30
ukuran keluarga, status kepemilikan rumah, barang kekayaan, sumber air dan bangunan rumah. Pada penelitian ini kategori status sosial ekonomi digolongkan
menjadi status sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi. Kategori ini mempermudah untuk melihat status sosial ekonomi sebagai prediktor obesitas.
Pengaruh status sosial ekonomi yang tinggi terhadap kejadian obesitas dikaitkan dengan pengaruh beberapa faktor yaitu gaya hidup dan aktifitas fisik. Populasi
dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi mempunyai aktifitas fisik yang cenderung lebih ringan dibandingkan dengan mereka yang berstatus sosial
ekonomi lebih rendah. Data pada Tabel III menunjukkan bahwa responden yang berstatus sosial ekonomi rendah sebanyak 4 , yang berstatus sosial ekonomi
sedang sebanyak 70 dan yang memiliki status sosial ekonomi tinggi adalah sebanyak 26 dari total 100 responden di Desa Kepuharjo. Dari data diatas
menunjukkan bahwa mayoritas status sosial ekonomi responden di Desa Kepuharjo adalah status sosial ekonomi sedang. Penelitian yang dilakukan oleh
Muslinah, Winarsih, Soemardin dan Zainudiin 2013 di Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang, Jawa Timur menunjukkan bahwa status sosial ekonomi
sedang memiliki persentase paling tinggi yaitu 56,1.
3. Obesitas umum
Data pada Tabel III menunjukkan bahwa 47 responden mengalami obesitas umum, sedangkan 52 responden tidak mengalami obesitas umum. Pada
responden wanita sebanyak 25 dari total 50 responden wanita mengalami obesitas umum dan pada responden pria sebanyak 22 dari total 50 responden
mengalami obesitas umum. Hasil ini menunjukkan bahwa pada responden wanita PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yang mengalami obesitas umum lebih banyak dibandingkan dengan pria. Hal yang serupa juga ditunjukkan dari hasil analisis data Riskesdas 2007,
menunjukkan prevalensi obesitas di Kabupaten Banyumas menurut jenis kelamin mencapai 14,8 untuk jenis kelamin pria dan 29,1 untuk wanita. Penelitian
yang dilakukan oleh Juan Jin, et al 2013 juga menemukan hal yang serupa yaitu responden wanita yang mengalami obesitas umum lebih banyak dibandingkan
responden pria dengan persentase 6,7 untuk responden pria dan 9,7 untuk responden wanita. Hal ini dikarenakan cadangan lemak di dalam tubuh wanita
lebih banyak dibandingkan dengan cadangan lemak di dalam tubuh pria. Metabolisme tubuh pria lebih tinggi dibandingkan dengan metabolisme tubuh
wanita, sehingga kemungkinan wanita terkena obesitas lebih besar dibandingkan dengan pria.
Obesitas memberikan konsekuensi dan kontribusi yang bermakna bagi timbulnya berbagai permasalahan kesehatan yang lain. Obesitas merupakan faktor
risiko kuat dan konsisten dari penyakit kardiovaskuler, Diabetes Mellitus DM tipe 2, dan stroke iskemik. Data WHO menyebutkan bahwa secara global 58
kejadian DM tipe 2, 21 penyakit jantung iskemik, dan 8-42 kanker terkait hormon berhubungan dengan indeks massa tubuh yang melebihi normal.
4. Obesitas sentral
Data pada Tabel III menunjukkan bahwa 40 responden mengalami obesitas sentral, sedangkan 60 responden tidak mengalami obesitas sentral.
Pada responden wanita sebanyak 28 dari total 50 responden wanita mengalami obesitas sentral dan pada responden pria sebanyak 12 dari total 50
32
responden mengalami obesitas sentral. Hasil dari data ini juga menyebutkan bahwa wanita lebih besar mengalami obesitas sentral dibandingkan dengan pria.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Kemenkes RI 2013 mengungkapkan bahwa wanita memiliki risiko mengalami obesitas sentral lebih tinggi
dibandingkan dengan pria. Hal ini sesuai dengan Hasil Riskesdas nasional tahun 2013 yang
menyebutkan bahwa obesitas sentral lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria, dengan hasil pada wanita sebesar 42,1 dan pada pria sebesar 11,3.
Sejalan dengan Hasil Riskesdas Provinsi Riau tahun 2007 yang menemukan kejadian obesitas sentral tinggi pada wanita sebanyak 19,3 lebih tinggi
dibandingkan dengan pria yang hanya sebesar 5,9. Penelitian yang dilakukan oleh Sugianti 2009 juga menyebutkan bahwa kejadian obesitas sentral lebih
tinggi pada wanita dengan persentase 40,2 dibandingkan dengan pria dengan persentase 11,5.
Morgan, 2001 cit., Pujiati 2010 menyatakan adanya perbedaan distribusi lemak tubuh antara pria dan wanita yang diduga menjadi salah satu
penyebab tingginya kejadian obesitas sentral pada wanita dibandingkan pria. Rata-rata lemak pada wanita dewasa adalah 20 sampai 25 sedangkan pada
pria sebesar 15. Hal ini menyebabkan cadangan lemak tubuh lebih banyak terdapat pada wanita yang mengakibatkan tingginya risiko obesitas sentral pada
wanita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
B. Hubungan Status Sosial Ekonomi dengan Obesitas Umum