Jarak Kondisi LED Vin Vout 0 cm Nyala 5.160 3.513 1 cm Nyala 5.160 3.492 2 cm Nyala 5.160 3.517 3 cm Nyala 5.183 3.514 4 cm Mati 5.202 -0.079 5 cm Mati 5.202 -0.069 Tabel 4.4. Tabel Hasil Pengujian Sensor Photodioda 2 Jarak Kondisi LED Vin Vout 0 cm Nyala 5.159 3.528 1 cm Nyala 5.159 3.523 2 cm Nyala 5.159 3.510 3 cm Nyala 5.198 2.092 4 cm Mati 5.201 -0.055 5 cm Mati 5.201 -0.090 Pengujian dan pengamatan selanjutnya dilakukan saat sensor telah digabungkan dengan keseluruhan rangkaian dalam sistem. Pengamatan dilakukan berkali-kali dengan dua kondisi cahaya yakni di luar dan di dalam ruangan, hal ini dikarenakan oleh sensitivitas sensor yang sangat tinggi sehingga pada saat pengujian sensor di dalam ruangan bisa saja hasilnya berubah di pengujian berikutnya dengan kondisi ruang yang sama. Kondisi awal sensor adalah 0 seperti ditunjukkan pada gambar 4.12 dan kondisi saat ada penghalang yang diletakkan di depan sensor adalah 1 yang menujukkan bahwa rangkaian sensor aktif high karena pada saat ada penghalang nilai keluarannya tinggi seperti ditunjukkan pada gambar 4.13 dibawah ini. Gambar 4.12. Kondisi Awal Sensor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI