Pemeriksaanauditing Sistem Pengendalian Internal

27 mengecek dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”. Definisi pengendalian internal tersebut menekankan pada tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. “Sistem pegendalian internal bukan dimaksudkan untuk menghilangkan semua kemungkinan terjadinya kesalahan atau penyelewengan, tetapi sistem pegendalian internal yang kuat dapat menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan kemudian diatasi dengan cepat” Nugroho, 2002:138. 2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal Mulyadi 2001:163, mengemukakan bahwa ada empat tujuan sistem pengendalian internal, yaitu: a. Menjaga kekayaan organisasi atau perusahaan Apabila harta atau kekayaan perusahaan dilindungi dengan pengendalian internal yang baik dan memadai, maka kekayaan perusahaan akan aman dari penyelewengan atau pencurian. b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi Pengendalian internal itu dirancang untuk memberikan jaminan dalam proses pengolahan data akuntansi yang akan menghasilkan laporan keuangan yang teliti dan handal. c. Mendorong efisiensi Pengendalian internal itu bertujuan untuk mencegah duplikasi usaha yang seharusnya tidak perlu dilakukan atau pemborosan dalam 28 kegiatan bisnis perusahaan, serta untuk mencegah penggunaan sumber daya yang tidak efisien. d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Pengendalian internal itu ditujukan untuk memberi jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan. 3. Unsur Pokok Sistem Pengendalian Internal Akuntansi Penggajian Menurut Mulyadi 2001:386, menyatakan bahwa unsur pokok sistem pengendalian internal akuntansi penggajian adalah sebagai berikut: a. Organisasi Unsur pokok sistem pengendalian internal dari sistem akuntansi penggajian adalah fungsi pembuatan daftar gaji harus terpisah dari fungsi keuangan dan fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi. Dalam merancang organisasi sistem akuntansi penggajian, pembagian tanggung jawab fungsional didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini: 1 Fungsi pembuatan daftar gaji harus terpisah dari fungsi pembayaran gaji. Fungsi personalia bertanggung jawab atas tersedianya berbagai informasi operasi, seperti nama karyawan, jumlah karyawan, pangkat, jumlah tanggungan keluarga, dan berbagai tarif kesejahteraan karyawan. Informasi operasi ini dipakai sebagai dasar untuk menghasilkan informasi akuntansi berupa gaji yang disajikan dalam daftar gaji, yang selanjutnya digunakan untuk dasar pembayaran gaji pada karyawan. Fungsi 29 akuntansi harus dipisah dari fungsi penyimpanan. Fungsi pembuat daftar gaji merupakan fungsi akuntansi, yang bertanggung jawab atas perhitungan penghasilan setiap karyawan. Hasil penghitungan penghasilan karyawan didasarkan pada berbagai surat keputusan yang diterbitkan oleh fungsi kepegawaian dan dituangkan dalam daftar gaji. Dengan dipisahkannya fungsi tersebut, hasil penghitungan gaji yang dilakukan oleh fungsi pembuat daftar gaji dicek ketelitiannya dan keandalannya oleh fungsi keuangan, sebelum gaji dibayarkan kepada karyawan yang berhak. 2 Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi. Waktu hadir merupakan waktu yang dipakai sebagai salah satu dasar untuk penghitungan gaji karyawan. Ketelitian dan keandalan data waktu hadir karyawan sangat menentukan ketelitian dan keandalan data gaji setiap karyawan. Untuk menjamin keandalan data waktu hadir karyawan, pencatatan waktu hadir tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi. b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan Setiap kejadian pada karyawan, hanya akan terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang berwenang. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. 30 1 Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh direktur utama. 2 Setiap perubahan gaji karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan direktur keuangan. 3 Setiap potongan atas gaji karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan surat potongan gaji yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian. 4 Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu. 5 Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan. 6 Daftar gaji harus diotorisasi oleh fungsi personalia. 7 Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi. 8 Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji karyawan. c. Praktik yang sehat Praktik yang sehat adalah setiap pegawai dalam perusahaan, melaksanakan tugas sesuai dengan wewenangnya serta prosedur yang telah ditetapkan serta karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Berikut ini adalah praktik sehat yang diterapkan dalam sistem akuntansi penggajian: 31 1 Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung. 2 Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu. 3 Pembuatan daftar gaji harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi keuangan sebelum dilakukan pembayaran. 4 Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan. 5 Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji. Menurut Mulyadi 2001: 171, untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, cara yang dapat ditempuh agar mendapat karyawan yang mutunya sesuai dengan tangung jawabnya adalah dengan menyeleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya, dan pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaan.

G. Bagan Alir

Bagan alir Flow Chart adalah bagan chart yang menunjukkan alir flow dalam program atau prosedur sistem. Bagan alir digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan dokumentasi. Bagan ini merupakan suatu bagan yang menggambarkan aliran data dan proses pada suatu sistem dalam mengolah 32 data, serta merupakan model yang menunjukkan aliran data melalui sistem. Menurut Mulyadi 2001:60, “Bagan yang melukiskan aliran pengolahan data dalam suatu sistem informasi disebut dengan bagan alir data data flow diagram, dan bagan yang menggambarkan aliran dokumen dalam suatu sistem informasi disebut dengan bagan alir dokumen document flowchart”. Berikut adalah bagan alir dokumen document flowchart yang terkait dengan sistem akuntansi penggajian: Gambar 10: Sistem Akuntansi Penggajian Sumber: Mulyadi, 1990:392 33 1. Tahap pertama. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-1, dicatat oleh bagian utang kewajiban gaji ke dalam register bukti kas keluar. Gambar 10 Lanjutan: Sistem Akuntansi Penggajian Sumber: Mulyadi, 1990:393