Masuknya PT Alwi di Dusun Kuta Kendit Tahun 1983 Sistem Mata Pencarian Penduduk Masyarakat Dusun Kuta Kendit

merupakan warga yang pertama kali mendiami penduduk Kuta Kendit berkata bahwa kadang lebih nyaman Juma Medem karena lebih efektif untuk mengerjakan ladangnya 35 Setelah diresmikannya proyek pemukiman masyarakat terasing PKMT tahun 1981. Masuklah PT Alwi ke Kuta Kendit pada tahun 1983, Pelaksana PT Alwi ini bernama Kusno dia bersuku Jawa dan pelaksananya adalah Samudin Sembiring. Dimana pada masa itu yang menjabat sebagai kepala desa adalah Kobal Simarmata yang berasal dari Cerumbu. Kobal Simarmata ini merupakan kepala desa tukur yang menjual tanah Kuta Kendit ke pihak PT Alwi, hal seperti ini dilakukan tanpa sepengetahuan masyarakat desa Kuta Pengkih terutama Simenteki Kuta dan Anak berunya . Pada awalnya ada sekitar 100 keluarga dipindahkan ke pemukiman Kuta Kendit ini,adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi para pendatang cukup membawa surat pindah dari kampung asalnya. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang pengetua Adat bernama Mburak Ginting menjelaskan bahwa para-para pendatang ini mendapat bocoran dari Nainggolan yang merupakan salah seorang penghuni awal di Kuta Kendit, dan kebanyakan pendatang dari tanah Samosir yang masih bisa dibilang keluarga dekat dari Nainggolan.

3.3 Masuknya PT Alwi di Dusun Kuta Kendit Tahun 1983

36 Seperti yang dijelaskan masyarakat setempat PT Alwi berhubungan dengan perkebunan, akan tetapi belum jelas perkebunan apa yang ingin dikembangkan di Kuta Kendit. Hanya saja pihak Pt ini berjanji akan membantu perkembangan perekenomian dan membantu pemilihan bibit tembakau dan kopi agar terhindar dari hama dan bercak daun. Hal seperti ini tentunya pemikiran masyarakat akan membantu perekonomian yang ada di masyarakat Kuta Kendit. . 35 Wawancara, Nurli br Nainggolan, Kuta Kendit, 23 Mei 2014, Pukul 19.00 WIB 36 Wawancara, Paluter Sembiring Kembaren, Kuta Kendit, 25 Mei, Pukul 20.00 WIB Universitas Sumatera Utara Awalnya janji-janji yang dibuat dari pihak PT Alwi berjalan dengan lancar, akan tetapi di sekitar bulan Juli 1984 pihak PT Alwi mulai menguasai tanah yang ada di Kuta Kendit, tanpa sepengetahuan pihak Simenteki Kuta dan Anak berunya di desa Kuta Pengkih. Tidak lama semenjak Kobal Simarmata menjual tanah di Kuta Kendit ke pihak PT Alwi dia meninggal karena sakit dan digantikan oleh Rakut Sembiring. Semenjak Rakut Sembring yang memegang kepala desa baru lah terbongkar ulah dari PT Alwi ini, dan sempat terjadi perselisihan antara Simenteki Kuta dengan PT Alwi. Perselisihan ini akhirnya selesai begitu saja karena dari pihak PT Alwi tidak mengurus tanah yang pernah dijualkan oleh Kobal Simarmata.

3.4 Sistem Mata Pencarian Penduduk Masyarakat Dusun Kuta Kendit

Mengandalkan potensi alam lingkungan merupakan ciri khas penduduk masyarakat desa Kuta Kendit. Mata pencarian pokok penduduk Kuta Kendit, dan desa sekelilingnya adalah bercocok tanam diladang. Dalam hal ini dusun Kuta Kendit agak khas sifatnya, karena ditanah Karo pada umumnya sistim perladangan sudah lama ditinggalkan. Orang pada umumnya bercocok tanam menetap dengan irigasi dan penggunaan pupuk yang meluas 37 37 Obcit Koentjaraningrat dkk, Masyarakat Desa Di Indonesia, Jajasan Badan, Tanpa Tahun Terbit . Kedatangan Belanda pada permulaan abad ke-20 ini merubah struktur perekonomian di desa dan di karo umumnya kearah ekonomi keuangan. Sesudah zaman kemerdekaan proses perubahan tersebut semakin cepat karena mendapat dorongan dari cita-cita baru mengenai kemajuan. Padi adalah tumbuhan yang pertama ditanam oleh penduduk sebagai bahan makanan. Bibit tanaman padi didapatkan dari daerah asal mereka sebelum bermukim di Kuta Kendit. Universitas Sumatera Utara Sesudah Proyek Pemukiman Masyarakat Terasing PKMT dihuni oleh pendatang, mereka menebangi hutan merupakan tahap awal dalam memulai bercocok tanam di masyarakat Kuta Kendit. Peralatan yang dipergunakan untuk menebangi hutan adalah terbuat dari kayu-kayu yang ada di sekitar hutan. Hal ini dilakukan karena minimnya peralatan dari logam yang dimiiki penduduk Kuta Kendit. Dalam pengolahan tanah juga petani menggunakan alat seadanya yang ditancapkan hingga membentuk lubang, untuk bisa menanam tumbuhan padi, kopi dan tembakau. Selama mendiami Proyek Pemukiman Masyarakat Terasing PKMT kemajuan ekonomi pun semakin meningkat,karena ada beberapa bantuan dari Depsos. Sejalan dengan hal itu dalam pertanian mereka mulai lebih mementingkan cash crop didalam hal ini tembakau daripada padi dan mengadakan perluasan pembukaan tanah yang kadang-kadang lebih tiga kali lipat luasnya dari biasa. Perluasaan ini beserta pertambahan penduduk adalah dua faktor yang menyebabkan tanah pertanian di dusun Kuta Kendit banyak ditebangi di hutan belantara, di tempat mana sistem bercocok tanam berladang masih dilanjutkan. Masyarakat Kuta Kendit bukan hanya menanam padi saja, melihat perkembangan zaman masyarakat mulai menanam tanaman cabe, penamanan ini dimulai sekitar tahun 2000. Dari beberapa informan yang penulis wawancarai, dijelaskan bahwa pendapatan Kuta Kendit setiap tahunnya meningkat. Dilihat dari hasil tanaman cabe masyarakat Kuta Kendit hampir seluruhnya menanam tanaman cabe, paling sedikit hasil tanaman yang diperoleh satu keluarga sekitar 120 Kg. Pada tahun 2003 pendapatan itu pun semakin meningkat,bahkan banyak para penduduk sudah mengubah bentuk rumah yang awalnya mereka diami. Hal seperti inilah Universitas Sumatera Utara membuat para warga Kuta Kendit semakin tergiur untuk menebangi hutan secara sembarangan karena berniat memperluas lahan pertanian mereka 38 Pekerjaan sampingan orang karo selain itu adalah berburu dan beternak. Binatang buruan mereka adalah babi hutan. Hewan-hewan buruan ini bukan hewan asli tanah karo, melainkan dibawa oleh Belanda sekitar tahun 1930. Orang berburu dalam kelompok-kelompok yang menimal terdiri dari lima orang dan peralatan yang dipakai biasanya tombak,parang dan jerat . Mata pencarian tambahan orang karo di Kuta Kendit adalah Kopi,Tembakau,dan Padi. Lokasi perkebunan seperti ini tidak jauh dilakukan dari tanaman cabe. Unit tenaga kerja yang utama adalah keluarga inti, sedang bantuan tenaga datang dari pada kerabat pihak suami atau istri. Pekerjaan pria terutama waktu membuka lahan, sedang wanita membersihkan dan membakar sisa bekas penebangan yang telah kering oleh sinar matahari. Peralatan yang digunakan adalah parang, kampak dan cangkul. Alat-alat ini dipergunakan pada waktu membuka dan membersihkan lahan. Alat untuk menanam adalah sebuah tongkat yang ujungnya runcing. Pada saat menanam bibit kaum wanitalah yang lebih berperan, sedang pria hanya membantu sekedarnya. Tugas pria yang berikut adalah membuat pagar untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan babi hutan yang sangat mengganggu. Pagar kebun dibuat dari potongan kayu yang kemudian dijalin rapat dengan rotan. Masalah utama yang dihadapi orang karo adalah banyaknya hama babi hutan yang sampai sekarang masih belum dapat ditanggulangi. Hama ini menjadikan mereka enggan berkebun di samping alasan-alasan lain. Hal ini menyebabkan menanam cabe merupakan hasil pertanian yang memuaskan bagi masyarakat Kuta Kendit. 38 Wawancara Bapak Ngambat Ginting, Kuta Kendit, 26 Mei 2014, Pukul 13.00 WIB Universitas Sumatera Utara tali. Mereka biasanya langsung menombak setelah binatang buruannya terlebih dahulu dipancing agar mendekat. Meskipun orang karo sudah jarang berburu, mereka tetap mengakui pekerjaan ini sebagai mata pencarian pokok nenek-moyang mereka sejak dahulu, dan tetap mempraktekkannya apabila perlu. Selain berburu, masyarakat Kuta Kendit memiliki kebiasaan beternak. Hewan yang mereka ternak adalah kerbau dan ayam. Kalau keadaan mendesak ternak ini biasanya terpaksa dijual, misalnya untuk biaya sekolah anak, atau biaya perkawinan. Dengan kata lain, hewan- hewan ternak ini bisa berfungsi sebagai tabungan. Mata pencarian tambahan orang karo biasanya itu ndurong yaitu pekerjaan yang cari ikan di sungai-sungai yang jauh dari pemukiman. Menurut Mburak Ginting Kerusakan hutan di Kuta Kendit berawal dari program Pemkab Karo yang membuka hutan sebagai areal transmigrasi untuk suku terasing yang diprakarsai Dinas Sosial Sumatera Utara. Dengan alasan pembukaan hutan itulah, hutan Kuta Kendit dirambah. Pada tahun 2004 ada sekitar 120 KK menghuni hutan Kuta Kendit tersebut. Karena hutan-hutan yang telah dibuka, tidak habis dikerjakan oleh penduduk tersebut, maka diberikan pula izin kepada PT Praja yang berkantor di Kantor Bupati Kepala Daerah Kabupaten Karo. Dengan demikian Pemkab Karo terlibat dalam masalah ini. Dapat diduga pemberian izin kepada PT Praja itu ada udang di balik batu 39 39 Objit wawancara Mburak Ginting . Pada tahun 2000 masyarakat Kuta Kendit memulai penanaman cabe, hal ini dilakukan karena pendapatan dari tanaman kopi berkurang. Universitas Sumatera Utara BAB IV PERKEMBANGAN EKONOMI SOSIAL KUTA KENDIT KECAMATAN MARDINGDING KABUPATEN KARO PADA TAHUN 1981-2010

4.1 Perkembangan Perekonomian Kuta Kendit