Ciri – Ciri Pertumbuhan Ekonomi Jenis-jenis Investasi

Selanjutnya dengan mensubstitusikan s Y terhadap I, maka akan diperoleh Δ AD = ΔY = σ s Y Δ ADAD = Δ YY = σ s Y .................................................2.7 ADAD = Tingkat pertumbuhan permintaan agregat YY = Tingkat pertumbuhan output σ s = Laju pertumbuhan yang menjamin keseimbangan antara output nasional dan permintaan agregat dalam jangka panjang Dengan demikian apabila pemerintah menginginkan agar stok kapital masyarakat tidak ada yang menganggur, maka output nasional dan permintaan agregat harus tumbuh dengan laju yang sama.

2.2.1.3. Ciri – Ciri Pertumbuhan Ekonomi

Menurut kuznets dalam buku todaro, bahwa karakteristik dalam proses pertumbuhan ekonomi ada enam, yaitu : 1. Tingginya tingkat pertumbuhan output perkapita dan penduduk. 2. Tingginya penambahan jumlah faktor produksi, terutama tenaga kerja. 3. Tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi. 4. Tingginya tingkat transformasi sosial ediologi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5. Kecenderungan negara – negara yang ekonominya sudah maju intuk pergi keseluruh plosok dunia guna mendapatkan pasaran dan bahan baku. 6. Pertumbuhan penduduk hanya segitiga produksi dunia. Keenam karakreristik tersebut saling memperkuay dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dan yang pada ahirnya akan membawa penemuan – penemuan baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi selanjutnya.

2.2.1.4. Pengukuran pertumbuhan Ekonomi Nasional

2.2.1.4.1. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional national income yang dimaksud “menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara”, dengan demikian dalam konsep tersebut istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti Produk Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto. Pengertian Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Dalam sistem perhitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu dinamakan Produk Nasional Neto pada harga faktor atau secara ringkas: Pendapatan Nasional. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Untuk menghitung nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan oleh suatu perekonomian suatu negara ada tiga konsep atau cara penghitungan pendapatan nasional, yaitu : i. Cara Produksi atau cara produk neto. Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang dan jasa yang diwujudkan oleh berbagai sektor lapangan usaha dalam perekonomian. Dengan cara produk neto yang dijumlahkan adalah nilai tambah yang diwujudkan oleh berbagai kegiatan ekonomi. Nilai tambah adalah pertambahan nilai rupiah sesuatu barang sebagai hasil dari kegiatan sesuatu perusahaan. Sektor-sektor ekonomi yang mewujudkan pendapatan nasional dengan cara produk neto adalah : a. Pertanian, kehutanan, dan perikanan b. Pertambangan c. Industri pengolahan d. Pembangunan kontruksi e. Listrik, gas dan air f. Pengangkutan g. Perdagangan h. Keuangan dan real estate Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. i. Jasa pemerintah, dan j. Jasa lain ii. Cara Pengeluaran. Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai pengeluaran perbelanjaan ke atas barang-barang dan jasa yang diproduksikan didalam negara tersebut yang dilakukan oleh empat golongan pengguna barang dan jasa : rumah tangga, pemerintah, perusahaan-perusahaan yang melakukan investasi, dan penduduk negara lain yang membeli produksi dalam negara. Yang dijumlahkan hanyalah nilai pengeluaran keatas barang jadi dan bertujuan untuk menghindarkan penghitungan dua kali. Nilai jual-beli transaksi barang antara misalnya pembelian bahan mentah oleh perusahaan-perusahaan tidak dimasukkan dalam penghitungan. iii. Cara Pendapatan. Dalam penghitungan ini pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional. Berbagai jenis pendapatan itu adalah: gaji dan upah pendapatan tenaga kerja, sewa pendapatan tanah dan bangunan, bunga pendapatan modal, dan keuntungan pendapatan pengusaha. Disamping itu perlu ditambahkan ”pendapatan perusahaan perseorangan” yaitu pendapatan perusahaan milik perseorangan atau keluarga. Pendapatan ini belum dihitung dalam empat golongan pendapatan yang dinyatakan sebelumnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara dihitung berdasarkan laju pertumbuhan pendapatan nasoanal riil tahun t sekarang dari tahun t-1 sebelumnya, kemudian dikalikan dengan 100 atau dengan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut: Gt = PNR t – PNR t – 1 X 100 .......... Mahyudi, 2005:5 PNR t – 1 Dimana : Gt : Pertumbuhan ekonomi tahun t PNR t : Pendapatan nasional riil tahun – tahun berjalan PNR t – 1 : Pendapatan nasional riil tahun – tahun sebelumnya

2.2.1.5. Produk Domestik Regional Bruto

2.2.1.5.1. Arti dan Pengertian Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Kegiatan ekonomi secara umum dapat dikelompokkan kedalam kegiatan memproduksi dan kegiatan mengkonsumsi barang dan jasa. Unit-unit produksi memproduksi barang dan jasa, dan dari kegiatan memproduksi ini timbul pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang telah dimiliki oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Sehingga dari pendapatan ini masyarakat akan membeli barang dan jasa baik untuk keperluan konsumsi maupun investasi. Menurut Badan Pusat Statistik 2006: 4-5, Produk Domestik Regional Bruto dapat didefinisikan sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Ditinjau dari segi produksi, merupakan jumlah nilai produk akhir atau nilai tambah dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang dimiliki oleh penduduk wilayah itu dalam jangka waktu tertentu. 2. Ditinjau dari segi pendapatan, merupakan jumlah pendapatan atau balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk wilayah itu yang ikut serta dalam proses produksi dalam jangka waktu tertentu. 3. Ditinjau dari segi pengeluaran, merupakan pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap perubahan stock dan ekspor netto. Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah sebagai salah satu indikator pembangunan regional yang berfungsi sebagai tolak ukur dalam melihat tingkat kemakmuran suatu daerah. Jadi Produk Domestik Regional Bruto PDRB secara agregatif menunjukkan kemampuan suatu daerah tertentu dalam menghasilkan pendapatan atau balas jasa kepada faktor-faktor yang ikut serta dalam proses produksi di daerah setempat. Dumairy, 1997: 38. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.5.2. Metode Pendekatan Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Menurut Badan Pusat Statistik dalam Produk Domestik Regional Bruto Jawa Timur 2006 : 15-18, untuk melakukan perhitungan PDRB atau pendapatan regional ada empat metode yang dipakai, yaitu : 1. Pendekatan Produksi Production Approach Pendekatan dengan cara ini dilakukan untuk mendapatkan nilai tambah bruto Gross Value Added atau disingkat menjadi NTB, dengan cara mengurangkan nilai output dengan biaya antara intermediate consumption. Yang dimaksud dengan nilai output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi pada daerah tersebut dalam satu periode tertentu biasanya satu tahun. Sedangkan biaya antara intermediate consumption adalah pemakaian barang-barang tidak tahan lama umurnya pemakaiannya kurang dari satu tahun atau habis dalam satu kali pemakaian dan jasa-jasa pihak lain yang digunakan dalam proses produksi. Nilai output biasanya digunakan data sekunder dari instansi yang bersangkutan. Sedangkan biaya antara diperoleh dari hasil survey khusus pendapatan regional SKPR. Perhitungan dengan cara ini biasanya digunakan untuk sektor pertanian, industri, gas dan air minum serta pertambangan dan sebagainya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Pendekatan Pendapatan Income Approach

Menurut pendekatan ini Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan masalah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi di suatu wilayah dalam jangka-jangka waktu tertentu 1 tahun. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Pendekatan dengan cara ini dapat dilakukan dengan secara langsung menjumlahkan pendapatan, yaitu jumlah balas jasa faktor produksi berupa upah gaji, bunga netto, sewa tanah dan keuntungan, sehingga diperoleh produk domestik regional netto atas dasar biaya faktor. Untuk memperoleh PDRB atas dasar harga pasar, harus ditambah dengan penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Perhitungan ini biasanya digunakan untuk kegiatan yang sulit dihitung dengan pendekatan produksi, seperti sektor pemerintah dan jasa yang usahanya tidak mencari keuntungan non profit.

3. Pendekatan Pengeluaran Expenditure Approach

Pendekatan ini digunakan untuk menghitung nilai barang dan jasa yang digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Barang dan jasa yang diproduksi oleh unit-unit produksi digunakan untuk keperluan konsumsi, pembentukan modal investasi dan ekspor. Barang-barang yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. digunakan ini ada yang berasal dari produksi dalam daerah domestik dan yang berasal dari luar daerah impor. Karena yang dihitung hanya nilai barang dan jasa yang berasal dari produksi domestik saja, maka dari komponen biaya diatas perlu dikurangi dengan nilai impor sehingga komponen nilai ekspor diatas akan menjadi nilai ekspor netto. Apabila nilai konsumsi konsumsi rumah tangga, pemerintah dan yayasan sosial, nilai pembentukan modal dan ekspor netto dijumlah, maka akan diperoleh nilai Produk Domestik Regional Bruto atas harga pasar.

4. Metode Alokasi Allocation Method

Metode alokasi yaitu mengalokasikan angka-angka secara terpusat dengan memakai indikator-indikator yang sekiranya dapat menunjukkan peranan cabang yang berada didaerah itu terhadap kantor pusatnya. Indikator itu dapat berupa volume kerja, jumlah karyawan, jumlah penduduk dan lain- lain. Metode alokasi ini merupakan metode pendekatan tidak langsung. Sedang perhitungan sebelumnya adalah metode langsung.

2.2.2. Pengertian Investasi

Salah satu sebab terjadinya pembentukan modal capital formation selain dengan melakukan hutang adalah investasi. Investasi bagi suatu negara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sangat penting dalam menunjang pembangunan ekonomi negara tersebut. Banyaknya investasi didalam suatu negara mengindikasikan tingkat pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan, apabila jumlah investasi rendah maka menunjukkan lambannya pertumbuhan ekonomi. Investasi merupakan salah satu istilah ekonomi yang banyak digunakan. Oleh karena itu, banyak pendapat yang berusaha menjelaskan tentang pengertian investasi ini. Istilah investasi berasal dari bahasa Inggris yaitu investment, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti penanaman modal, tetapi definisi investasi tidaklah sesederhana itu. Menurut Rosyidi 2006 : 148, investasi berarti penambahan barang- barang modal baru new capital formation. Sedangkan menurut Sukirno 2006, investasi didefinisikan sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dimasa depan. Menurut Boediono 1992, investasi berarti pengeluaran yang dilakukan untuk mendirikan bangunan-bangunan baru, mesin-mesin baru beserta perlengkapannya dan perubahan dari berbagai macam persediaan. Definisi lain dikemukakan oleh Dornbusch dan Fischer 1998 : 79 yang mengemukakan bahwa, “Invesment is spending devoted to increasing or maintaining the stock of capital. The stock of capital consist of factories,machines, offices and other durable product used in the proses of production” atau dengan kata lain investasi adalahpengeluaran yang ditujukan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. untuk meningkatkan atau mempertahankan persediaan barang modal yang terdiri dari pabrik, mesin-mesin, kantor, dan produk-produk tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Adapun menurut Frank dan Bernanke 2001 : 462 definisi investasi adalah “Invesment is spending by on final good and services, primrily capital good and housing ”. Masalah investasi baik penentuan jumlah maupun kesempatan untuk melakukan investasi oleh Keynes didasarkan atas konsep Marginal Efficiency of Investment MEI yaitu bahwa investasi itu akan dijalankan oleh seseorang pengusaha bilamana MEI masih lebih tinggi dari pada tingkat bunga interest. Secara garis besar, MEI ini digambarkan sebagai suatu schedule yang menurun. Schedule ini menggambarkan jumlah investasi yang terlaksana pada setiap tingkat bunga. Gambar 1 : Marginal Efficiency of Investment Tingkat Pengembalian Sumber : Sukirno Sadono, 1995, Pengantar Ekonomi Makro Ekonomi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 112 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sumbu tegak menunjukkan tingkat pengembalian modal dan sumbu datar menunjukkan jumlah investasi yang akan dilakukan. Pada kurva Marginal Efficiency of Investment MEI ditunjukkan tiga buah titik : A, B dan C menggambarkan bahwa tingkat pengembalian modal adalah R dan investasi adalah I . Ini berarti titik A menggambarkan bahwa dalam perekonomian terdapat kegiatan investasi yang akan menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R atau lebih tinggi, dan untuk mewujudkan investasi tersebut modal yang diperlukan adalah sebanyak I . Titik B dan C juga memberikan gambaran yang sama. Titik B menggambarkan wujudnya kesempatan untuk menginvestasi dengan tingkat pengembalian modal R 1 atau lebih, dan modal yang diperlukan adalah I 1 . Dan titik C menggambarkan, untuk mewujudkan usaha yang menghasilkan tingkat modal sebanyak atau lebih, diperlukan modal sebanyak I 2 . Dari beberapa definisi mengenai investasi, dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan kegiatan perbelanjaan pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas atau menambah stok barang modal yang digunakan dalam proses produksi.

2.2.2.1. Jenis-jenis Investasi

Menurut Rosyidi 2006 : 148, investasi berdasarkan jenisnya dibagi menjadi delapan jenis yang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu; Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Autonomous Investment dan Induced Investment. Investasi otonom atau autonomous investment adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan melainkan oleh adanya perubahan-perubahan diluar faktor pendapatan, seperti ; perubahan teknologi, kebijaksanaan pemerintah, dan harapan pengusaha. Induced Investment sebenarnya mengandung arti bahwa kegiatan-kegiatan investasi yang dilakukan oleh pengusaha pada umumnya dibiayai oleh keuntungan dari perusahaan tersebut. Tergantungnya tingkat investasi terhadap pendapatan nasional karena terdapat hubungan yang langsung antara keuntungan yang diterima oleh pengusaha dengan tingkat pendapatan nasional suatu perekonomian. Gambar 2. Fungsi Investasi Otonom dan Investasi Terimbas Pendapatan Pendapatan Investasi Investasi I Sumber : Rosyidi, Suherman, 1996, Pengantar Teori Ekonomi , Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal 170. b. Public Investment dan Private Investment. Public Investment merupakan investasi atau penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Investasi publik Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. biasanya dilakukan bagi kepentingan rakyat banyak. Sedangkan private investment adalah investasi yang dilakukan oleh pihak-pihak swasta. Investasi swasta mempunyai sifat yang berbeda dengan investasi publik, yaitu lebih menekankan pada harapan untuk keuntungan yang besar dan angka penjualan yang tinggi dalam menentukan volume investasi Rosyidi, 2003 : 172 c. Domestic Investment dan Foreign Investment Domestic Investment merupakan penanaman modal oleh penanam modal dalam negeri yang dilakukan didalam negeri. Sedangkan foreign investment merupakan penanaman modal asing. Penanaman modal asing ini biasanya dilakukan oleh suatu negara yang kurang didalam fator produksi modalnya, tetapi memiliki kelebihan pada faktor produksi lainnya yaitu faktor produksi alam dan faktor produksi tenaga manusia. Sehingga untuk menggali potensi kekayaan alamnya yang tentunya membuthkan dana yang cukup besar maka negara tersebut mengundang masuknya investor asing ke dalam negaranya, disamping itu seringkali dilakukan untuk menghindari pajak yang terlalu besar disuatu negara atau untuk mendukung kegiatan bisnis disuatu negara yang sarana infrastrukturnya belum memadai. Alasan atau motif bagi suatu negara maupun perusahaan-perusahaan asing dalam melakukan penanaman modal asing dapat bermacam-macam. Hal itu tergantung pada tujuan dan kepentingan yang ingin dicapai oleh masing-masing negara maupun perusahaan tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Rahardian A. Hamdani 2003 : 18, penanaman modal asing dibedakan menjadi dua, yaitu : • Penanaman Modal Asing Langsung Foreign Direct Investment Penanaman Modal Asing Langsung Foreign Direct Investment disebut juga penanaman modal jangka panjang, berarti perusahaan dari negara penanam modal melakukan pengawasan atas aktiva yang diinvestasikan di negara pengimpor modal. Penanaman modal langsung ini dapat dilakukan dengan mendirikan cabang perusahaan di negara pengimpor modal; pendirian perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh negara penanam modal; pendirian perusahaan di negara pengimpor modal yang semata-mata dibiayai oleh negara asal penanam modal; pendirian perusahaan di negara asal penanam modal untuk secara khusus beroperasi di negara lain; atau menyimpan aktiva tetap di negara lain oleh perusahaan nasional dari negara asal penanam modal. Komponen aliran modal masuk capital inflow dari luar negeri dapat berupa bantuan luar negeri, hutang luar negeri maupun penanaman modal asing. Penanaman modal asing masuk ke Indonesia sejak diberlakukannya Undang- Undang Penanaman Modal Asing PMA No.11967 dan Undang-Undang No.61968 tetang Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN yang telah diganti dengan Undang-Undang No.252007 tentang penanaman modal. Pengertian PMA dalam pasal 1 undang-undang tersebut hanya meliputi penanaman secara langsung dan dilakuakan berdasarkan undang-undang ini, dijalankan untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal asing tersebut. Selain itu juga terdapat UUPMA 2007 pasal 1 butir 10 bahwa penanaman modal asing tidak hanya mencakup direct investment saja tetapi juga meliputi pembelian saham portofolio. Penanaman modal asing diberikan keleluasan untuk pengusahaan dan penyelenggaraan pemimpin serta melakukan pengawasan atas aset aktiva yang ditanamkan di negara tuan rumah host country dan resikonya langsung ditanggung oleh perusahaan pemilik modal Fakrulloh dan Wuryan, 1997 : 75. Hal senada juga diungkapkan oleh Sukirno 2006 sebagai berikut : Investasi asing langsung adalah arus modal internasional yang disediakan oleh perusahaan dari suatu negara dengan mendirikan atau memperluas perusahaan dinegara lain. Ciri yang menonjol dari penanaman modal asing langsung adalah melibatkan bukan hanya sumber daya tetapi pihak investor sendiri juga melakukan kontrol atau pengawasan terhadap dana-dana yang telah ditanamkannya. Penanaman modal ini bukan saja akan menyediakan dana modal dan mata uang asing yang diperlukan untuk penanaman modal ini, tetapi juga membawa bersama tenaga manajemen, keahlian keusahawan, keahlian teknik dan pengetahuan mengenai pasar dan pemasaran dari barang- barang yang mereka hasilkan, dalam jangka panjang penanaman modal langsung dapat melatih golongan pribumi mendapat keahlian dalam bidang-bidang yang diusahakan oleh modal asing. Salvatore menyebut istilah forign direct investment atau direct investment sebagai penanaman modal asing. Menurut Salvatore 2004 : 396 “ direct investment are real investment in factories, cwpital goods, land, and the investor retains control over use of the invested capital. Direct investment usually takes the form of a firm starting a subsidiary or taking control of another firm for example, by purchasing majority as the stock”. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ada dua hal pokok yang menjadi kriteria awal dari penanaman modal asing. Pertama, ada investor dari suatu negara asal investasi dan aset-aset yang ditempatkan di negara lain sebagai negara tujuan investasi serta investor asing melakukan pengelolaan atas aset yang ditanamkan di negara tujuan investasi. Dimensi manajemen yang diperoleh dari pengelolaan tersebut adalah investor asing melakukan kontrol efektif terhadap aset yang ditanamkan. Kedua, peneneman modal asing terdiri dari tiga unsur yaitu modal baru dari induk perusahaan di negara asal investasi ke cabang, laba yang di investasikan kembali dari cabang ke perusahaan tersebut, dan pinjaman bersih jangka pendek serta jangka panjang dari induk perusahaan ke cabang perusahaan di luar negeri. Dari berbagai definisi mengenai penanaman modal asing diatas, dapat disimpulkan bahwa penanaman modal asing merupakan investasi langsung oleh swasta luar negeri di dalam negeri dalam bentuk aset-aset secara nyata terutama pendirian pendirian perusahaan atau pabrik. • Penanaman Modal Asing Tidak Langsung Foreign Indirect Investment . Penanaman modal asing tidak langsung atau penanaman jangka pendek disebut juga investasi portofolio portofolio investment, merupakan penanaman modal yang sebagian besar terdiri dari penguasaan atas saham yang dapat dipindahkan yang dikeluarkan atau dijamin oleh negara pengimpor modal, terhadap saham atau surat oleh pemerintah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. atau warga negara di beberapa negara lain. Penguasaan saham tersebut tidaklah sama dengan hak untuk mengendalikan perusahaan. Para pemegang saham hanya memiliki hak atas deviden. Menurut Hamdani 2003, ada beberapa motif utama investor asing menanamkan modalnya adalah didorong oleh beberapa alasan, yaitu : 1. Melakukan diversifikasi portofolio diantara berbagai pasar dan lokasi . 2. Untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. 3. Menghindari resiko politik political risks. 4. Berspekulasi di pasar valuta asing. Alasan atau motif bagi suatu negara maupun perusahaan-perusahaan asing dalam melakukan penanaman modal asing dapat bermacam-macam. Hal itu tergantung pada tujuan dan kepentingan yang ingin dicapai oleh masing- masing negara maupun perusahaan tersebut. Menurut Salvatore 1997 : 477, ada beberapa motif atau ulasan strategis bagi berlangsungnya penanaman modal asing. Alasan terpenting melakukan penanaman modal asing adalah untuk memperluas pasar ke luar negeri dengan tujuan untuk memperbesar pangsa pasar dan memperoleh laba yang tinggi. Salah satu diatara alasan yang paling penting lainnya adalah banyak parusahaan-perusahaan besar memiliki pengetahuan produksi atau ketrampilan manajerial unik yang dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk mencetak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. keuntungan lebih besar jika keunggulan itu diterapkan dinegara lain. Dorongan untuk beroperasi ke luar negeri menjadi besar, karena pasar domestik sudah mereka kuasai. Dalam situasi itulah suatu perusahaan akan melakukan penanaman modal asing di negara lain. Langkah ini melibatkan integrasi horisontal horizontal integration atau perluasan kegiatan produksi kewilayah produksi yang lebih luas. Alasan penting lainnya adalah suatu perusahaan ingin memperoleh kontrol atas jalur pasukan bahan-bahan mentah atau komoditi primer yang akan mereka butuhkan dari luar negeri. Jika mereka dapat mengatasi jalur itu, maka mereka akan memperoleh suplai bahan mentah secara kontinyu dengan harga yang relatif lebih murah. Inilah yang biasanya disebut sebagai integrasi vertikal vertical integration. Alasan atau motif berikutnya dilakukan penanaman modal asing adalah untuk membeli suatu perusahaan tertentu yang dimasa mendatang perusahaan teresebut akan berpotensi menjadi pesaing. Alasan terakhir yang sering mendorong perusahaan-perusahaan multinasional raksasa melakukan penanaman modal asing adalah tersedianya sumber pembiayaan untuk memasuki pasar atau negara yang bersangkutan, sehingga mendorong perusahaan-perusahaan multinasional untuk memasuki pasar atau negara tersebut karena mereka ingin memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang tersedia. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Gross Investment dan Net Investment Gross Investment merupakan total seluruh investasi yang diadakan atau dilaksanakan pada suatu ketika Rosyidi, 2003 : 172. Investasi ini mencakup segala jenis investasi baik yang bersifat autonomous investment maupun induced investment, public investment maupun private investment, domestic investment maupun foreign investment atau hanya sebagian saja dari jenis-jenis investasi diatas. Sedangkan net investment adalah kegiatan investasi yang dilakukan dengan memeperhitungkan nilai penyusutan atau dengan kata lain net investment adalah gross investment dikurangi dengan penyusutan didalam periode pemakaiannya Dornbusch and Fiscer, 1985 : 181. Penyusutan sendiri dimaksudkan sebagai ‘hilangnya nilai sebagian atau seluruh dari barang-barang modal atau investasi, sebagai akibat dari digunakannya barang-barang tersebut didalam proses produksi’ Rosyidi, 2003 : 176.

2.2.2.2. Unsur-unsur Investasi