9 b.
Konsep diri yang negatif Remaja dengan konsep diri yang negatif biasanya berfikir
tentang diri sendiri terutama dari segi negatif, dan sulit menemukan hal- hal yang pantas dihargai dalam dirinya sendiri. Hal ini terjadi karena
dipengaruhi tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam hidup remaja seperti, orang tua, guru, teman sebaya dan orang lain. Jika orang tua, guru, teman
sebaya ataupun orang lain cenderung merendahkan, meremehkan, mempermalukan, dan menolak remaja maka sikap remaja itu terhadap
dirinya akan negatif. Orang yang konsep dirinya negatif cenderung memusatkan
perhatian pada hal yang negatif dalam dirinya. Konsep diri negatif juga mendorong remaja untuk membuat perbandingan negatif dengan orang
lain sehingga remaja yang bersangkutan merasa rendah diri. Misalnya remaja yang memiliki konsep diri yang negatif biasanya cenderung pasif
dan tidak percaya pada dirinya sendiri dan memiliki pemikiran yang buruk tentang dirinya, serta selalu mengganggap orang lain lebih unggul atau
lebih baik dari pada dirinya.
3. Perkembangan konsep diri
Konsep diri tidak terbentuk secara instan. Sewaktu individu baru lahir, individu belum memiliki pengetahuan tentang dirinya, belum memiliki harapan-
harapan yang ingin dicapai serta belum memiliki penilaian terhadap diri sendiri. Peran orang tua menjadi sangat dominan dalam proses perkembangan konsep diri
10 remaja karena lingkungan pertama tempat individu berinteraksi adalah keluarga.
Sikap dan respons orangtua akan menjadi informasi untuk menilai dirinya. Dalam keluarga yang tulus menerima, menyayangi, mencintai dan menghargai remaja,
remaja dapat memandang dirinya secara positif. Jika seseorang ditolak atau diabaikan, maka dia akan cenderung menolak dirinya. Konsep diri yang telah
terbentuk dalam lingkungan keluarga selanjutnya mengalami perubahan sewaktu berinteraksi dengan orang lain, seperti teman sebaya, guru serta orang dewasa
lainnya. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa interaksi sosial
dengan orang-orang sekitar turut mempengaruhi perkembangan konsep diri. Konsep diri berkembang seiring dengan pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya. Konsep diri mempunyai sifat yang dinamis dalam arti selalu mengalami perubahan. Orang yang memasuki usia remaja mengalami masa
yang sangat potensial untuk perkembangan konsep dirinya.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
Konsep diri dapat terus berkembang. Remaja dituntut untuk dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep diri remaja menurut Hurlock 1996 adalah: a.
Usia kematangan Masa remaja merupakan masa menemukan diri untuk menjadi pribadi
yang dewasa Masidjo, 2003. Masa remaja meliputi masa remaja awal yaitu
11 usia 12 sampai 15 tahun, masa remaja tengah yaitu usia 15 sampai 18 tahun
dan masa remaja akhir yaitu usia 18 sampai 21 tahun. Remaja yang berada pada usia tertentu yang matang lebih awal akan lebih
mampu menjalankan peran dewasa dengan baik dan dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Sedangkan remaja yang terlambat dalam kematangan
dan yang diperlakukan seperti anak-anak akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Ia akan cenderung menarik diri dari
lingkungannya tersebut, sehingga cenderung memiliki konsep diri yang negatif.
b. Penampilan diri
Di masa remaja penampilan diri yang berbeda membuat remaja akan merasa rendah diri meskipun ada perbedaan yang menambah daya tarik bagi
masing-masing remaja. Penampilan diri akan berhubungan dengan perkembangan fisik dan perkembangan seksual.
Perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja antara lain perubahan dalam tinggi badan dan perubahan berat badan. Dalam hal perubahan dalam
tinggi badan anak laki-laki mengalami penambahan pertumbuhan selama 2 tahun lebih cepat pada masa kanak-kanak daripada anak perempuan. Karena
itu anak perempuan kelihatan lebih pendek dibanding dengan rata-rata laki- laki. Pada masa remaja berat badan juga akan mengalami peningkatan, tetapi
peningkatan tersebut lebih mudah dipengaruhi diet dan gaya hidup. Remaja juga mengalami perubahan seksual. Perubahan ditandai dengan
perubahan seks primer dan sekunder. Ciri- ciri kelamin primer laki-laki yaitu
12 ditandai pada alat vital yang mengalami mimpi basah sedangkan ciri-ciri
kelamin primer pada perempuan ditandai dengan menstruasi, pembesaran pinggul dan bahu. Untuk ciri-ciri kelamin sekunder laki-laki terlihat pada
tumbuhnya kumis, janggut, jakun, suara berat, tumbuh bulu-bulu halus pada tubuh, sedangkan ciri-ciri kelamin sekunder pada perempuan terlihat pada
pinggul yang membesar, bahu yang melebar dan tumbuh bulu di ketiak. Daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan yang akan
menambah dukungan sosial dan kepercayaan diri sehingga akan terbentuk konsep diri yang positif. Sedangkan jika seorang individu merasa tidak
menarik secara fisik akan timbul konsep diri yang negatif sehingga cenderung menarik diri dan sulit bergaul dengan teman sebaya ataupun lingkungannya.
c. Kepatutan seks
Kepatutan seks menunjuk pada cara pandang remaja mengenai seksualitasnya yang berisikan informasi mengenai seks. Cara pandang remaja
mengenai kehidupan seks dapat diperoleh melalui media massa dan pendidikan seks dari orang tua.
Media masa seperti surat kabar, televisi dan media lainnya memiliki peran dalam memberikan informasi mengenai kehidupan seks. Peran orang tua
dalam memberikan pendidikan seks ialah memberikan pemahaman mengenai kehidupan seks agar remaja tidak tabu terhadap kehidupan seksualitasnya dan
dapat menghindari dampak negatif dari kehidupan seksualitas.
13 Jika seorang individu mempunyai cara pandang yang luas serta informasi
yang cukup mengenai kehidupan seks, individu akan memiliki konsep diri yang positif.
d. Nama dan nama julukan
Remaja terlalu peka dan malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau bila mereka memberikan nama julukan yang bernada
cemooh. Kuatnya perasaan remaja terhadap namanya dipengaruhi dua faktor yaitu semakin sering nama digunakan dan kuatnya perasaan kurang senang
terhadap nama. Semakin sering nama yang tidak disukai digunakan oleh orang lain
semakin nama itu dapat berpengaruh terhadap dirinya. Semakin kuat rasa menyukai nama yang digunakan dalam interaksi sosialnya maka remaja
memiliki konsep diri yang positif terhadap nama yang dimiliki. Sedangkan jika remaja memiliki perasaan kurang senang terhadap namanya sendiri, maka
remaja merasa minder atau khawatir jika di cemooh temannya sehingga remaja mempunyai konsep diri yang negatif.
e. Hubungan keluarga
Hubungan keluarga yang baik dipengaruhi oleh sikap orang tua yang bersikap positif terhadap anak, misalnya memberikan perhatian dan kasih
sayang yang adil. Sikap orang tua akan mempengaruhi hubungan anggota keluarga yang lain. Hal ini mempunyai pengaruh positif terhadap
pembentukan konsep diri yang positif pada remaja.
14 Ukuran keluarga juga menentukan kualitas hubungan antara anggota
keluarga. Jika satu keluarga mempunyai jumlah anggota yang banyak akan terjadi kecenderungan perhatian yang terbagi dan kurangnya komunikasi,
sehingga remaja yang bersangkutan kurang mendapatkan perhatian yang maksimal. Untuk itu keharmonisan keluarga harus didukung oleh pola
komunikasi di rumah. Remaja yang tinggal dalam keluarga yang selalu mengutamakan komunikasi antar anggota keluarga akan memberi pengaruh
positif terhadap perkembangan konsep dirinya. f.
Teman-teman sebaya Teman-teman sebaya memberikan pengaruh pada pola kepribadian
remaja, antara lain konsep diri. Konsep diri merupakan cermin dan anggapan tentang konsep teman-teman mengenai dirinya dan digunakan untuk
mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok. Teman sebaya mempengaruhi pola pikir dan perilaku individu dalam kehidupan
sehari-hari. Jika remaja mempunyai teman sebaya yang mempunyai pola pikir yang
rasional, mempunyai perilaku yang positif, menimbulkan pengaruh yang baik terhadap individu tersebut maka remja yang bersangkutan memiliki konsep
diri positif. g. Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Kreativitas seseorang dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan orang tua,
waktu luang dan tersedianya fasilitas. Remaja yang sejak masa kanak-kanak
15 kreatif dapat memberikan pengaruh positif pada konsep dirinya. Semakin
remaja kreatif, semakin berprestasi, prestasinya dihargai dan diterima oleh orang lain berarti konsep dirinya positif.
h. Cita-cita Bila seorang remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik dan
mengalami kegagalan maka akan timbul perasaan tidak mampu dan timbul konsep diri yang negatif. Berbeda dengan remaja yang realistik dalam cita-
citanya. Besar kemungkinannya dia berhasil, jika memang berhasil, konsep dirinya akan positif. Kalau remaja mempunyai cita-cita yang realistik dan
sesuai dengan minat dan bakat, dia akan cenderung berhasil dan konsep dirinya pun akan berpengaruh secara positif.
Faktor-faktor tersebutlah dijadikan sumber inspirasi dalam menyusun kisi-kisi dan item-item kuesioner.
5. Usaha-Usaha untuk mengembangkan konsep diri remaja