Menurut Kuncoro 1996 : 97, sumber keuangan dari luar negeri baik berupa penanaman modal asing maupun hutang luar negeri dapat memainkan peran
yang penting dalam usaha melengkapi kekurangan sumber daya yang berupa tabungan domestik yaitu menutup celah antara tabungan yang diciptakan di
dalam negeri dengan biaya yang dibutuhkan untuk membiayai pembangunan, dengan kata lain menutup kesenjangan tabungan saving gap. Suatu negara
dapat mengisi kekurangan modal domestik tersebut dengan sumber-sumber finansial dari luar negeri baik dari pihak asing maupun swasta maupun
pemerintah, sehingga negara tersebut akan lebih berpeluang dalam mencapai sasaran pertumbuhannya.
2.2.2.7.1. Hubungan PMA dan PMDN Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hubungan antara investasi PMA dan PMDN dengan pertumbuhan ekonomi adalah investasi merupakan langkah awal dari kegiatan produksi
barang dan jasa yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya investasi maka akan menciptakan sumber pendanaan investai nasional.
2.2.3. Tinjauan Mengenai Hutang Luar Negeri
Hutang luar negeri dapat ditimbulkan karena suatu negara mengalami kekurangan kapital yang disebabkan karena sumber dana di dalam negeri tidak
mencukupi. Proses pembangunan membutuhkan modal yang relatif tinggi, sedangkan bagi negara yang sedang berkembang pada umumnya menghadapi
masalah keterbatasan modal. Oleh karena itu agar dapat membantu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memecahkan masalah yang dihadapi oleh negara-negara yang memiliki keterbatasan modal adalah mencari dana dari luar negeri dalam bentuk
bantuanpinjaman luar negeri. Pinjaman merupakan salah satu penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
Menurut Sukirno 2006 : 98, aliran modal dari luar negeri apabila mempunyai dua ciri sebagai berikut, yaitu;
1. Merupakan aliran modal yang bukan didorong tujuan untuk mencari keuntungan, dan
2. Apabila dana tersebut diberikan kepada negara penerima atau dipinjamkan dengan syarat-syarat yang lebih ringan dari pada yang
berlaku dalam pasar internasional.
Berdasarkan jangka waktunya, hutang luar negeri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu hutang luar negeri jangka pendek dan hutang luar negeri
jangka panjang. Hutang luar negeri jangka pendek memiliki batas waktu pengembalian satu tahun. Sedangkan hutang luar negeri jangka panjang
memiliki batas waktu lebih dari satu tahun dan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu;
1. Hutang publik, yaitu obligasi eksternal dari negara penghutang sektor pemerintah termasuk pemerintah nasional sub divisi politik atau pemerintah
otonom.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Hutang yang dipinjam oleh pemerintah, yaitu obligasi eksternal dari negara penghutang sektor swasta yang dijamin pembayarannya oleh pemerintah.
3. Private Non Guaranted Exsternal Debt, yaitu obligasi eksternal dari negara penghutang swasta yang tidak dijamin pembayarannya oleh pemerintah.
Aliran modal asing yang tergolong sebagai bantuan luar negeri adalah pemberian atau hibah grant dan pinjaman luar negeri bersyarat lunak soft
loan , yaitu pinjaman dengan tenggang waktu yang lama agar cicilan hutang
tidak perlu dilakukan dulu, jangka waktu masa pembayaran kembali maturity panjang dan tingkat bunganya rendah. Namun, apabila tenggang waktu dan
jangka masa pembayaran kembali relatif singkat dan tingkat bunga relatif tinggi maka hutang itu tergolong sebagai hutang bersyarat berat atau hard loan
Sukirno, 2006 : 101.
Sebagian besar negara berkembang, kemungkinan untuk akumulasi modal melalui tabungan sebagai dana inveestasi masih sangat terbatas. Hal ini
disebabkan karena rendahnya produktifitas dan meningkatnya permintaan konsumen baik dari sektor swasta maupun pada sektor pemerintahan sebagai
akibat meningkatnya jumlah penduduk. Agar dapat melakukan pembangunan dengan baik maka diperlukan impor yang baik berupa bahan dasar maupun
bahan modal termasuk pengetahuan teknik dan ahli-ahli yang tersedia didalam negeri. Kebutuhan impor barang-barang tersebut membutuhkan devisa yang
cukup besar. Penerimaan devisa dari ekspor barang relatif rendah dapat disebabkan karena elastisitas permintaan yang rendah. Penyebab rendahnya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penerimaan devisa dari ekspor adalah ketidakstabilan harga barang-barang primer terhadap barang-barang industri, persaingan dari barang-barang sintetis
dan barang-barang subtitusi serta adanya peraturan-peraturan tarif dan kuota bagi barang-barang sejenis dengan barang-barang yang dihasilkan negara-
negara maju. Dampak dari keadaan ini adalah negara-negara berkembang cenderung mengalami kesulitan dalam mempercepat pembangunan karena
rendahnya tingkat bunga dan penerimaan devisa. Oleh sebab itu, jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah berusaha mencari dan
mendapatkan sumber dana luar negeri berupa bantuan hutang atau hutang sebagai salah satu sumber modal pertumbuhan
Irawan dan Suparmoko, 2005 : 172.
Tujuan utama pemberian hutang dari negara-negara maju kepada negara-negara berkembang adalah untuk meningkatkan perkembangan ekonomi
dan kesejahteraan negara-negara berkembang dengan memberikan bantuan pembangunan secara resmi yang terdiri dari dana yang disediakan oleh
pemerintah dengan persyaratan lunak.
Sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan, hutang luar negeri dibutuhkan untuk menutupi tiga hal yakni; kesenjangan tabungan-
investasi, defisit transaksi berjalan, dan defisit anggaran pemeritah. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan kerangka three gap model yang
diperoleh dari persamaan pendapatan nasional, yakni;
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sisi Pengeluaran :
Y = C + I + G + X-M..................................................................2.8
Keterangan :
Y = Produk Domestik Bruto
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor barang dan jasa
M = Impor barang dan jasa
Sisi Pendapatan :
Y = S + T...........................................................................29
Keterangan :
S = Tabungan Domestik
T = Penerimaan Pajak Pemerintah
Jika kedua sisi identitas digabung, maka akan diperoleh persamaan berikut ini :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
M - X = I - S + G - T..............................................2.10
Keterangan :
M - X = Defisit Transaksi Berjalan
I – S = Kesenjangan Tabungan-Investasi
G – T = Defisit Anggaran Pemerintah
Beban hutang luar negeri suatu negara dapat diukur melalui perbandingan hutang dengan nilai ekspor negara itu. Pembentukan modal
dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang dan sebagai pengeluaran yang
menambah permintaan efektif.
Akumulasi hutang luar negeri dapat ditulis sebagai berikut :
H
t
= 1 + r H
t-1
+ M
t
– X
t
..............................................................2.11
H
t
= Hutang luar negeri tahun tertentu
H
t-1
= Hutang luar negeri tahun sebelumnya
r = Suku bunga yang ditetapkan dalam hutang ini
M
t
= Nilai impor tahun tertentu
X = Nilai ekspor tahun tertentu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Peresamaan 2.11 menunjukkan bahwa hutang luar negeri pada akhir tahun tertentu, katakan misalnya tahun sekarang H
t
, akan sama dengan jumlah hutang luar negeri tahun yang lalu H
t-1
, ditambah dengan kewajiban pembayaran bunganya yang belum dilunasi r dikali dengan H
t-1
dan ditambah dengan jumlah pinjaman baru pada tahun yang bersangkutan. Pinjaman atau
tambahan hutang baru tersebut diperlukan untuk menutup berbagai defisit yang terjadi.
2.2.3.1. Hubungan Hutang Luar Negeri Dengan Pertumbuhan Ekonomi