Prinsip Pembelajaran Berbasis Masalah Tujuan dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikir secara berkesinambungan. Dapat disimpulkan pembelajaran berbasis masalah adalah proses pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan, menganalisis masalah, dan materi. Melatih siswa bekerja di dalam kelompok.

2.3.2 Prinsip Pembelajaran Berbasis Masalah

Kekuatan masalah berperan sangat penting untuk modal awal pembelajaran. Masalah berfungsi untuk mendorong keseriusan, inkuiri, dan berpikir dengan cara bermakna dan sangat kuat. Pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori belajar konstruktivisme Schmidt,1993; Savery dan Duffy,1995; Hendry dan Murphy,1995 dalam Rusman, 2011:231. Pembelajaran berbasis masalah memiliki ciri sebagai berikut ini. a. pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan lingkungan belajar. b. pergulatan dengan masalah dan proses inkuiri masalah menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar. c. pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi sosial dan evaluasi terhadap keberadaan sebuah sudut padang. Pada umumnya, terdapat empat langkah yang perlu dilakukan siswa dalam PBL, yaitu: 1. menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa kompetensi yang dituntut mata pelajaran; 2. melakukan pencarian data dan informasi yang relevan untuk memecahkan masalah; 3. menata data dan mengaitkan data dengan masalah; 4. menganalisis strategi pemecahan masalah.

2.3.3 Tujuan dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Tujuan utama dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah adalah penguasaan isi belajar dari disiplin heuristik dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah. Selain itu tujuan penerapan model pembelajaran berbasis masalah adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok, dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya. Pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah cara memanfaatkan masalah untuk menimbulkan minat belajar. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang diharapkan dapat memberdayakan siswa untuk menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya di kemudian hari. Pada model pembelajaran berbasis masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerjasama memecahkan suatu masalah yang disepakati oleh siswa dan guru. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu lingkungan belajar di mana masalah mengendalikan proses belajar mengajar Siregar Eveline, 2011:210. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerahkan permasalahan otentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan nyata, dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri Trianto, 2009:92. Berikut ini karakteristik yang tercakup dalam proses PBL: 1 masalah digunakan sebagai awal pembelajaran, 2 masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang, 3 masalah biasanya menuntut perspektif majemuk multiple perspective, 4 masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru, 5 sangat mengutamakan pembelajaran yang baru, 6 memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja, 7 pembelajaran kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Pembelajar bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan peer teaching, dan melakukan presentasi. 2.3.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Proses pembelajaran berbasis masalah akan dapat dijalankan bila guru siap dengan segala perangkat yang diperlukan masalah, formulir pelengkap, dan lain- lain. Siswa pun harus memahami prosesnya dan telah membentuk kelompok- kelompok kecil. Proses menjalankan pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut ini. a mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas; memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Tahap dimana setiap siswa mempunyai cara pandang yang sama terhadap istilah dan konsep yang ada dalam masalah. b merumuskan masalah; kejadian yang ada dalam masalah menuntut pertanyaan-pertanyaan lanjutan untuk memperjelas masalah tersebut. c menganalisis masalah; anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual tercantum pada masalah, dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota. Brainstorming curah gagasan dilakukan dalam tahap ini. Anggota kelompok mendapatkan kesempatan melatih bagaimana menjelaskan dan menyampaikan pendapat. d menata gagasan secara sistematis dan menganalisnya dengan dalam; hasil berdiskusi kelompok kemudian digabungkan, dilihat keterkaitannya satu sama lain dan dipilah-pilah mana yang sekiranya benar dan mana yang menyimpang. Analisis adalah upaya memilah-memilah sesuatu menjadi bagian-bagian yang membentuknya. e memformulasikan tujuan pembelajaran; kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. f mencari informasi tambahan dari sumber yang lain di luar diskusi kelompok; kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi. Setiap anggota harus mampu belajar sendiri dengan efektif agar mendapatkan informasi yang relevan dari sumber yang ada. Siswa harus memilih, meringkas sumber pembelajaran itu dengan kalimatnya sendiri, dan menulis sumbernya dengan jelas. g mensintesa menggabungkan, menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk gurukelas; dari laporan-laporan kelompok, yang dipresentasikan dihadapan anggota kelompok lain, kelompok akan mendapatkan informasi- informasi baru. Anggota yang mendengar laporan haruslah kritis tentang laporan yang disajikan. Kadang-kadang laporan yang dibuat menghasilkan pertanyaan-pertanyaan baru yang harus disikapi oleh kelompok. Dalam tahap ini, keterampilan yang dibutuhkan adalah meringkas dan mendiskusikan. Ketujuh langkah ini dapat berlangsung dalam beberapa pertemuan kelompok. Tergantung kondisi dan konteks yang ada pada setiap kelas, ada yang menjalankannya dengan tiga atau empat pertemuan. Untuk tiga kali pertemuan, kira-kira pembagiannya seperti berikut. Pertemuan I: langkah 1-5 di kelas, dengan difasilitasi pendidik, Pertemuan II: langkah 6 -7 di luar kelas, pembelajar mandiri atau berkelompok, Pertemuan III: Presentasi laporan kelompok dan diskusi kelas. Sebelum diskusi di dahului dengan pengklarifikasian pekerjaan siswa oleh guru. Gambaran sederhana dari tahapan pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahapan utama. Dimulai guru memperkenalkan siswa pada suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian analisis hasil kerja siswa, seperti pada tabel berikut ini. Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Berbasis Masalah Tahap Tingkah Laku Guru Tahap 1 Orientasi siswa kepada Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru mendiskusikan rubrik asesmen yang akan digunakan dalam menilai kegiatan atau hasil karya siswa. masalah Tahap 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap 3 Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

2.4 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kreatif dan self-confidence siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah

2 6 16

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII melalui penerapan model pembelajaran creative problem solving (CPS) berbasis kontekstual

1 0 6

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 21

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 48