Terbentuknya PKMTProyek Pemukiman Masyarakat Terasing Kuta Kendit

BAB III LATAR BELAKANG MUNCULNYA TRANSMIGRASI DI KUTA KENDIT

KECAMATAN MARDINGDING KABUPATEN KARO TAHUN 1981-2010

3.1 Terbentuknya PKMTProyek Pemukiman Masyarakat Terasing Kuta Kendit

Transmigrasi pada dasarnnya merupakan pembangunan wilayah dalam rangka peningkatan taraf hidup serta pemanfaatan sumber daya alam dan manusia dalam menciptakan kesatuan dan persatuan bangsa melalui program terpadu dan lintas sektoral. Menurut undang- undang nomor 3 tahun 1972 tentang ketentuan-ketentuan pokok transmigrasi, yang dimaksud transmigrasi adalah pemindahan atau kepindahan penduduk dari satu daerah untuk menetap kedaerah lain yang ditetapkan dalam wilayah republik Indonesia guna kepentingan pembangunan Negara atau atas alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh undang-undang 29 29 Ibid hal 32 . Dalam perkembangannya semenjak masih bernama kolonialisme di zaman pemerintahan Hindia Belanda, zaman kemerdekaan dan tahap-tahap awal repelita kebijakan transmigrasi lebih bersifat demografi sentris. Indonesia adalah Negara yang subur dan memliki banyak kekayaan yang melimpah. potensi keanekaragaman hayati tersebut merupakan salah satu yang terbesar di dunia setelah Zaire dan Brazil. Kekayaan sumber daya alam ini adalah anugerah dari sang pencipta yang harus bisa dimanfaatkan seefesien mungkin untuk besar-besarnnya kemakmuran rakyat. Untuk dapat memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah tersebut, pasti diperlukan sumber daya manusia yang bisa melestarikannya. Pola transmigrasi sebenarnnya sudah cukup lama di kenal oleh bangsa Indonesia. Menurut sejarah, program transmigrasi awalnnya di selenggarakan oleh pemerintah kolonial Belanda pada masa penjajahan dengan nama kolonialisasi pertanian. Pada Universitas Sumatera Utara masa itu secara tidak langsung pemerintahan kolonial Belanda telah menerapkan pola transmigrasi dengan membawa banyak orang pribumi untuk melakukan ekspansi ke pulau-pulau yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar seperti sumatera dan Kalimantan. Orang- orang pribumi tersebut pada awalnnya pekerja sebagai petani di daerah asalnnya, atau tukang pembantu untuk menjagakan kebun karet merawat dan membersihkan pada sejarahnnya orang pribumi tersebut awalnnya di perkerjakan sebagai pembantu dan nelayan. Penyelenggaraan transmigrasi menurut undang-undang Nomor 15 tahun 1997 tentang ke transmigrasian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnnya, serta meningkatkan dan melakukan pemerataan pembangunan di daerah dan juga memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. . Kebijakan mengenai ke transmigrasi diatas, jelas bahwa transmigrasi adalah suatu program yang sangat bijak dalam mengatasi masalah kependudukan apalagi dalam mengatasi masalah perekonomian. Tujuan utama transmigrasi sesuai dengan pengertiannya ada dalam rangka penyebaran penduduk yang merata di seluruh wilayah Indonesia, selain itu, tujuan lain dari transmigrasi sesuai dengan konteks kehidupan bangsa Indonesia saat ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat mengurangi pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja baru di sector informal, mengembangkan potensi sumber daya alam 30 30 Obcit . Misalnnya sumber daya alam yang dapat di perbaharui seperti minyak bumi, pola pergerakan penduduk yang diatur menurut hari pasaran itu telah menciptakan satu pola migrasi yanag unik. Secara tradisional kegiatan ekonomi di pusat kegiatan ekonomi didaerah ini diatur sedemikian rupa sehingga selama lima hari pasaran itu para pedagang bisa bergerak secara leluasa dari pasar yang satu kepasar yang lain sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan. Perkembangan ekonomi Universitas Sumatera Utara pedesaan antara lain di tandai dengan tumbuhnnya pasar karena ingin membangun perekonomian baru di desa yang jarang pembangunannya dan ingin membantu perkembangan ekonomi, dan juga kota marabahan juga sangat dekat dengan kota banjarmasin karena mengakibatkan di bangunnya transmigarasi. Pada awal tahun 1900 desa Kuta Pengkih adalah salah satu daerah yang memiliki jumlah penduduk yang terkecil dibandingkan daerah lain, pertumbuhan pembangunannya masih kecil dan perekonomian masih tidak meningkat pertumbuhan pembangunanya masih kecil maka oleh karena itu pemerintah pusat atau Departemen Transmigrasi Dan Tenaga Kerja di putuskanlah untuk membangun daerah transmigrasi terutama didesa yang belum terawat dan masih lebat dengan pepohonan 31 Latar belakang awal pembentukan unit pemukiman transmigrasi didesa Kuta Pengkih Kuta Kendit Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo, sebagai kampung yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara Nanggore Aceh Darusalam mempunyai jumlah penduduk dan persentase pembangunan infrastruktur dan pengelolaan sumber daya alam yang dibilang sangat . Selain karena kurangnnya jumlah penduduk di desa Kuta Pengkih, yang menjadi alasan pemerintah pusat untuk menjadikan desa sebagai tujuan transmigrasi alasan pemerintah pusat untuk menjadikan daerah Kuta Pengkih sebagai tujuan transmigrsi, karena tempatnnya dipedalaman sangat menguntungkan bagi pertanian jenis tanaman yang ditanam bermacam- macam dan juga jarang penduduknnya. Unit pemukiman tranmigrasi desa Kuta Pengkih Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo sangat banyak lahan kosong dan tanaman hutan. Daerah yang dijadikan tujuan tranmigarasi di kabupaten Karo adalah Kuta Kendit. 31 Ibid Wawancara dengan nemani Sembiring Universitas Sumatera Utara kecil. Banyak sumber daya alam dan lahan yang sangat berpotensi tetapi belum dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan daerah karena didaerah ini mempunyai keahlian sangat memadai dan karena perkembangan perekonomian yang tidak maju-maju. Dan masih sangat kecil perekonomiannya karena daerahnnya yang masuk paling ujung dan di pedalaman hutan, dan sangat mudah melakukan kemudahan untuk pertanian. Terbentuknya sebuah pemukiman dapat dijelaskan melalui proses dimana awalnya manusia berkumpul dan tinggal bersama pada tempat-tempat tertentu, Seiring dengan berjalannya waktu tempat-tempat tersebut menjadi perkampungan suatu area hunian yang kemudian tumbuh menjadi pemukiman dan berkembang menjadi perkampungan. Penulisan sejarah yang menyangkut daerah tempat tinggal atau pemukiman sudah diawali oleh D.H Burger dalam tulisannya “Rapport over de desa Pekalongan in 1869 en 1928 dan desa Ngablak Regentschap Pati 1869 en 1928”. Proses terbentuknya daerah tempat tinggal manusia terjadi melalui proses yang panjang, Proses ini menjelaskan bahwa sejarah mempunyai peran penting dan sejarah akan selalu terikat pada kronologis peristiwa, artinya selalu ada kesinambungan antara kejadian sebelumnya dengan kejadian selanjutnya. Sejarah melihat penting sebuah proses terbentuknya sebuah area hunian karena dalam pembentukan area hunian pasti melibatkan dimensi ruang, waktu, dan manusia. Ketiga unsur tersebut merupakan bagian terpenting dalam penulisan sejarah yang analitis 32 32 Ibid pengantar ilmu sejarah hal 2 . Sejarah Pedesaan rural history menyangkut semua macam masalah sosial, politik, dan kultural di pedesaan, jenis persoalan ini mencakup persoalan yang sangat luas. Pada umumnya, manusia cenderung mencari tempat tinggal yang aman, nyaman, dan teratur. Jelas sekali sebagai proses untuk bertahan hidup manusia menghindari ancaman-ancaman yang dapat Universitas Sumatera Utara membahayakan keberlangsungan hidup mereka, ancaman yang dimaksud dapat berupa bahaya banjir, letusan gunung, gempa, dan lain-lain. Selain itu ada juga faktor seperti kesuburan tanah atau kurangnya sumber daya alam yang memaksa manusia untuk meninggalkan suatu tempat tinggal dan membentuk tempat tinggal yang baru. Dalam proses membentuk ruang sebagai wujud usaha terciptanya pemukiman, manusia melewati banyak permasalahan maupun tantangan. Namun hambatan-hambatan ini yang memaksa manusia untuk terus belajar dari waktu ke waktu bagaimana agar dapat bertahan hidup. Pembentukkan tempat tinggal merupakan wadah fungsional yang didasarkan pada pola aktivitas manusia. Pola tersebut boleh bersifat fisik dan non fisik. Pemukiman merupakan refleksi dari kekuatan-kekuatan sosial budaya seperti kepercayaan,hubungan kekeluargaan, organisasi sosial, dan interaksi sosial antara individu. Pemukiman yang dibentuk oleh suatu kelompok masyarakat secara sadar maupun tidak sadar akan menghasilkan sebuah pola. Sebagai contoh, ada keterkaitan dan hubungan geografis antara desa dengan daerah perbukitan atau lembah. Letak geografis membedakan perubahan sosial, pendapatan, tingkah laku, dan kepercayaan. Pola dalam suatu desa juga dipengaruhi oleh budaya, “budaya adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan sebagian tata cara hidup yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”. Pengertian “Kampung Kuta Kendit” secara etimologis terbagi atas “kampung” dan “Kendit”. Pengertian “kampung” menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kelompok rumah yang merupakan bagian kota,tentu setiap daerah memiliki ciri-ciri adat, kehidupan, dan tingkah laku yang berbeda. Kendit berarti rata. Sebagai contoh kampung orang Jawa dengan kampung orang Batak tentu memiliki perbedaan yang didasari oleh kebudayaan mereka masing-masing. Perbedaan ini dapat dilihat dari bentuk fisik bangunan, tata letak dan unsur-unsur lainnya seperti kebiasaan hidup sehari-hari Universitas Sumatera Utara masyarakat kampung. Inilah yang menjadi keunikkan dan daya tarik dalam sebuah penelitian mengenai perkembangan suatu daerah tempat tinggal. Kegiatan ini termasuk dalam kajian sejarah pedesaan yang dilihat secara prosesual melewati kronologis kejadian di daerah tempat tinggal tersebut. Fasilitas-fasilitas yang ada di Masyarakat Kuta Kendit sebagai berikut : - Sekolah - Gereja terdiri dari Gereja Katolik, GBKP, GPDI - Mesjid - Jalan sudah dilakukan dalam sistem pengerasan, walaupun masih ada dalam keadaan berlobang.

3.2 Asal usul dan Proses Adaptasi Proyek Pemukiman Masyarakat Terasing Dusun Kuta Kendit