Evaluasi pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit.

(1)

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM PEMBERIAN KREDIT

(Studi Kasus Pada PD BPR Bank Bantul)

Marselia Adelin Pratiwi NIM: 122114040 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: mengetahui apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul telah diterapkan sesuai teori dan apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul sudah efektif.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PD BPR Bank Bantul yang dilaksanakan selama bulan Maret April 2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara. Kemudian teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu dengan menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif. Deskriptif untuk mendeskripsikan komponen sistem pengendalian internal, dokumen dan catatan dalam sistem pemberian kredit, dan bagian yang terkait dalam sistem pemberian kredit. Komparatif untuk membandingkan praktik yang telah dilakukan dengan teori yang ada.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit yang ada pada PD BPR Bank Bantul telah diterapkan sesuai teori. Kemudian pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit yang terdapat pada PD BPR Bank Bantul sudah efektif.


(2)

EVALUATION OF THE INTERNAL CONTROL ON LOANS (The case study in PD BPR Bantul Bank)

Marselia Adelin Pratiwi NIM: 122114040 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The aims of this study are to determine whether the internal control system conducted by PD BPR Bantul Bank is in conformity to the theory and whether the internal control system conducted by PD BPR Bantul Bank has been effectively applied.

This research is a case study on PD BPR Bantul Bank during March to April 2016. Data collection techniques in this research were documentation and interviews. We used comparative descriptive analysis to answer the research question. Descriptive methods were used to describe the components of internal control system, document and records in the system of extension of credit, and related parts in the system of extension of credit. Comparative methods were used to compare the practice that has been conducted with the existing theory.

In conclusion, PD BPR Bantul Bank has implemented internal control on loans in accordance with theory. Then the internal control on loans on PD BPR Bantul Bank has been effective.


(3)

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM

SISTEM PEMBERIAN KREDIT

Studi kasus di PD BPR Bank Bantul

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Marselia Adelin Pratiwi NIM: 122114040

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM

SISTEM PEMBERIAN KREDIT

Studi kasus di PD BPR Bank Bantul

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Marselia Adelin Pratiwi NIM: 122114040

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Apa

yang kamu tabur, itulah yang kamu tuai

(Galatia 6:7)

THERE IS NO SUCCESS WITHOUT

HARD WORK

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yang Maha Esa

Orangtuaku (John Saba dan Mardiani Liling)

Adikku (Chardlte Amelia Putri)


(8)

(9)

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, dan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dan mengembangkan kepribadian penulis.

2. Dr. Fr. Ninik Yudianti M.Acc selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis dari awal perkuliahan hingga selesai.

3. Dra. YFM. Gien Agustinawansari Ak, M.M., Ak., CA selaku Dosen MPT, dan Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan nasihat, membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sabar.

4. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama dibangku kuliah, serta Staff Sekretariat Fakultas Ekonomi atas bantuan dalam pengurusan administrasi. 5. Bapak Wisnu selaku kepala bagian kredit dan karyawan PD BPR Bank Bantul


(11)

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PEGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Permasalahan ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Kredit ... 5

B. Bank ... 11

C. Sistem Pengendalian Internal ... 15

D. Sistem Pemberian Kredit ... 21

E. Pengendalian Internal pada PD BPR Bank Bantul ... 25

BAB II METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 28


(13)

D. Populasi dan Sampel ... 29

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

F. Desain Penelitian ... 30

G. Data yang Dibutuhkan ... 31

H. Teknik Pengumpulan Data ... 31

I. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 47

A. Sejarah dan Perkembangan Bank ... 47

B. Slogan, Visi, Misi dan Budaya Bank ... 50

C. Susunan Pemilik, Pengurus dan Manajemen ... 51

D. Struktur Organisasi ... 52

E. Prestasi PD BPR Bank Bantul ... 53

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Data ... 54

B. Analisis Data ... 73

C. Pembahasan ... 98

BAB VI PENUTUP ... 118

A. Kesimpulan ... 118

B. Keterbatasan ... 119

C. Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 121

LAMPIRAN ... 123


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3. 1 Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan ... 41 Tabel 3. 2 Stop-or-go Decision ... 43 Tabel 4. 1 Susunan Pemilik, Pengurus, dan Manajemen PD BPR Bank Bantul .. 51 Tabel 4. 2 Prestasi PD BPR Bank Bantul Tahun 2015 ... 53 Tabel 5. 1 Perbandingan kajian teori tentang komponen dalam sistem

pengendalian internal menurut COSO dengan yang ada pada PD BPR Bank Bantul ... 74 Tabel 5. 2 Perbandingan kajian teori tentang dokumen dan catatan dalam

pemberian kredit dengan yang ada di PD BPR Bank Bantul. ... 85 Tabel 5. 3 Perbandingan kajian teori tentang bagian yang terkait dalam sistem

pemberian kredit dengan yang ada di PD BPR Bank Bantul. ... 89 Tabel 5. 4 Hasil uji kepatuhan efektifitas sistem pengendalian internal dalam

sistem pemberian kredit di PD BPR Bank Bantul... 94 Tabel 5. 5 Hasil pemeriksaan sampel dan AUPL pada tiap attribute... 97 Tabel 5.6 Perbandingan AUPL dengan DUPL pada tiap attribute berdasarkan


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Tabel Angka Acak ... 124

Lampiran II Penentuan Besarnya Sampel Keandalan, 95 Persen ... 125

Lampiran III Atribute Sampling Table for Determaining Stop-or-Go Sample . 126 Lampiran IV Tanda Terima Formulir Pengajuan Kredit Umum ... 128

Lampiran V Formulir Permohonan Kredit Umum ... 129

Lampiran VI Surat Keterangan ... 131

Lampiran VII Permohonan Kredit Pegawai ... 132


(17)

ABSTRAK

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM PEMBERIAN KREDIT

(Studi Kasus Pada PD BPR Bank Bantul)

Marselia Adelin Pratiwi NIM: 122114040 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: mengetahui apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul telah diterapkan sesuai teori dan apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul sudah efektif.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PD BPR Bank Bantul yang dilaksanakan selama bulan Maret – April 2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara. Kemudian teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu dengan menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif. Deskriptif untuk mendeskripsikan komponen sistem pengendalian internal, dokumen dan catatan dalam sistem pemberian kredit, dan bagian yang terkait dalam sistem pemberian kredit. Komparatif untuk membandingkan praktik yang telah dilakukan dengan teori yang ada.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit yang ada pada PD BPR Bank Bantul telah diterapkan sesuai teori. Kemudian pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit yang terdapat pada PD BPR Bank Bantul sudah efektif.


(18)

ABSTRACT

EVALUATION OF THE INTERNAL CONTROL ON LOANS

(The case study in PD BPR Bantul Bank)

Marselia Adelin Pratiwi NIM: 122114040 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The aims of this study are to determine whether the internal control system conducted by PD BPR Bantul Bank is in conformity to the theory and whether the internal control system conducted by PD BPR Bantul Bank has been effectively applied.

This research is a case study on PD BPR Bantul Bank during March to April 2016. Data collection techniques in this research were documentation and interviews. We used comparative descriptive analysis to answer the research question. Descriptive methods were used to describe the components of internal control system, document and records in the system of extension of credit, and related parts in the system of extension of credit. Comparative methods were used to compare the practice that has been conducted with the existing theory.

In conclusion, PD BPR Bantul Bank has implemented internal control on loans in accordance with theory. Then the internal control on loans on PD BPR Bantul Bank has been effective.


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Perekonomian merupakan hal yang terpenting di setiap negara pada umumnya. Pertumbuhan perekonomian di Indonesia terus mengalami peningkatan dengan potensi ekonomi yang tinggi. Dalam hal ini, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Bank merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peran sangat penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara, bahkan pertumbuhan bank di suatu negara dipakai sebagai ukuran pertumbuhan perekonomian negara tersebut (Ismail, 2010:1). Hampir semua jenis-jenis usaha yang ada, dari jenis usaha kecil, menengah maupun atas sangat membutuhkan peranan bank dalam melakukan transaksi keuangan. Jenis-jenis usaha ini seperti yang kita ketahui, seringkali mengalami kendala dalam membuka usaha mereka, sehingga dalam hal ini bank berperan sebagai lembaga yang dapat memberikan pinjaman kepada setiap mereka yang membutuhkan dana dikarenakan memiliki keterbatasan ekonomi. Pinjaman yang diberikan oleh bank kepada masyarakat ini dikenal

dengan istilah “kredit”.

Kredit yang diberikan oleh bank mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam segala bidang kehidupan, terutama dalam hal ekonomi. Kreditur memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima pinjaman (debitur) bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya untuk membayar pinjamannya


(20)

sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan (Ismail, 2010:95). Ini berarti bank memberikan pinjaman kepada pihak lain, sama artinya dengan bank memberikan kepercayaan kepada pihak peminjam, bahwa pihak peminjam akan dapat memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu, dasar dari kredit adalah kepercayaan. Masalah keamanan atas kredit yang diberikan merupakan masalah yang harus diperhatikan oleh bank, karena adanya risiko yang timbul dalam sistem pemberian kredit. Permasalahan ini bisa dihindari dengan adanya suatu pengendalian internal yang memadai dalam bidang perkreditan. Dengan kata lain diperlukan suatu pengendalian internal yang dapat menunjang efektifitas sistem pemberian kredit. Sehingga dengan terselenggaranya pengendalian internal yang memadai dalam bidang perkreditan, berarti menunjukkan sikap kehati-hatian dalam perusahaan tersebut. Sistem pengendalian yang baik akan mendukung bagi tercapainya tujuan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul: “Evaluasi Pengendalian Internal dalam Sistem Pemberian Kredit”

studi kasus pada PD BPR Bank Bantul.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah sistem pengendalian internal dalam pemberian kredit yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul telah diterapkan sesuai teori?

2. Apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul sudah efektif?


(21)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul telah diterapkan sesuai teori.

2. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul sudah efektif.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi PD BPR Bank Bantul

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tambahan informasi bagi pihak bank mengenai sistem pemberian kredit dan sistem pengendalian internal yang dilaksanakan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit pada perbankan dan menambah pengetahuan bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan, serta menjadikan pengalaman baru dalam dunia perbankan.


(22)

E. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini berisi tentang landasan teori yang relevan dengan permasalahan yang diangkat.

BAB III Metodologi Penelitian

Dalam bab ini berisi jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, desain penelitian, data yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

Dalam bab ini berisi sejarah dan perkembangan bank, slogan, visi, misi, dan budaya bank, susunan pemilik, pengurus dan manajemen, struktur organisasi, dan prestasi bank.

BAB V Deskripsi Dan Analisis Data

Dalam bab ini berisi deskripsi, analisis, dan pembahasannya. BAB VI Penutup

Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis data yang telah dilakukan, keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian, serta saran yang diharapkan dapat berguna bagi bank.


(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kredit

1. Pengertian Kredit

Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. Adapula menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2001 yang disadur oleh Irham Fahmi mengartikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan (2014: 3).


(24)

2. Unsur-Unsur Kredit

Menurut Irham Fahmi (2014: 6), unsur-unsur kredit sebagai berikut: a. Kepercayaan

Kepercayaan adalah sesuatu yang paling utama dari unsur kredit yang harus ada karena tanpa ada rasa saling percaya antara kreditur dan debitur maka akan sangat sulit terwujud suatu sinergi kerja yang baik.

b. Waktu

Waktu adalah bagian yang paling sering dijadikan kajian oleh pihak analisis finance khususnya oleh analisis kredit. Ini dapat dimengerti karena bagi pihak kreditur saat ia menyerahkan uang kepada debitur maka juga harus diperhitungkan juga saat pembayaran kembali yang akan dilakukan oleh debitur itu sendiri, yaitu limit waktu yang tersepakati dalam perjanjian yang telah ditandatangani kedua belah pihak.

c. Risiko

Risiko merupakan hal yang menyangkut dengan persoalan seperti lamanya waktu pemberian kredit yang menyebabkan naiknya tingkat risiko yang timbul, karena para pebisnis menginginkan adanya ketepatan waktu dalam proses pemberian kredit ini.

d. Prestasi

Prestasi yang dimaksud disini adalah prestasi yang dimiliki oleh kreditur untuk diberikan kepada debitur, maka bagi pihak kreditur akan sangat menilai akan bagaimana tindakan yang dilakukan oleh pihak debitur dalam usahanya atau prestasinya mengelola kredit yang diberikan tersebut.


(25)

e. Adanya kreditur

Kreditur yang dimaksud disini adalah pihak yang memiliki uang (money), barang (goods), atau jasa (service) untuk dipinjamkan kepada pihak lain, dengan harapan dari hasil pinjaman itu akan diperoleh keuntungan dalam bentuk interest (bunga) sebagai balas jasa dari uang, barang, atau jasa yang telah dipinjam tersebut.

f. Adanya debitur

Debitur yang dimaksud disini adalah pihak yang memerlukan uang

(money), barang (goods), atau jasa (service) dan berkomitmen untuk

mampu mengembalikannya tepat sesuai dengan waktu yang disepakati serta bersedia menanggung berbagai risiko jika melakukan keterlambatan sesuai dengan ketentuan administrasi dalam kesepakatan perjanjian yang tertera di sana.

3. Tujuan Kredit

Tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang akan mengembangkan tugas sebagai agent of development adalah (Thomas, dkk, 1995: 15):

a. Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan.

b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat memperluas usahanya.


(26)

4. Jenis-jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain (Kasmir, 2005: 101):

a. Dilihat dari segi kegunaan 1) Kredit investasi

Digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

2) Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

b. Dilihat dari segi tujuan kredit 1) Kredit produktif

Digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

2) Kredit konsumtif

Digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. 3) Kredit perdagangan

Digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.


(27)

c. Dilihat dari segi jangka waktu 1) Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

2) Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi.

3) Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengambilannya paling panjang, yaitu di atas 3 tahun atau 5 tahun.

d. Dilihat dari segi jaminan 1) Kredit dengan jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. 2) Kredit tanpa jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu

e. Dilihat dari segi sektor usaha

1) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.


(28)

3) Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.

4) Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang.

5) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan.

6) Kredit profesi, diberikan kepada para profesional.

7) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

8) Dan sektor-sektor lainnya.

5. Persyaratan Umum Untuk Mengajukan Kredit

Untuk mengajukan pinjaman kredit ke suatu lembaga perbankan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur sebagai syarat administrasi yaitu (Irham, 2014: 14):

a. Foto copi KTP (kartu identitas pemohon). Foto copi KTP isteri jika pemohon adalah suami, begitu pula sebaliknya.

b. Foto copi KK (Kartu Keluarga)

c. SK 80% dan 100% (untuk 80% khusus bagi PNS, namun jika pegawai swasta juga memilikinya agar turut menyertakannya)

d. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

e. Buku tabungan baik di bank tersebut dan di bank lain. f. Surat keterangan tempat bekerja (bagi pegawai kontrak) g. Slip gaji 3 (tiga) atau 4 (empat) bulan terakhir


(29)

B. Bank

1. Pengertian Bank

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Fahmi, 2014: 1). Kemudian menurut Kasmir (2005: 23), bank sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.

2. Jenis-jenis bank

Jenis bank dapat dibedakan sesuai dengan fungsi, kepemilikan, status, penetapan harga, dan tingkatannya sebagai berikut (Ismail, 2010: 13): a. Jenis-jenis Bank Ditinjau dari Segi Fungsinya

1) Bank Sentral

Bank sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur bank-bank yang ada dalam suatu negara.

2) Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.


(30)

3) Bank Perkreditan Rakyat

Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Kepemilikannya

1) Bank Milik Pemerintah

Bank milik pemerintah merupakan bank yang kepemilikannya berada di bawah pemerintah.

2) Bank Swasta Nasional

Bank swasta nasional merupakan bank yang didirikan oleh swasta baik individu, maupun lembaga, sehingga seluruh keuntungan akan dinikmati oleh swasta.

3) Bank Milik Koperasi

Bank yang didirikan oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi, dan seluruh modalnya menjadi milik koperasi.

4) Bank Asing

Bank asing merupakan bank yang didirikan oleh pemerintah asing maupun oleh swasta asing.

5) Bank Campuran

Bank campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh swasta asing dan nasional.


(31)

c. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Statusnya 1) Bank Devisa

Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan aktivitas transaksi ke luar negeri dan/atau transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.

2) Bank Nondevisa

Bank nondevisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan seperti bank devisa.

d. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Cara Penentuan Harga 1) Bank Konvensional

Bank konvensional merupakan bank yang dalam penentuan harga menggunakan bunga sebagai balas jasa.

2) Bank Syariah

Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga, maupun tidak membayar bunga kepada nasabah.

e. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Tingkatannya (Kantor) 1) Kantor Pusat

Kantor pusat merupakan kantor bank yang menjadi pusat dari kantor cabang di seluruh wilayah negara, maupun yang ada di negara lain. 2) Kantor Wilayah

Kantor wilayah merupakan perwakilan dari kantor pusat yang membawahi suatu wilayah tertentu.


(32)

3) Kantor Cabang Penuh

Kantor cabang penuh merupakan kantor cabang yang diberi kewenangan oleh kantor pusat atau wilayah untuk melakukan semua transaksi perbankan.

4) Kantor Cabang Pembantu

Kantor cabang pembantu merupakan kantor cabang yang hanya dapat melayani beberapa aktivitas perbankan.

5) Kantor Kas

Kantor kas merupakan kantor cabang yang paling kecil, karena aktivitas yang dapat dilakukan oleh kantor kas meliputi transaksi yang terkait dengan tabungan baik setoran dan penarikan tunai, transaksi pembukaan simpanan giro, deposito, kredit, pelayanan transfer, kliring, dan inkaso ditangani oleh kantor cabang penuh sebagai induknya.

3. Fungsi bank

Menurut Ismail (2010: 13), fungsi utama bank antara lain: a. Menghimpun Dana dari Masyarakat

Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Dengan menyimpan uangnya di bank, nasabah juga akan mendapat keuntungan berupa return atas simpanannya yang besarnya tergantung kebijakan masing-masing bank.

b. Menyalurkan Dana Kepada Masyarakat

Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang sangat penting bagi bank, karena bank akan memperoleh pendapatan atas dana yang disalurkan.


(33)

Penyaluran dana kepada masyarakat sebagian besar berupa kredit untuk bank konvensional dan/atau pembiayaan untuk bank syariah.

c. Pelayanan Jasa Perbankan

Pelayanan jasa yang diberikan kepada nasabah dapat meningkatkan pendapatan bank dari fee atas jasa yang diperoleh dari masyarakat yang membutuhkannya.

C. Sistem Pengendalian Internal

1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut COSO

Committee of the Sponsoring Organizations (COSO) mendefinisikan

pengendalian internal sebagai (COSO, 2013):

Internal control is a process, effected by an entity’s board of directors,

management, and other personel, designed to provide reasonable as surance regarding the achievement of objectivies relating to operations, reporting, and compliance ”.

2. Komponen (elemen) Pengendalian Internal Menurut COSO

Pengendalian Internal memiliki 5 komponen, yaitu: a. Control Environment (Lingkungan Pengendalian)

Menurut Al. Haryono (2001: 257), lingkungan pengendalian mempengaruhi suasana suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran tentang pengendalian kepada orang-orangnya. Ia merupakan landasan bagi komponen-komponen pengendalian lainnya, dengan menciptakan disiplin dan struktur. Yang termasuk dalam lingkungan pengendalian yaitu:


(34)

1) Integrity and ethical valeus (integritas dan nilai etika). Integritas dan

nilai etika yang dimiliki perusahaan sangat penting untuk karyawan perusahaan, sehingga manajemen puncak harus menunjukkan integritas dan berperilaku dengan standar etika yang tinggi, mengkomunikasikan kepada semua karyawan secara lisan dan melalui kebijakan serta aturan-aturan perilaku tertulis, bahwa semua dituntut hal yang sama, bahwa semua karyawan mempunyai tanggungjawab untuk melaporkan tentang semua pelanggaran yang diketahuinya atau dicurigainya kepada atasannya, dan bahwa pelanggaran bisa dikenai hukuman, serta mengurangi atau menghilangkan dorongan dan godaan yang bisa membuat orang menjadi tidak jujur, melanggar hukum, dan bertindak tidak etis.

2) Commitment to competence (komitmen terhadap kompetensi).

Komitmen perusahaan terhadap kompetensi yang ada agar pengendalian internal berjalan dengan baik. Komitmen terhadap kompetensi meliputi pertimbangan manajemen tentang pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dan pengalaman yang diminta untuk pengembangan kompetensi.

3) Board of Directors and audit committee (dewan komisaris dan komite

audit). Bagaimana sikap dan kesadaran dewan komisaris dan komite audit agar tercapainya pengendalian internal yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas dewan komisaris dan komite audit meliputi independensi mereka dari manajemen yang berkaitan dengan


(35)

pengalaman, ketepatan tindakan yang diambil, luasnya interaksi dengan auditor intern maupun auditor ekstern, serta pengawasan atas pelaporan keuangan dan mendorong independensi auditor ekstern.

4) Management’s philosophy and operating style (filosofi manajemen dan

gaya mengelola operasi). Semakin bertanggungjawab filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi mereka, semakin besar kemungkinan para pegawai akan berperilaku secara bertanggungjawab dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi.

5) Organizational structure (struktur organisasi). Struktur organisasi

sangat berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuannya, karena struktur organisasi memberikan kerangka menyeluruh untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, serta pemonitoran aktivitas perusahaan. Struktur organisasi perusahaan biasanya dituangkan dalam bentuk bagan organisasi yang secara tepat menggambarkan hubungan kewenangan dan pelaporan. Auditor perlu memahami hubungan tersebut agar dapat menilai lingkungan pengendalian pada perusahaan klien dan bagaimana lingkungan tersebut berdampak terhadap efektifitas kebijakan dan prosedur pengendalian.

6) Human resource policies and procedures (kebijakan sumber daya

manusia dan prosedurnya). Kebijakan sumber daya manusia dan prosedurnya yang akan menentukan apakah personil perusahaan memiliki tingkat integritas yang diharapkan, nilai-nilai etika, dan


(36)

kompetensi. Praktik-praktik yang sehat mengenai hal ini menyangkut kebijakan rekrutmen yang baik serta proses skrining dalam pengangkatan karyawan, kebijakan pelatihan, tindakan-tindakan pendisplinan, evaluasi, dan program kompensasi yang memotivasi dan memberi penghargaan atas kinerja yang istimewa.

b. Risk Assessment (penilaian risiko)

Tindakan manajemen untuk mengidentifikasi, menganalisis risiko-risiko yang relevan dalam penyusunan laporan keuangan dan perusahaan secara umum. Yang termasuk dalam risk assessment:

1) Company-wide objectives (tujuan perusahaan secara keseluruhan).

Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan analisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.

2) Process-level objectives (tujuan di setiap tingkat proses). Organisasi

menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan.

3) Risk identification and analysis (identifikasi risiko dan analisisnya).

Organisasi melakukan identifikasi dan analisis terhadap risiko yang terdapat dalam perusahaan.

4) Managing change (mengelolah perubahan). Organisasi

mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal.


(37)

c. Control Activities (aktivitas pengendalian)

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan prosedur tersebut membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan untuk men capai tujuan perusahaan, yang termasuk aktivitas pengendalian:

1) Policies and procedures (kebijakan dan prosedur). Organisasi

menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan-kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur-prosedur yang menempatkan kebijakan-kebijakan ke dalam tindakan.

2) Security (application and network) keamanan dalam hal aplikasi dan

jaringan. Perusahaan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan.

3) Application change management (manajemen perubahan aplikasi).

Mengelola seluruh perubahan atas sistem informasi dan memastikan bahwa sistem dibuat dengan mudah dan efisien serta mencegah kesalahan penipuan.

4) Business continuity or backups (kelangsungan bisnis). Kelangsungan

bisnis adalah sebuah proses yang membantu organisasi dalam merencanakan hal-hal yang tidak diharapkan, lebih baik dalam mengatur risiko dan melindungi asset. Artinya bahwa walaupun terjadi insiden yang bisa menyebabkan kerugian sangat besar di TI dan sumber daya manusia akibat adanya iklim ekstrim, mereka memiliki rencana


(38)

cadangan yang kuat yang bisa mengembalikan bisnis ke posisi semula secepat mungkin.

5) Outsourcing (memakai tenaga outsourcing). Tenaga internal audit outsourcing memiliki fasilitas dan lingkungan yang memungkinkan

untuk selalu meningkatkan kompetensi, skill, dan profesionalismenya. Selain itu juga, dengan cara outsourcing pelaksanaan internal audit di dalam perusahaan akan lebih efisien dan efektif.

d. Information and communication (informasi dan komunikasi)

Tindakan untuk mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang sesuai untuk menjaga akuntabilitas. Yang termasuk dalam komponen ini adalah:

1) Quality of information (kualitas informasi). Organisasi memperoleh

atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang berkualitas dan yang relevan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.

2) Effectiveness of communication (efektivitas komunikasi). Organisasi

secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggungjawab untuk pengendalian internal dalam rangka mendukung fungsi pengendalian internal.

e. Monitoring (pemantauan)

Penilaian terhadap mutu pengendalian internal secara berkelanjutan maupun periodik untuk memastikan pengendalian internal telah berjalan dan telah dilakukan penyesuaian yang diperlukan sesuai kondisi yang ada. Yang termasuk di dalam komponen ini, yakni:


(39)

1) On-going monitoring (pengawasan yang terus berlangsung).

Pengawasan ini dapat dicapai dengan mengintegrasikan berbagai modul komputer khusus ke dalam sistem informasi yang menangkap data penting dan/atau memungkinkan uji pengendalian dilakukan sebagai bagian dari operasi rutin.

2) Separate evaluations (evaluasi yang terpisah). Kualitas dari desain dan

operasi pengendalian internal dapat dinilai. Penilaian ini dapat dicapai dengan prosedur yang terpisah atau melalui aktivitas yang berjalan. Para auditor internal perusahaan dapat memonitor aktivitas entitas terkait dalam berbagai prosedur yang terpisah.

3) Reporting deficiencies (melaporkan kekurangan-kekurangan yang

terjadi). Para auditor internal perusahaan melakukan penilaian atas bagian-bagian tertentu dari SPI pada berbagai akhir interval waktu tertentu dan melaporkan kelemahan yang ditemukan kepada manajemen atau komite audit beserta rekomendasi untuk perbaikan yang diperlukan.

D. Sistem Pemberian Kredit

Sistem pemberian kredit membutuhkan dokumen-dokumen yang memadai. Didalam suatu sistem pemberian kredit, terdapat langkah-langkah umum atau siklus perkreditan yang dimulai sejak pengajuan permohonan kredit hingga akhirnya disetujui, dicairkan, diawasi, dan pelunasan kredit secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut (Lukman, 2000: 77):


(40)

1. Permohonan Kredit

Permohonan kredit yang diajukan oleh calon nasabah kepada bank, umumnya dilakukan dengan menyampaikan dokumen-dokumen sebagai berikut: a. Surat permohonan resmi.

b. Akte pendirian perusahaan yang merupakan lembaga yang secara resmi memohon kredit, sekaligus menjelaskan siapa yang berwenang meminta kredit dan lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penerimaan kredit, termasuk bertanggung jawab terhadap kewajiban nasabah kredit seperti melunasi hutang (angsuran) beserta bunganya dalam jangka waktu yang telah disepakati.

c. Penjelasan atau uraian singkat tentang rencana proyek atau bisnis yang akan dilaksanakan oleh calon nasabah.

d. Untuk proyek yang cukup besar dan membutuhkan jumlah kredit yang besar dilengkapi dengan suatu laporan kelayakan proyek (feasibility study) yang disusun oleh suatu lembaga konsultan yang ditunjuk oleh calon nasabah.

e. Laporan keuangan perusahaan.

f. Informasi-informasi lain yang biasanya selalu diminta oleh bank, seperti: 1) Nomor pokok wajib pajak (NPWP)

2) Keterangan domisili dari perusahaan

3) Izin-izin yang telah diperoleh dalam rangka pembangunan proyek maupun bisnis yang telah berjalan


(41)

2. Analisis Kredit

Setelah permohonan kredit diterima oleh bank, maka calon nasabah diminta untuk memberi keterangan-keterangan tambahan yang dapat menjelaskan isi dari berbagai dokumen yang disampaikannya kepada bank. Keterangan-keterangan tersebut bisa disampaikan secara lisan melalui wawancara (interview) maupun tertulis sesuai dengan informasi maupun data yang diminta oleh account officer dari bank.

3. Persetujuan Kredit

Analisis kredit yang dibuat oleh account officer atau wirakredit diperiksa (review) dahulu oleh atasannya, kepala bagian kredit, sebelum disampaikan ke direksi bank. Nama dari laporan analisis kredit bermacam-macam, tergantung pada sistem dan prosedur yang dimiliki bank, yaitu: a. Laporan analisis kredit

b. Laporan analisis permohonan kredit c. Laporan rekomendasi kredit

d. Appraisal study

e. Laporan studi kelayakan proyek. 4. Perjanjian Kredit

Perjanjian kredit (akad kredit) dipersiapkan oleh seorang notaris publik yang ditunjuk bank atau dipilih oleh calon nasabah (atau atas dasar kesepakatan bersama antara bank dan calon nasabah). Bank mengirimkan ahli hukumnya (lawyer atau legal officer) untuk mendampingi wirakredit dalam membahas berbagai ketentuan yang harus dimuat dalam perjanjian kredit.


(42)

Perjanjian kredit yang dibuat di hadapan notaris publik tersebut ditandatangani tiga pihak (bank, nasabah, dan notaris publik) serta dicatatkan dan didaftarkan oleh notaris publik pada pengadilan negeri yang sesuai dengan domisili dari bank pemberi kredit sehingga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat semua pihak.

5. Pencairan Kredit

Pencairan kredit yang diminta debitor kredit hanya dapat dilakukan bank setelah debitor yang bersangkutan memenuhi berbagai persyaratan seperti dituangkan dalam perjanjian kredit yang ditandatangani kedua pihak (bank dan debitor) serta dicatat di hadapan notaris publik.

6. Pengawasan Kredit

Pengawasan (monitoring) kredit yang dilakukan bank setelah kredit dicairkan merupakan salah satu kunci utama dari keberhasilan pemberian kredit selain ketajaman dan ketelitian yang dilakukan sewaktu melakukan analisis kredit. Terjadinya kegagalan kredit (kredit bermasalah atau kredit macet) terutama disebabkan oleh kelalaian bank dalam melakukan pengawasan kredit.

7. Pelunasan Kredit

Dalam kondisi yang ideal, nasabah akan dapat selalu memenuhi kewajibannya terhadap bank sesuai dengan kesepakatan yang dimuat dalam perjanjian kredit. Nasabah dapat (mampu dan mau) membayar angsuran pokok pinjaman beserta bunganya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, sehingga kredit/pinjaman bank akhirnya dinyatakan lunas.


(43)

E. Pengendalian Internal pada PD BPR Bank Bantul

Menurut Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank dengan kop surat keputusan Direksi PD BPR Bank Bantul No: 081/PD/BPR/2013, pengendalian internal yang terdapat pada PD BPR Bank Bantul sebagai berikut:

1. Pengawasan oleh Direksi/Pejabat bank

Pengawasan yang dilakukan oleh Direksi dan/atau pejabat yang menangani perkreditan secara berjenjang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Memantau dan mengawasi kesesuaian proses pemberian kredit, dokumentasi dan administrasi kredit, pemantauan debitur, penanganan kredit bermasalah, dan penyelesaian kredit telah sesuai dengan Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank dan/atau peraturan/perundang undangan yang berlaku.

b. Memberikan peringatan dini kepada pejabat/pegawai terkait apabila ditemukan kualitas kredit debitur berpotensi mengalami penurunan. c. Memantau dan mengawasi secara khusus atas pemberian kredit kepada

pihak yang terkait dengan bank dan debitur besar.

d. Memantau penetapan kualitas kredit dan kecukupan jumlah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Melakukan evaluasi atas pegawai yang menempati jenjang jabatan di bidang perkreditan dengan kompetensinya.


(44)

g. Mengevaluasi kebijakan, prosedur, organisasi dan manajemen perkreditan.

2. Satuan Pengawas Intern

Tugas dan wewenang Satuan Pengawas Intern adalah sebagai berikut: a. Melakukan pengecekan terhadap berkas permohonan kredit dan berkas

kredit yang telah dicairkan.

b. Melakukan pemeriksaan atas proses pemberian kredit. c. Melakukan pemeriksaan atas angsuran kredit.

d. Melakukan pemeriksaan atas pelunasan kredit. e. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap jaminan. f. Melakukan konfirmasi terhadap debitur.

g. Dalam rangka pengawasan terhadap kredit bermasalah, bersama-sama dengan bagian terkait melakukan pemeriksaan on site maupun off site. h. Mengkoordinir tindak lanjut atas hasil pemeriksaan eksternal.

i. Membuat laporan hasil pemeriksaan rutin kepada direksi. 3. Pengawasan Oleh SPI

a. Pengawasan yang dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) sekurang-kurangnya adalah:

1) Wajib melaksanakan pengawasan kredit meliputi seluruh aspek perkreditan, melalui pemeriksaan on site atau off site, serta memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang di


(45)

2) Pelaksanaan audit intern terhadap perkreditan yang dimaksud, sekurang-kurangnya harus sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit intern Bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

b. Adapun pengawasan yang dilakukan oleh SPI sebagai berikut:

1) Pemeriksaan kelengkapan berkas dan ketaatan terhadap prosedur perkreditan yang berlaku pada setiap berkas kredit sebelum di administrasi oleh sub bagian administrasi kredit untuk kredit yang telah disetujui dan dicairkan.

2) Secara berkala melakukan pemeriksaan on the spot terhadap kebenaran kredit yang diberikan.

3) Secara berkala 6 (enam) bulan sekali SPI memeriksa kelengkapan berkas kredit, pengelolaan agunan kredit, serta pengelolaan administrasi kredit oleh sub bagian administrasi kredit.

4) Memantau pelaksanaan pengikatan agunan kredit agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5) Melakukan pengawasan atas angsuran dan pelunasan kredit. 6) Melakukan pengawasan terhadap pemantauan kredit.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriptif dengan studi kasus pada PD BPR Bank Bantul. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Studi kasus merupakan suatu penelitian dengan melihat pada masalah yang berhubungan dengan latar belakang dan keadaan pada masa sekarang dari suatu objek dan subjek penelitian, serta bagaimana interaksinya dengan lingkungan yang ada disekitarnya.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai bagian kredit dan pegawai pengendalian internal pada PD BPR Bank Bantul.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen dalam pemberian kredit pada PD BPR Bank Bantul.


(47)

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

PD BPR Bank Bantul. Jalan Gajah Mada No. 3 Bantul.

2. Waktu Penelitian

Maret 2016 sampai April 2016

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen dalam pemberian kredit pada PD BPR Bank Bantul, yang berisikan dokumen pokok dan dokumen pendukungnya.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen dalam pemberian kredit pada PD BPR Bank Bantul.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan salah satu model dari attribute sampling, yaitu stop-or-go-sampling. Penelitian ini menggunakan model stop-or-go-sampling dengan alasan model ini dapat mencegah dari pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin. Langkah-langkah yang ditempuh, yaitu:


(48)

a. Menentukan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas pengendalian internal.

b. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya, yaitu dokumen yang digunakan dalam pemberian kredit.

c. Menentukan besarnya sampel. Sampel diambil dengan menggunakan

convenience sampling. Menurut Siregar (2013: 60) Convenience sampling

adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti, dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel. Sampel telah ditentukan oleh kebijakan PD BPR Bank Bantul. Tujuan dari pengambilan sampel ini agar tidak mengganggu kegiatan operasional Bank.

F. Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah studi kasus pada PD BPR Bank Bantul. Studi kasus adalah suatu penelitian terhadap objek tertentu untuk mengamati dokumen-dokumen dan catatan dalam sistem pemberian kredit. Kemudian menganalisis dan mengevaluasi dokumen-dokumen dan catatan dalam pemberian kredit. Dokumen-dokumen ini dianalisis dengan cara membandingkan kejadian yang terjadi di Bank dengan teori yang ada. Kemudian melakukan analisis terhadap efektifitas sistem pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit dengan cara melakukan pengujian kepatuhan menggunakan metode stop-or-go-sampling.


(49)

G. Data yang Dibutuhkan

Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data-data yang diperlukan dalam menunjang penelitian pada PD BPR Bank Bantul, yaitu: 1. Sejarah dan gambaran umum perusahaan

2. Struktur organisasi dan deskripsi jabatan 3. Prosedur dan dokumen permohonan kredit 4. Dokumen penyidikan dan analisis kredit 5. Dokumen pengambilan keputusan kredit 6. Dokumen perjanjian kredit

7. Dokumen pencairan kredit 8. Dokumen pembayaran kredit

H. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan peneliti dengan cara mengumpulkan berkas dan dokumen-dokumen permohonan kredit yang terdapat pada PD BPR Bank Bantul. Data yang akan didokumentasikan dalam penelitian ini adalah prosedur dan dokumen yang berkaitan dengan sistem dalam pemberian kredit.

2. Wawancara

Penelitian ini menggunakan wawancara untuk melakukan pengkajian data secara mendalam. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab kepada pihak pegawai bank bagian kredit mengenai sistem dalam pemberian kredit. Dalam wawancara ini, pedoman wawancara berisikan pertanyaan-pertanyaan


(50)

terbuka yang disusun berdasarkan tujuan penelitian dengan tujuan untuk meminta penjelasan lebih rinci. Pedoman wawancara berisi pertanyaan terbuka tentang bagaimana sistem dalam pemberian kredit pada PD BPR Bank Bantul, prosedur dalam pemberian kredit, tata cara dalam melayani pemberian kredit kepada nasabah, serta kendala yang dihadapi dalam pemberian kredit. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara ini akan dicantumkan pada bagian lampiran.

I. Teknik Analisis Data

1. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama mengenai apakah sistem pengendalian internal dalam pemberian kredit yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul sudah baik berdasarkan teori menurut COSO, akan menggunakan beberapa langkah sebagai berikut: a. Mendeskripsikan mengenai pengendalian internal dalam sistem pemberian

kredit pada PD BPR Bank Bantul berkaitan dengan teori menurut COSO yang berkaitan dengan 5 komponen pengendalian internal, yaitu:

1) Control Environment (Lingkungan Pengendalian)

Menurut Al. Haryono (2001: 257), lingkungan pengendalian mempengaruhi suasana suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran tentang pengendalian kepada orang-orangnya. Ia merupakan landasan bagi komponen-komponen pengendalian lainnya, dengan menciptakan disiplin dan struktur. Yang termasuk dalam lingkungan pengendalian yaitu:


(51)

a) Integrity and ethical valeus (Integritas dan Nilai Etika). Integritas

dan nilai etika yang dimiliki perusahaan sangat penting untuk karyawan perusahaan, sehingga manajemen puncak harus menunjukkan integritas dan berperilaku dengan standar etika yang tinggi, mengkomunikasikan kepada semua karyawan secara lisan dan melalui kebijakan serta aturan-aturan perilaku tertulis, bahwa semua dituntut hal yang sama, bahwa semua karyawan mempunyai tanggungjawab untuk melaporkan tentang semua pelanggaran yang diketahuinya atau dicurigainya kepada atasannya, dan bahwa pelanggaran bisa dikenai hukuman, serta mengurangi atau menghilangkan dorongan dan godaan yang bisa membuat orang menjadi tidak jujur, melanggar hukum, dan bertindak tidak etis. b) Commitment to competence (komitmen terhadap kompetensi).

Komitmen perusahaan terhadap kompetensi yang ada agar pengendalian internal berjalan dengan baik. Komitmen terhadap kompetensi meliputi pertimbangan manajemen tentang pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dan pengalaman yang diminta untuk pengembangan kompetensi.

c) Board of Directors and audit committee (dewan komisaris dan

komite audit). Bagaimana sikap dan kesadaran dewan komisaris dan komite audit agar tercapainya pengendalian internal yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas dewan komisaris dan komite audit meliputi independensi mereka dari manajemen yang


(52)

berkaitan dengan pengalaman, ketepatan tindakan yang diambil, luasnya interaksi dengan auditor intern maupun auditor ekstern, serta pengawasan atas pelaporan keuangan dan mendorong independensi auditor ekstern.

d) Management’s philosophy and operating style (filosofi manajemen dan gaya mengelola operasi). Semakin bertanggungjawab filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi mereka, semakin besar kemungkinan para pegawai akan berperilaku secara bertanggungjawab dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. e) Organizational structure (struktur organisasi). Struktur organisasi

sangat berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuannya, karena struktur organisasi memberikan kerangka menyeluruh untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, serta pemonitoran aktivitas perusahaan. Struktur organisasi perusahaan biasanya dituangkan dalam bentuk bagan organisasi yang secara tepat menggambarkan hubungan kewenangan dan pelaporan. Auditor perlu memahami hubungan tersebut agar dapat menilai lingkungan pengendalian pada perusahaan klien dan bagaimana lingkungan tersebut berdampak terhadap efektifitas kebijakan dan prosedur pengendalian.

f) Human resource policies and procedures (kebijakan sumber daya

manusia dan prosedurnya). Kebijakan sumber daya manusia dan prosedurnya yang akan menentukan apakah personil perusahaan


(53)

memiliki tingkat integritas yang diharapkan, nilai-nilai etika, dan kompetensi. Praktik-praktik yang sehat mengenai hal ini menyangkut kebijakan rekrutmen yang baik serta proses skrining dalam pengangkatan karyawan, kebijakan pelatihan, tindakan-tindakan pendisplinan, evaluasi, dan program kompensasi yang memotivasi dan memberi penghargaan atas kinerja yang istimewa 2) Risk Assessment (Penilaian Risiko)

Tindakan manajemen untuk mengidentifikasi, menganalisis risiko-risiko yang relevan dalam penyusunan laporan keuangan dan perusahaan secara umum. Yang termasuk dalam risk assessment: a) Company-wide objectives (tujuan perusahaan secara keseluruhan).

Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan analisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.

b) Process-level objectives (tujuan di setiap tingkat proses).

Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan.

c) Risk identification and analysis (identifikasi risiko dan analisisnya).

Organisasi melakukan identifikasi dan analisis terhadap risiko yang terdapat dalam perusahaan.


(54)

d) Managing change (mengelolah perubahan). Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal.

3) Control Activities (Aktivitas Pengendalian)

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan prosedur tersebut membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan untuk men capai tujuan perusahaan, yang termasuk aktivitas pengendalian:

a) Policies and procedures (kebijakan dan prosedur). Organisasi

menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan-kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur-prosedur yang menempatkan kebijakan-kebijakan ke dalam tindakan.

b) Security (application and network) keamanan dalam hal aplikasi dan

jaringan. Perusahaan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan.

c) Application change management (manajemen perubahan aplikasi).

Mengelola seluruh perubahan atas sistem informasi dan memastikan bahwa sistem dibuat dengan mudah dan efisien serta mencegah kesalahan penipuan.

d) Business continuity or backups (kelangsungan bisnis).

Kelangsungan bisnis adalah sebuah proses yang membantu organisasi dalam merencanakan hal-hal yang tidak diharapkan, lebih


(55)

baik dalam mengatur risiko dan melindungi asset. Artinya bahwa walaupun terjadi insiden yang bisa menyebabkan kerugian sangat besar di TI dan sumber daya manusia akibat adanya iklim ekstrim, mereka memiliki rencana cadangan yang kuat yang bisa mengembalikan bisnis ke posisi semula secepat mungkin.

e) Outsourcing (memakai tenaga outsourcing). Tenaga internal audit outsourcing memiliki fasilitas dan lingkungan yang memungkinkan

untuk selalu meningkatkan kompetensi, skill, dan profesionalismenya. Selain itu juga, dengan cara outsourcing pelaksanaan internal audit di dalam perusahaan akan lebih efisien dan efektif.

4) Information and communication (Informasi dan Komunikasi)

Tindakan untuk mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang sesuai untuk menjaga akuntabilitas. Yang termasuk dalam komponen ini adalah:

a) Quality of information (kualitas informasi).

Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang berkualitas dan yang relevan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.

b) Effectiveness of communication (efektivitas komunikasi). Organisasi

secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggungjawab untuk pengendalian internal dalam rangka mendukung fungsi pengendalian internal.


(56)

5) Monitoring (Pemantauan)

Penilaian terhadap mutu pengendalian internal secara berkelanjutan maupun periodik untuk memastikan pengendalian internal telah berjalan dan telah dilakukan penyesuaian yang diperlukan sesuai kondisi yang ada. Yang termasuk di dalam komponen ini, yakni: a) On-going monitoring (pengawasan yang terus berlangsung).

Pengawasan ini dapat dicapai dengan mengintegrasikan berbagai modul komputer khusus ke dalam sistem informasi yang menangkap data penting dan/atau memungkinkan uji pengendalian dilakukan sebagai bagian dari operasi rutin.

b) Separate evaluations (evaluasi yang terpisah). Kualitas dari desain

dan operasi pengendalian internal dapat dinilai. Penilaian ini dapat dicapai dengan prosedur yang terpisah atau melalui aktivitas yang berjalan. Para auditor internal perusahaan dapat memonitor aktivitas entitas terkait dalam berbagai prosedur yang terpisah.

c) Reporting deficiencies (melaporkan kekurangan-kekurangan yang

terjadi). Para auditor internal perusahaan melakukan penilaian atas bagian-bagian tertentu dari SPI pada berbagai akhir interval waktu tertentu dan melaporkan kelemahan yang ditemukan kepada manajemen atau komite audit beserta rekomendasi untuk perbaikan yang diperlukan.

Deskripsi ini diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi yang dilakukan.


(57)

b. Mendeskripsikan tentang dokumen-dokumen dan catatan yang digunakan oleh PD BPR Bank Bantul yang berkaitan dengan pemberian kredit. c. Mendeskripsikan bagian-bagian yang terkait pada PD BPR Bank Bantul. d. Membandingkan sistem pemberian kredit pada PD BPR Bank Bantul

dengan kajian teori yang ada. Untuk melakukan perbandingan, dalam penelitian ini akan menggunakan teori dan hasil temuan dilapangan, dengan memenuhi semua kriteria yang ada dalam sistem pemberian kredit, yang mencakup:

1) Lingkungan Pengendalian a) Integritas dan nilai etika

b) Komitmen terhadap kompetensi c) Dewan komisaris dan komite audit

d) Filosofi manajemen dan gaya mengelola operasi e) Struktur organisasi

f) Kebijakan sumberdaya manusia dan prosedurnya 2) Penilaian Risiko

a) Tujuan perusahaan secara keseluruhan b) Tujuan di setiap tingkat proses

c) Identifikasi risiko dan analisisnya d) Mengelola perubahan

3) Aktivitas Pengendalian a) Kebijakan dan prosedur


(58)

c) Manajemen perubahan aplikasi d) Kelangsungan bisnis

e) Memakai tenaga outsourcing 4) Informasi dan Komunikasi

a) Kualitas informasi b) Efektivitas komunikasi 5) Pemantauan

a) Pengawasan yang terus berlangsung b) Evaluasi yang terpisah

c) Melaporkan kekurangan-kekurangan yang terjadi.

Pengambilan kesimpulan yaitu, jika kelima komponen COSO telah terpenuhi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian internal pada PD BPR Bank Bantul sudah baik

2. Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah kedua mengenai apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh PD. BPR Bank Bantul sudah efektif, maka akan melakukan analisis efektifitas pengendalian internal dengan menggunakan pengujian metode stop-or-go-sampling. Cara yang dilakukan adalah:

a. Menentukan populasi. Populasi yang akan digunakan yaitu berupa dokumen-dokumen dalam pemberian kredit tahun 2015.

b. Menentukan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas pengendalian internal. Attribute yang digunakan adalah:


(59)

Attribute II :Kelengkapan dokumen pokok dan dokumen pendukungnya.

Dokumen pokok terdiri dari dokumen putusan kredit, sedangkan dokumen pendukungnya terdiri dari surat permohonan kredit dan memorandum analisis kredit.

Attribute III :Tanda tangan/otorisasi dari pejabat yang berwenang.

c. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara:

1) Menentukan Desired Upper Precision Limit (DUPL) dan tingkat keandalan.

Tingkat keandalan atau confidence level factor (R%) sebesar 95% dan DUPL sebesar 5%. Tingkat keandalan sebesar 95%, berarti memiliki risiko sebesar 5% untuk mempercayai sistem pengendalian internal yang sebenarnya tidak efektif.

2) Menentukan besarnya sampel minimum yang harus diambil dengan menggunakan tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan.

Tabel 3.1 Besarnya Sampel Minimun untuk Pengujian Kepatuhan

Desired Upper Precition Limit

Sampel Size Based on Confidence Levels

90% 95% 97,5%

10% 24 30 37

9 27 34 42

8 30 38 47

7 35 43 53

6 40 50 62

5 48 60 74

4 60 75 93

3 80 100 124

2 120 150 185

1 240 300 370


(60)

Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan Desired Upper

Precition Limit

Besarnya Sampel atas Dasar Pengujian Kepatuhan

90% 95% 97,5%

10%

60 9

8 7 6 5 4 3 2 1

Sumber: Mulyadi (1992: 174)

3) Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi.

Cara yang digunakan dalam penentuan besarnya sampel yaitu dengan menggunakan convenience sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti, dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel. Sampel telah ditentukan oleh kebijakan PD BPR Bank Bantul. Tujuan dari pengambilan sampel ini agar tidak mengganggu kegiatan operasional Bank.

d. Membuat tabel stop-or-go decision.

Setelah besarnya sampel minimum ditentukan, maka langkah selanjutnya yaitu membuat tabel stop-or-go decision.


(61)

Tabel 3.2 Stop-Or-Go Decision Langkah ke- Besarnya Sampel Kumulatif yang Digunakan Berhenti Jika Kesalahan Kumulatif yang Terjadi Sama dengan Lanjutkan ke Langkah Berikutnya Jika Kesalahan yang Terjadi Sama dengan Lanjutkan ke Langkah 5 Jika Kesalahan Paling Tidak Sebesar

1 60

2 96

3 126

4 156

Sumber: Mulyadi (1992: 175)

Langkah 1: Jika dari pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel tidak ditemukan adanya kesalahan, tingkat kesalahan sama dengan 0, maka pengambilan sampel akan dihentikan, dan mengambil kesimpulan bahwa sistem pengendalian internalnya sudah efektif. Pengambil sampel dihentikan jika DUPL=AUPL. Pada tingkat kesalahan sama dengan 0, AUPL dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

AUPL=

Confidence Level Factor at Desired Reliability for Occurence Observed

Sampel Size

1) Evaluasi hasil pemeriksaan sampel.

Apabila AUPL< atau = DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal pada bank tersebut sudah efektif. Tetapi apabila AUPL>DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal pada bank tersebut tidak efektif.

2) Apabila pengendalian internalnya tidak efektif, maka langkah yang harus dilakukan yaitu dengan memperbesar ukuran sampel tersebut. Sampel tambahan ini dihitung dengan menggunakan rumus:


(62)

Sampel Size=

Confidence Level Factor at Desired Reliability for Occurence Observed

Desired Upper Precision Limit (DUPL)

Langkah 2: Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel tersebut sama dengan 1, berarti AUPL>DUPL yang artinya sistem pengendalian internal pada bank tersebut tidak efektif, maka akuntan perlu mengambil sampel tambahan. Cara melihat confidence level

factor pada R%=95 yaitu dengan cara melihat pada tabel Attribute

Sampling Table for Determining Stop-or Go Sample Sizes and Upper Precision Limit Population Accurrence Rate Based on Sample Results yang akan dilampirkan pada lampiran.

Langkah 3: Jika dalam pemeriksaan terhadap attribute 96 anggota sampel pada langkah 2 tersebut ditemukan 2 kesalahan, maka akan diambil 30 anggota sampel tambahan sehingga pada langkah ke-3 ini jumlah sampel kumulatif menjadi sebanyak 126. Jika dari 126 anggota sampel tersebut hanya terdapat 2 kesalahan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah efektif, karena AUPL=DUPL. Namun, jika dari 126 anggota sampel tersebut ditemukan 3 kesalahan, yaitu AUPL>DUPL, yang artinya sistem pengendalian internalnya tidak efektif, maka diperlukan tambahan sampel.

Langkah 4: Jika dalam pemeriksaan terhadap attribute 126 anggota sampel pada langkah 3 tersebut ditemukan 3 kesalahan, maka akan diambil 30 anggota sampel tambahan, sehingga pada langkah ke-4 ini jumlah sampel kumulatif menjadi sebanyak 156. Jika dari 156 anggota sampel tersebut


(63)

hanya terdapat 3 kesalahan, maka akan diambil kesimpulan bahwa sistem pengendalian internalnya adalah efektif, karena AUPL=DUPL. Namun, jika dari 156 anggota sampel tersebut ditemukan 4 kesalahan, yaitu AUPL>DUPL, yang artinya sistem pengendalian internalnya tidak efektif, maka dalam keadaan ini dibutuhkan langkah ke-5, yaitu menggunakan

fixed sample-size-attribute sampling.

Langkah 5: Jika dalam langkah 4 pengendalian internalnya masih tidak efektif, maka menggunakan model fixed sample-size-attribute sampling. Tahap-tahap dalam menggunakan model ini yaitu:

1) Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit

2) Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya. Setelah attribute yang akan diuji ditentukan, langkah berikutnya yaitu menentukan populasi yang akan diambil sampelnya.

3) Penentuan besarnya sampel, dengan menentukan DUPL. Tingkat keandalan atau confidence level factor (R%) sebesar 95% dan DUPL sebesar 5%. Tingkat keandalan sebesar 95%, berarti memiliki risiko sebesar 5% untuk mempercayai sistem pengendalian internal yang sebenarnya tidak efektif. Kemudian menentukan besarnya sampel dengan menggunakan tabel Penentuan Besarnya Sampel: Keandalan, 95% yang akan dilampirkan pada lampiran.

4) Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi. Agar setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih


(64)

menjadi anggota sampel, maka akuntan dapat menggunakan tabel angka acak yang akan dilampirkan pada lampiran.

5) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel, dengan menggunakan tabel Evaluasi Hasil: Keandalan, 95% yang akan dilampirkan pada lampiran.


(65)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Perkembangan Bank

PD. BPR BANK BANTUL pada awal Pendiriannya dikenal sebagai Perusahaan Daerah Bank Pasar Kabupaten Dati II Bantul, didirikan pada Tahun 1983 oleh Seheram Partosaputro, Bupati KDH. TK II Bantul berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul nomor 13 tanggal 19 Desember 1983

tentang “Perusahaan Daerah Bank Pasar Kabupaten Dati II Bantul “dan telah

disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 21 Agustus 1984 dengan Surat Keputusan nomor 173/KPTS/1984, yang kemudian diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bantul Seri

“D” Nomor 3 tahun 1984 Tanggal 20 September 1984. Tujuan utama pendirian

pada waktu itu adalah untuk mengurangi korban lintah darat serta menyediakan dana pinjaman kepada pedagang kecil/bakul untuk menambah modal usahanya. Pada saat itu lembaga ini dikelola oleh Bagian Keuangan Pemerintah Dati II Bantul.

Pada tahun 1992 kepemimpinan dipegang oleh Drs. Cholil Hamidy, seorang yang gigih memperjuangkan kemajuan bank agar dapat memberikan peran penting dalam perekonomian Kabupaten Dati II Bantul. Pada tahun ini pula Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan serta Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1993 tentang Perusahaan Daerah. Dengan adanya peraturan baru tersebut


(66)

pimpinan bank berusaha untuk melakukan penyesuaian dengan mengajukan perubahan PERDA dikarenakan PERDA pendirian dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan yang baru.

Maka pada tanggal 24 Desember 1994 Sri Roso Sudarmo Bupati KDH. Tingkat II Bantul mengesahkan PERDA nomor 14 tahun 1994 tentang

“Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar Kabupaten Dati II

Bantul” dan telah disyahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Istimewa Jogjakarta dengan Surat Keputusan nomor 120/KPTS/1995 tanggal 8 Mei 1995 Kemudian

diundangkan dalam Lembaran Daerah Tingkat II Bantul Seri “C” Nomor 1 tahun

1995 tanggal 23 Mei 1995 dengan mengubah bentuk Hukum Perusahaan Daerah menjadi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar Kabupaten Bantul.

Pada tahun 2001 bank mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehingga bank membutuhkan tambahan modal untuk mendukungnya kegiatan operasional. Untuk itu bank mengajukan tambahan modal sekaligus perubahan PERDA. Akhirnya pada tanggal 16 Juli 2001 Pemerintah Kabupaten Bantul mengabulkan permohonan perubahan PERDA melalui Drs. HM. Idham Samawi selaku Bupati Kabupaten Bantul mengeluarkan PERDA Nomor 13 tahun 2001 Tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar Kabupaten Bantul dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Seri

“C’ nomor 01 tahun 2001 dengan mengubah Setoran Modal Dasar dari Rp.


(67)

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 13 tahun 2001 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar Kabupaten Bantul dan telah diundangkan dalam lembaran Daerah Kabupaten Bantul Seri

“C” nomor 02 tahun 2002 Dengan merubah pasal 61 tentang pembagian laba

BPR. Seiring dengan perubahan PERDA tersebut, Bank juga melakukan perubahan logo perusahaan dikarenakan pada masa sebelumnya perusahaan masih menggunakan logo PEMDA Bantul sebagai logo bank.

Pada tanggal 23 Juni 2006 Menteri Dalam Negeri mengeluarkan peratuan dengan nomor 22 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah. Pada tahun 2007 PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Bantul menyesuaiakan Peraturan tersebut dengan melakukan perubahan nama menjadi PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK BANTUL yang dituangkan dalam PERDA nomor 9 tahun 2007 tanggal 1 Agustus 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Bantul dan telah diundangkan dalam lembaran Daerah Kabupten

Bantul Seri “D’ nomor 07 tanggal 1 Agustus 2007 yang didukung pula dengan

pengesahan dari Pemimpin Bank Indonesia Yogyakarta Nomor: 09/20/DPBPR/PLBPR/Yk Tanggal Tanggal 24 Agustus 2007 tentang

“Penetapan Penggunaan Izin Usaha dengan Nama Baru“.

Disamping adanya perubahan nama baru, PD. BPR Bank Bantul juga mengadakan perubahan modal dasar dari Rp 15.000.000.000, 00 menjadi sebesar Rp 50.000.000.000, 00. Menyusul adanya perubahan nama tersebut pada


(68)

Bersama logo dan nama baru PD. BPR Bank Bantul dibawah kepemimpinan Dra. Aristini Sriyatun semakin tumbuh sebagai salah satu Perusahaan Daerah Kabupaten Bantul yang tidak hanya menjadi salah satu pilar sumber pendapatan asli daerah (PAD) tetapi juga mengemban fungsinya sebagai perusahaan perbankan yang modern dan berdedikasi pada pemberdayaan ekonomi daerah khususnya di Kabupaten Bantul.

B. Slogan, Visi, Misi dan Budaya Bank

VISI

Menjadi Bank Perkreditan Rakyat Yang Unggul Berkualitas, Profesional, Kompetetif dan Handal

dalam Pelayanan Jasa Perbankan di Era Global.

MISI

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah dan masyarakat secara profesional dengan menekankan pada keunggulan manajemen, orientasi pasar dan jiwa kewirausahaan.

2. Meningkatkan kualitas profesional sumberdaya insani.

3. Menjadi BPR yang handal dan inovatif dalam menyumbangkan produk untuk memuaskan kebutuhan serta harapan para nasabah dan masyarakat.

4. Mengembangkan teknologi informasi dalam rangka meningkatkan pelayanan yang lebih cepat, tepat dan mudah


(69)

5. Menjadi BPR yang handal dan terpercaya melalui kegiatan perbankan yang menjunjung etika, memiliki akuntabilitas, transparasi dan demokrasi.

6. Berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat melalui peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

MOTTO

“Setia Melayani Berkembang Dengan Pasti “

C. Susunan Pemilik, Pengurus dan Manajemen

Susunan pemilik, pengurus, dan manajemen PD BPR Bank Bantul dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Susunan Pemilik, Pengurus, dan Manajemen PD BPR Bank Bantul SUSUNAN PEMILIK

PENGURUS DAN MANAJEMEN PEMILIK

Bupati Bantul

DEWAN PENGAWAS

Ketua Drs. Riyantono, MSi

Anggota Drs. Syafaruddin Alwi, MSi

DIREKSI

Direktur Utama Dra. Aristini Sriyatun

Direktur Arman Krisnanto, SE

MANAJEMEN

Kepala SPI Suyanto, SE

Kepala Kredit Topaz Antoni Danang Soebandono, SE

Kabag. Pembukuan Sugiarti Handayani, SE

Kabag. Dana Dwibaningsih Anta Indrati, SE

Kabag. Bisnis Unit Heri Sutanto, SE

Kabag. Umum Handhy Saputro Prabowo, SE


(70)

DEWAN PENGAWAS

DIREKSI DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR DIREKTUR KEPATUHAN

D. Struktur Organisasi

Gambar 4. 1: Struktur Organisasi PD BPR Bank Bantul

Sumber: PD. BPR Bank Bantul

SKAI (Satuan Kerja Audit Internal) KEPALA BAGIAN KREDIT KEPALA BAGIAN PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT (P2K) KEPALA BAGIAN DANA DAN KAS KEPALA CABAN G KEPALA BAGIAN PEMBUKU-AN KEPALA BAGIAN UMUM

SKMR & K (Satuan Kerja Manajemen resiko dan Kepatuhan) KEPALA SUB BAGIAN KREDIT WILAYAH KEPALA SUB BAGIAN ADMINISTRASI KREDIT KEPALA SUB BAGIAN PENYELAMATAN KREDIT KEPALA SUB BAGIAN PENYELESAIAN KREDIT KEPALA SUB BAGIAN DANA KEPALA SUB BAGIAN KAS DAN PELAYANAN KEPALA SUB BAGIAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) KEPALA SUB BAGIAN PEMBUKUAN KEPALA SUB BAGIAN RT KEPALA SUB BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


(71)

E. Prestasi PD BPR Bank Bantul

Prestasi PD BPR Bank Bantul dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Prestasi PD BPR Bank Bantul tahun 2015

No Nama

Prestasi/Penghargaan Pejabat/Pihak Pemberi Penghargaan Tanggal Perolehan 1

The Most Favourite Mortgage Loan with Variable Product of the Year

Indonesia Business

Award 2015 30 Januari 2015

2

Predikat Sangat Bagus atas Kinerja Keuangan Selama Tahun 2014

Infobank BPR Award

2015 21 Agustus 2015

3

Peringkat 1 – Finance (Value Creation) BPR-PD-Aset Rp 250 Miliar

– Rp500 Miliar

Anugerah Bank Perkreditan Rakyat Indonesia III 2015 (ABPRI III 2015)

5 November 2015

4

Peringkat 1 – Marketing PD-Aset Rp 250 Miliar

– Rp 500 Miliar

Anugerah Bank Perkreditan Rakyat Indonesia III 2015 (ABPRI III 2015)

5 November 2015

5

The Best Social CEO – BPR Dra. Aristini Sriyatun

Anugerah Bank Perkreditan Rakyat Indonesia III 2015 (ABPRI III 2015)

5 November 2015

6

Peringkat 2 – Corporate Communication Aset Rp 250 Miliar – Rp 500 Miliar

Anugerah Bank Perkreditan Rakyat Indonesia III 2015 (ABPRI III 2015)

5 November 2015

7 Bank Terpercaya dengan Pelayanan Prima

Penghargaan Bisnis

Indonesia 2015 27 November 2015 Sumber: PD. BPR Bank Bantul


(72)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Komponen-komponen Pengendalian Internal menurut COSO, mengenai Pengendalian Internal dalam Sistem Pemberian Kredit.

Lima komponen pengendalian internal menurut COSO yang terkait dalam pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit, berdasarkan data yang diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Control Environment (lingkungan pengendalian).

1) Integrity and ethical valeus (Integritas dan Nilai Etika).

Integritas dan nilai etika yang dimiliki oleh PD BPR Bank Bantul termasuk pimpinan dan karyawan bank sudah cukup baik, seperti memiliki motivasi yang tinggi, giat dalam melaksanakan tugas yang telah dipercayakan, dan jujur dalam melaksanakan tugasnya tanpa adanya pengaruh-pengaruh dari pihak yang tidak berkepentingan. 2) Commitment to competence (komitmen terhadap kompetensi).

Komitmen pada PD BPR Bank Bantul terhadap kompetensi yang ada agar pengendalian internal berjalan dengan baik telah diterapkan dan sudah cukup baik yaitu dengan menetapkan atau mempekerjakan karyawan-karyawan sesuai dengan kompetensinya masing-masing/sudah sesuai dengan kompetensi.


(1)

yang baik. Selain itu juga telah dilaksanakannya tanggungjawab dari tugas komite audit yaitu mengawasi struktur pengendalian internalnya, proses pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

7. Bagaimana filosofi manajemen dan gaya mengelola operasi pada PD BPR Bank Bantul agar pengendalian internal berjalan dengan baik? dan apakah sudah diterapkan?

Jawab: Sudah cukup baik, yaitu pihak bank menilai potensi risiko dan penghargaan sebelum bertindak, dan juga pimpinan sudah berupaya untuk menghilangkan manipulasi yang biasanya dilakukan terhadap ukuran kinerja seperti dorongan dan godaan kepada karyawan untuk bersikap tidak jujur dalam menjalankan tugasnya.

8. Apakah struktur organisasi sudah membagi wewenang, tanggungjawab, dan tugas diantara anggota organisasi guna untuk pengambilan keputusan? Dan bagaimana struktur organisasi tersebut?

Jawab: Ya, yaitu dengan adanya pemisahan wewenang dan tugas untuk masing-masing karyawan disetiap bagian sehingga terhindar dari adanya kesimpangsiuran fungsi pada setiap bagian dalam organisasi.

9. Apakah sudah terdapat diskripsi berkaitan dengan pekerjaan setiap lini organisasi, serta tentang bagaimana dan kepada siapa kewenangan dan tanggungjawab diberikan?


(2)

10. Bagaimana pimpinan memperkerjakan karyawan sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki masing-masing karyawan?

Jawab: Dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawan untuk meningkatkan kualitas kerja karyawan, dan juga melakukan pengevaluasian, serta pemberian kompensasi.

11. Apakah manajemen puncak sudah memperkerjakan karyawan sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki masing-masing karyawan? Jawab: Ya.

12. Apakah sudah terdapat diskripsi berkaitan dengan pekerjaan setiap lini organisasi, serta tentang bagaimana dan kepada siapa kewenangan dan tanggungjawab diberikan?

Jawab: Ya. B. Penilaian Risiko

1. Bagaimanakah tindakan manajemen pada PD BPR Bank Bantul terhadap identifikasi risiko dan analisisnya berkenaan dengan sistem dalam pemberian kredit yang disajikan secara wajar sesuai dengan prosedur-prosedur yang berlaku umum?

Jawab: Dilakukannya sotasi, yaitu dengan melihat langsung kelapangan jangan sampai terjadi kredit bermasalah.

2. Bagaimana PD BPR Bank Bantul dalam mengelola setiap perubahan yang telah dilakukan?

Jawab: Salah satunya yaitu dalam revisi strategi organisasi oleh manajemen puncak.


(3)

3. Apakah tujuan PD BPR Bank Bantul secara keseluruhan sudah tercapai dengan baik? dan tujuan-tujuan apa saja yang sudah tercapai?

Jawab: Ya, yaitu dengan melayani kredit masyarakat guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat, serta menghimpun dana dari masyarakat.

4. Bagaimana tujuan di setiap tingkat proses pada PD BPR Bank Bantul? apakah tujuan di setiap tingkat proses PD BPR Bank Bantul telah tercapai dengan baik?

Jawab: Ya, misalnya dalam proses dana dan proses kredit sudah baik, efektif dan efisien dalam melaksanakan tujuannya.

C. Informasi dan Komunikasi

1. Bagaimanakah manajemen puncak dalam PD BPR Bank Bantul memberi pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggungjawab masing-masing individu berkenaan dengan struktur pengendalian internal atas sistem pemberian kredit?

Jawab: Dengan mengadakan sosialisasi mengenai Satuan Kerja Audit Internal (SKAI).

2. Bagaimana efektivitas komunikasi pada PD BPR Bank Bantul berkaitan dengan pengendalian internal untuk mencatat dan melaporkan transaksi yang sesuai untuk menjaga akuntabilitas?

Jawab: Sudah cukup efektif, yaitu manajemen puncak memberi pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggungjawab masing-masing individu berkenaan dengan struktur pengendalian internal atas sistem pemberian kredit


(4)

yaitu dengan mengadakan sosialisasi mengenai Satuan Kerja Audit Internal (SKAI).

3. Bagaimana kualitas informasi pada PD BPR Bank Bantul dalam memproses dan melaporkan transaksi yang sesuai untuk menjaga akuntabilitas?

Jawab: Sudah cukup efektif, yaitu dalam memproses dan melaporkan transaksi yang sesuai untuk menjaga akuntabilitas Bank.

D. Aktivitas Pengendalian

1. Bagaimana PD BPR Bank Bantul melakukan pengendalian pengelolaan informasi, seperti pengendalian terhadap kebijakan dan prosedur, manajemen perubahan aplikasi, memakai tenaga outsourcing dan kelangsungan bisnis? Jawab: Untuk kebijakan dan prosedur sudah cukup efektif, yaitu bagian pencatatan yang dilakukan oleh bagian pembukuan telah membukukan setiap transaksi menurut tanggal terjadinya dan masing-masing rekening dibukukan sesuai dengan golongannya dan telah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Untuk manajemen perubahan aplikasi sudah cukup efektif, yaitu pada kontrol selama jalan pararel dan sebelum pararel. Sebelum pararel, pada saat didata kebutuhan apa saja yang diinginkan SPI harus meneliti dan melihat jika ada permintaan yang sekiranya tidak sesuai dengan norma perbankan. Tetapi jika dari sisi developernya ada yang tidak sesuai, SPI juga akan memberi peringatan. Sedangkan saat pararel, kebijakan yang bertindak memastikan dua program dieksekusi sama. Untuk pemakaian tenaga outsourcing, bank ini tidak terlalu berkaitan dengan pemakaian tenaga outsourcing. Kemudian untuk kelangsungan bisnis sudah cukup baik, yaitu dengan menerapkan


(5)

pengawasan secara terus menerus untuk pengembangan kualitas dan kemampuan kepada karyawan demi kelangsungan bisnis melalui program dan pelatihan yang memadai.

2. Bagaimanakah PD BPR Bank Bantul sudah melakukan pengawasan keamanan dalam hal aplikasi dan jaringan?

Jawab: Khususnya untuk audit IT belum dilakukan keamanan dalam hal aplikasi dan jaringannya.

E. Efektivitas Komunikasi

1. Apakah pengawasan yang terus berlangsung selalu dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul? dan bagaimana pengawasan tersebut?

Jawab: Ya. Tujuannya untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar dan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan, dan juga Bank ini selalu melakukan pengecekan transaksi, jadi transaksi untuk hari ini, selalu diperiksa besoknya untuk mengetahui kualitas dan hasil kerja.

2. Bagaimana evaluasi yang dilakukan secara terpisah saat melakukan pemonitoran? dan apakah PD BPR Bank Bantul sudah melakukan evalusai secara terpisah saat melakukan pemonitoran tersebut?

Jawab: Ya, yaitu saat melakukan pemonitoran, misalnya untuk suatu laporan jika ada temuan yang tidak sesuai, maka karyawan yang bertugas dalam hal ini akan melakukan evaluasi kemudian didiskusikan secara bersama.


(6)

3. Apakah setelah melakukan pemonitoran, PD BPR Bank Bantul melaporkan kekurangan-kekurangan yang terjadi di PD BPR Bank Bantul tersebut? dan apa saja kekurangan-kekurangan yang dilaporkan oleh PD BPR Bank Bantul setelah melakukan pemonitoran tersebut?

Jawab: Ya. Ketika pemonitoran selesai dilakukan, jika ditemukan adanya angsuran yang tidak sesuai dengan standar ketentuan yang berlaku, karyawan akan segera melaporkan kekurangan yang terjadi itu sehingga nantinya tidak terjadi kesalahan.