Peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas XI IPS 3, semester II SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

PADA SISWA KELAS XI IPS 3, SEMESTER II

SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

Aurelia Rani Wijayanti

091224007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

 

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

PADA SISWA KELAS XI IPS 3, SEMESTER II

SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

Aurelia Rani Wijayanti

091224007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

MOTTO

™ Kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. (5cm)

™ Keajaiban mimpi, keajaiban cita-cita dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkakulasi dengan angka berapapun.

™ Whether you believe you can or whether you believe you can’t you are absolutely right! (Henry Furd)

™ Curahkanlah segala yang Anda miliki pada mimpi-mimpi Anda, maka Anda akan terpesona dengan energi yang muncul dari

dalam diri Anda (William James)

™ Kemarin hanyalah kenangan hari ini, besok adalah impian hari ini (Kahlil Gibran)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

PERSEMBAHAN

• Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai, menemani dan mengasihi setiap hariku.

• Orangtuaku, Yohanes Musiran dan Theresia Ponikem • Adikku: Servasius Rehan Setiawan

• Sahabat-sahabat dan teman-temanku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(8)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(9)

ABSTRAK

Wijayanti, Aurelia Rani. 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas XI IPS 3 Semester II SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD. Penelitian ini mengkaji peningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS 3 semester II SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran berbasis masalah. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS 3 semester II SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 25 siswa.

Penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus yang terdiri dari dua siklus. Siklus pembelajaran ini mencakup empat langkah utama yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah intrumen tes dan nontes. Instrumen tes yang digunakan adalah menghitung perbedaan dengan menggunakan uji “t”. Instrumen nontes yang digunakan peneliti adalah pertanyaan wawancara, panduan observasi, dan kamera. Analisis kemampuan membaca pemahaman siswa berpedoman pada aspek membaca pemahaman, yaitu: (1) memahami arti kata, (2) makna tersurat, (3) makna tersirat, (4) memprediksi permasalahan, (5) menyimpulkan isi, (6) mengevaluasi maksud penulis.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas XI IPS 3 semester II SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 2012/2013, (2) berdasarkan nilai tes siswa menunjukkan bahwa rata-rata pada kondisi awal 52.54, pada siklus I meningkat menjadi 71.08, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 84.80. Tidak ada siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada kondisi awal atau 0%, pada siklus I meningkat menjadi 8 siswa atau 32%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 25 siswa atau 84% yang tuntas dalam pembelajaran membaca pemahaman. Pada siklus I kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah belum bisa dilaksanakan dengan baik, diskusi kelompok masih kurang aktif, dan belum semua siswa yang mampu menemukan solusi atas permasalahan yang ada. Namun, siswa sudah sedikit memahami kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan materi dapat diterima dengan cukup baik. Pada siklus II, karena siswa sudah mengetahui model pembelajaran dan siswa mampu mengelola waktu dengan cukup baik maka kegiatan diskusi berjalan dengan lancar. Dalam diskusi kelompok, siswa mampu bekerja sama, menemukan jawaban dengan baik, dan berpikir kritis. Siswa juga mampu mengerjakan tugas individu dengan maksimal. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, yang artinya hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(10)

ABSTRACT

Wijayanti, Aurelia Rani. 2013. The Improvement of Reading Comprehension Ability Based on Problem-Based Learning of Second Semester XI Social 3 Students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta of 2012/2013 Academic Year. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.

This research studies about the improvement of reading comprehension ability of Second Semester XI Social 3 Students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta of 2012/2013 academic year based on problem-based learning model. This research is undergone since students find reading comprehension hard. Thus, the goal of this research is to describe the improvement of reading comprehension ability of those students.

This classroom action research is in a form of cycle. It consists of two cycles. The learning cycles cover four main steps. They are planning, action, observation, and reflection. Besides, instruments used in the cycle are test and non-test instrument. Test instrument is used to count difference using “t” test whereas the non-test instrument used by the observer are interview questions, observation guideline, and camera. The reading comprehension ability analysis is guided by reading comprehension aspects: (1) the understanding of word meaning, (2) explicit meaning, (3) implicit meaning, (4) problems prediction, (5) content conclusion, (6) the writer’s purpose evaluation.

From the result of the research, it can be concluded that (1) the use of problem-based learning model on Second Semester XI Social 3 Students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta of 2012/2013 academic year can be applied to increase their reading comprehension ability, (2) according to the students’ score, the average score increases to 71.08 in the cycle 1, and to 84.80 in the cycle 2, from the early average score 52.54. In the beginning, none of student is able to hit the initial mastery of reading comprehension learning (0%). Then, in the cycle 1, it increases to 8 students who hit the initial mastery (32%), and it reaches 25 students in the cycle II (84%). In the cycle 1 learning activity, the problem-based learning model cannot be ran well yet, the group discussion activity is still less active, and none of the students is able to discover the solution of their problems. However, students slightly understand the learning activity and the material. Then, in the cycle 2 activity, since the students have known the learning model and they are able to manage their time, the discussion activity can be ran well. Besides, in the group discussion activity, the students are able to work together each other, find the correct answers, and think critically. Furthermore, the students are able to do their individual assignment maximally. The result hypothesis test shows that t-count is bigger than t-table. Therefore, zero hypothesis is rejectedand the alternative hypothesis is accepted. It means that the result of the research is apt

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan karunia dan berkat yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas XI IPS 3, Semester II SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini berkat dukungan, semangat, bimbingan, doa, nasihat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat dan kasihNya untuk

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Unversitas Sanata Dharma.

3. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Pendidikan Bahasa, sastra Indonesia, dan daerah.

4. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., dan Rishe Purnama Dewi, S.Pd, M.Hum selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran, ketelitian, dan nasihat-nasihat dalam membimbing dan mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen PBSID yang penuh kesabaran mendidik dan mendampingi penulis selama menempuh ilmu di PBSID.

6. Robertus Marsidiq, karyawan sekretariat PBSID yang selalu sabar membantu dan memberi kemudahan serta kelancaran bagi penulis selama proses menyelesaikan skripsi.

7. FX. Sudarno, selaku guru Bahasa Indonesia di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(12)

8. Seluruh siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, khusunya kelas XI IPS 3 yang membantu terlaksananya penelitian ini.

9. Kedua orang tua tercinta Yohanes Musiran, S.Pd dan Theresia Ponikem, S.Pd yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan, semangat, dan doa tulus untuk penulis.

10.Adik penulis, Servasius Rehan Setiawan yang memberikan kecerian dan semangat.

11.Teman-teman yang sudah membantu terlaksananya penelitian, Natalia Staffiany, Nuansa Asa, Fransisca Ayu Krisnasari, dan Roni Prabowo.

12.Sahabat penulis, Natalia Staffiany, Fransisca Ayu Krisnasari, Theresia Banik Putriana, dan Christiana Tri Jatuningsih, yang selalu menjadi tempat berbagi suka dan duka selama penulis menuntut ilmu di PBSID hingga saat ini.

13.Teman-teman PBSID angkatan 2009 yang tak bisa disebut satu per satu, khususnya kelas A. Terima kasih atas dukungan, motivasi, semangat, dan kebersamaan yang terjalin selama ini.

14.Romo Eduardus Sateng Tanis, terima kasih untuk buku-buku yang dipinjamkan dan bimbingannya selama menyelesaikan skripsi.

15.Kakek dan Nenek, terima kasih atas doa, dukungan, semangat yang diberikan selama ini.

16.Ibu Lucia Suprapti, S.Pd terima kasih atas rumah kost yang menjadi keluarga baru bagi penulis dan bantuannya dalam pembuatan skripsi.

17.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan bantuannya.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena, itu peneliti dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaan bagi pembaca.

Yogyakarta, 29 Juli 2013

Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR SKEMA ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

DAFTAR GRAFIK ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Batasan Istilah ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Ruang Lingkup ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Penelitian Yang Relevan ... 7

2.2 Kajian Teori ... 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(14)

2.2.1Membaca Pemahaman ... 10

2.2.2Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman ... 12

2.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 16

2.3.1Hakikat Pembelajaran Berbasis Masalah ... 16

2.3.2Prinsip Pembelajaran Berbasis Masalah ... 18

2.3.3Tujuan dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah ... 19

2.3.4Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah ... 20

2.4 Kerangka Berpikir... 23

2.5 Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Subjek Dan Objek Penelitian ... 27

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.4 Prosedur Penelitian ... 27

3.4.1Siklus I ... 28

3.4.2Siklus II ... 31

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.5.1Teknik Tes ... 33

3.5.2Teknik Nontes ... 33

3.6 Instrumen Penelitian ... 34

3.6.1Tes ... 34

3.6.2Intrumen Nontes ... 35

3.7 Teknik Analisis Data ... 38

3.7.1Teknik Kualitatif ... 38

3.7.2Teknik Kuantitatif ... 38

3.8 Indikator Keberhasilan ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian ... 40

4.2 Analisis Data Pelaksanaan Penelitian ... 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(15)

4.2.1Analisis Siklus I ... 41

4.2.2Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan siklus I ... 56

4.2.3Analisis Siklus II ... 57

4.2.4Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan siklus 2 ... 68

4.3 Pembahasan ... 69

4.4 Uji Normalitas... 74

4.4.1.Siklus I ... 74

4.4.2.Siklus II ... 74

4.5 Uji Perbedaan ... 75

4.5.1.Uji T Berpasangan Untuk Kondisi Awal dan Siklus I ... 75

4.5.2.Uji T Berpasangan Untuk Siklus I dan Siklus II ... 78

4.6 Refleksi ... 80

BAB V PENUTUP ... 82

5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN ... 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembelajaran Berbasis Masalah ... 22

Tabel 3.2 Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 35

Tabel 3.3 Obeservasi Siswa ... 36

Tabel 3.4 Instrumen Wawancara Guru dan Siswa Prasiklus ... 37

Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan ... 39

Tabel 4.1 Tabel Frekuensi Data Awal dan Siklus I ... 45

Tabel 4.2 Tabel Frekuensi Siklus I dan Siklus II ... 59

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kondisi Awal dan Siklus I ... 74

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas siklus I dan Siklus II ... 75

Tabel 4.5 Hasil Uji T Kondisi Awal dan Siklus I ... 77

Tabel 4.6 Hasul Uji T Siklus I dan Siklus II ... 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(17)

SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Berpikir ... 25 Skema 3.1 Desain PTK ... 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(18)

DIAGRAM

Diagram 4.1 Presentase Ketuntasan Kemampuan

Membaca Pemahaman Siklus I ... 46 Diagram 4.2 Presentase Ketuntasan Kemampuan

Membaca Pemahaman Siklus II ... 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(19)

GRAFIK

Grafik 4.1 Data Nilai Hasil Tes Tertulis Siswa Pada Siklus I ... 47 Grafik 4.2 Data Nilai Hasil Tes Tertulis Siswa Pada Siklus II ... 61 Grafik 4.3 Nilai Rata-rata Kemampuan Membaca Pemahaman dan Ketuntasan

Siswa Secara Umum Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

dari Prates, Siklus I dan Siklus II ... 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Hadir Siswa Kelas XI IPS 3 ... 88

Lampiran 2 Daftar Nilai Prates, Siklus I, dan Siklus II ... 89

Lampiran 3 Daftar Wawancara untuk Mengetahui Permasalahan yang Dihadapi Guru dan Siswa ... 90

Lampiran 4 Transkrip Jawaban Wawancara Guru dan Siswa ... 91

Lampiran 5 Soal Prasiklus ... 94

Lampiran 6 Kunci Jawaban Prasiklus ... 105

Lampiran 7 Hasil Tes Membaca Pemahaman Prasiklus ... 106

Lampiran 8 Silabus Siklus I ... 107

Lampiran 9 RPP Siklus I ... 111

Lampiran 10 Lembar Kerja Kelompok ... 122

Lampiran 11 Lembar Kerja Individu ... 125

Lampiran 12 Hasil Tes Membaca Pemahaman Siklus I ... 128

Lampiran 13 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 129

Lampiran 14 Hasil Observasi Siklus I ... 131

Lampiran 15 Silabus Siklus II ... 133

Lampiran 16 RPP Siklus II ... 137

Lampiran 17 Hasil Tes Membaca Pemahaman Siklus II ... 151

Lampiran 18 Hasil Observasi Siklus II ... 152

Lampiran 19 Uji T pada Kondisi Awal dan Siklus I ... 154

Lampiran 20 Uji T pada Siklus I dan Siklus II ... 155

Lampiran 21 Surat Ijin Penelitian ... 156

Lampiran 22 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ... 158

Lampiran 23 Hasil Lembar Kerja Siswa ... 160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(21)

 

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahasa mempunyai peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi. Seseorang belajar bahasa karena didorong oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sejak dini anak diajarkan dan diarahkan agar mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar agar dapat berkomunikasi dalam berbagai situasi, baik secara lisan maupun tertulis.

Pembelajaran bahasa akan mencapai hasil yang maksimal jika guru dapat menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan meningkatkan efektivitas dan kualitas dalam pembelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran keterampilan berbahasa yang meliputi empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling memengaruhi satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh melalui hubungan urutan yang teratur. Mula-mula, pada masa kecil, siswa belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu siswa belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara dipelajari sebelum masuk sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah (Tarigan, 1983a:1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(22)

2

Pembelajaran membaca diajarkan di sekolah untuk membuka wawasan siswa tentang pengetahuan dari wacana tertulis. Selain itu, kegiatan membaca dilakukan untuk membuka hubungan komunikasi yang luas antarsesama. Namun, untuk menumbuhkan minat baca pada siswa cukup sulit di era yang serba instan seperti sekarang ini. Oleh karena itu, seorang pengajar dituntut untuk membangun minat baca dan rasa ingin tahu pada siswa. Dengan minat baca yang tinggi, siswa diharapkan memiliki kemampuan dalam memahami bacaan.

Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, khususnya bacaan nonfiksi, merupakan tantangan bagi para pendidik sekarang ini. Alasan seseorang harus menguasai kemampuan membaca pemahaman yaitu (a) membantu siswa meningkatkan kemampuan belajar, (b) mempererat waktu membaca dengan perolehan pengetahuan yang lebih banyak, (c) memberikan wawasan secara luas tentang berbagai jenis kegiatan membaca, dan (d) membiasakan siswa berpikir kritis terhadap bacaan yang dibaca (Smith, 1973 dalam Pranowo, 1996:30). Alasan-alasan tersebut baik jika seseorang memahaminya dan menjalankannya karena kemampuan membaca pemahaman sangat diperlukan untuk meningkatkan daya pikir dan pengetahuan yang lebih baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta (Bapak Drs. FX. Sudarno), peneliti mendapatkan informasi bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 semester 2 SMA Pangudi Luhur tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran membaca, membaca artikel lepas, kurang memahami dan belum sesuai dengan harapan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 80. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(23)

3

siswa tidak terbiasa membaca tajuk rencana karena kebiasaan siswa membaca bila diberi tugas membaca, (2) perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa untuk memahami tajuk rencana, beberapa siswa memiliki kemampuan membaca pemahaman dengan baik, siswa mampu menangkap isi tajuk rencana dengan baik. Sementara beberapa siswa kemampuan membaca pemahaman mengalami kesulitan menangkap isi tajuk rencana, (3) guru belum menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk proses pembelajaran.

Pendidik dituntut untuk mencari dan menerapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat agar kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat. Ada banyak tawaran metode dan teknik meningkatkan kemampuan membaca pemahaman di antaranya adalah Cooperative Teaching Learning (CTL), Cooperative Learning, dan Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah. Metode dan teknik seperti ini memang tidak mudah diterapkan bila pendidik tidak mengenal proses-proses pembelajarannya. Hal ini perlu dipahami bahwa pengajaran membaca hanya berpusat pada pendidik sehingga aspek keaktifan siswa dan kemampuan membaca pemahaman siswa kurang diperhatikan.

Seiring dengan perkembangan zaman proses pembelajaran saat ini membutuhkan sebuah strategi belajar mengajar yang baru serta menarik minat siswa untuk ikut berpartisipasi dalam proses belajar. Pembelajaran yang menyenangkan menjadi langkah awal untuk mencapai hasil belajar yang berkualitas. Nurhadi (2003:11), dkk. menyatakan bahwa “belajar akan lebih bermakna apabila siswa atau anak didik mengalami sendiri apa yang dipelajari.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(24)

4

Bertolak dari permasalahan-permasalahan di atas maka perlu ada upaya untuk menerapkan variasi model pembelajaran yang kreatif dalam pengajaran membaca. Melalui model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pembelajaran membaca pemahaman dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan anak akan lebih kreatif. Peneliti mengambil model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) karena model ini dianggap paling tepat untuk mengatasi masalah-masalah di atas.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Menurut Prof Howard Barrows (2009:21), pembelajaran berbasis masalah adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Di dalam kurikulum pembelajaran berbasis masalah, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting. Pembelajaran berbasis masalah membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca pemahaman menggunakan model pembelajaran berbasis masalah?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta kelas XI IPS 3 semester 2 dapat meningkat dengan model pembelajaran berbasis masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(25)

5

1.4 Batasan Istilah

1. Membaca pemahaman adalah membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan (Tarigan, 1986:56)

2. Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mengajak siswa mengerjakan permasalahan autentik dengan tujuan untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru, membantu guru dalam mengembangkan model-model dan metode pembelajaran yang kreatif guna meningkatkan kualitas pembelajaran membaca pemahaman. Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, memberi inspirasi baru bagi guru-guru khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Pembelajaran bahasa Indonesia lebih menarik dan tingkat kreativitas siswa dapat lebih berkembang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(26)

6

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi peneliti lain agar penelitian yang berkaitan dengan keterampilan membaca pemahaman dan pembelajaran berbasis masalah dapat dikembangkan menjadi lebih baik.

1.6 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran membaca menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas XI IPS 3 Semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 2012/2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(27)

 

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan

Berdasarkan studi kepustakaan, terdapat tiga penelitian yang relevan dengan penilitian ini. Penelitian dilakukan oleh Herlinda (2011), Dina (2012) dan Mareta (2013).

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Herlinda Mipur Marindang (2011), mahasiswa Unversitas Sanata Dharma, dengan judul Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Fakta dan Opini pada Editorial dengan Menggunakan Teknik Skema untuk Siswa Kelas XI IPS I, Semester II SMA Kolose De Britto Yogyakarta 2010/2011. Penelitian ini menemukan beberapa hal yaitu 1) penggunaan teknik skema dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman fakta dan opini pada editorial siswa kelas XI IPS 1 Semester 2 SMA Kolese De Britto, Yogyakarta 2010/2011, 2) berdasarkan nilai tes siswa dan observasi kelas, kemampuan membaca pemahaman fakta dan opini siswa meningkat dari siklus I sampai siklus II. Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPS 1 SMA Kolose De Britto hanya mendapat nilai tuntas sebanyak 43,3% atau hanya 13 siswa saja dari 30 siswa yang mendapatkan nilai tuntas untuk membaca pemahaman fakta, dan sebesar 46,6% atau hanya 14 siswa saja dari 30 siswa yang mendapatkan nilai tuntas untuk membaca pemahaman opini. Pada siklus I terdapat (I) 63,3% siswa tuntas membaca pemahaman fakta, (2) terdapat 60% siswa tuntas membaca pemahaman opini, dan nilai rata-rata kelas yakni 70,5. Peningkatan kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(28)

 

siswa untuk mengerjakan tes dalam siklus II terlihat dengan adanya kenaikan 15% siswa tuntas dengan nilai rata-rata kelas yakni 85,5. Terdapat 96,5% siswa tuntas membaca pemahaman fakta, dan terdapat 93,1% siswa tuntas membaca pemahaman opini pada editorial.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah sama-sama bersifat penelitian tindakan kelas dan kemampuan yang diujikan sama yaitu kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas XI, namun sekolah dan model yang digunakan berbeda. Pada penelitian terdahulu, peneliti melihat kemampuan berbahasa yang diuji. Dengan begitu, ada referensi untuk peneliti mengembangkan kemampuan membaca pemahaman yang cocok pada siswa kelas XI.

Penelitian kedua yang masih relevan adalah penelitian yang dilakukan Dina Yuniyanti, mahasiswa Universitas Sanata Dharma berjudul Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA 1 Godean Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini menemukan beberapa hal yaitu 1) terdapat peningkatan minat belajar sejarah setelah penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah sebesar 4,36% dan, 2) terdapat peningkatan prestasi belajar sejarah setelah penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah baik dari nilai rata-rata maupun tingkat ketuntasan belajar. Dari segi nilai rata-rata terjadi peningkatan dari keadaan awal 77,17 pada siklus 1 menjadi 85,34 dan pada siklus II 88,58. Dari segi ketuntasan meningkat sebesar 17,25%. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada keadaan awal sebesar 65,51% (19 siswa) sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(29)

 

pada siklus I siswa yang tuntas mencapai 82,75% (24 siswa) dan pada siklus II meningkat menjadi 100% (29 siswa).

Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama melakukan penelitian tindakan kelas yang menggunakan model pembelajaran yang serupa. Pada penelitian terdahulu, peneliti melihat model pembelajaran yang digunakan Dina berhasil untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa SMA. Dengan demikian, ada referensi untuk peneliti mengembangkan model pembelajaran berbasis masalah dengan mata pelajaran yang berbeda.

Penelitian ketiga yang masih relevan adalah penelitian yang dilakukan Mareta Puspitasari, mahasiswa Universitas Sanata Dharma dengan judul Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Tentang Permasalahan Sosial Melalui Model Pembelajaran Berbasis Maslah Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Plaosan I Mlati Semester Genap Tahun jaran 2011/2012. Penelitian ini menemukan beberapa hal yaitu 1) penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Plaosan, 2) penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Palisan 1 Mlati semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Pada kondisi awal presentase siswa yang mencapai KKM (60) adalah 28,57%. Pada siklus I presentasi siswa 71,43%. Pada siklus II presentasi siswa 86%.

Dari penelitian tersebut, peneliti mendapatkan gambaran untuk mencoba penelitian serupa di SMA. Peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(30)

10 

 

yang sama dengan mengkhususkan membaca pemahaman. Hal ini dilakukan karena penelitian seperti ini jarang dan pembelajaran membaca pemahaman menjadi lebih bervariatif dengan model pembelajaran berbasis masalah.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Membaca Pemahaman

Bond dkk. (1979) dalam bukunya Reading Difficulties (dalam Tarigan, 1989:42), mengemukakan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang bertujuan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang memadai terhadap makna-makna yang terkandung di dalam lambang-lambang tulis. Sasaran utamanya ialah menghasilkan para pembaca yang efektif.

Membaca pemahaman bertujuan memahami isi bacaan dan mengingatnya. Usaha yang efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan mengorganisasi bahan yang dibaca dalam kaitan yang mudah dipahami dan mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain, atau dengan menghubungkan pengalaman atau konteks yang dihadapi (Soedarso, 2010:58).

Menurut Soedarso (2010:58-59), pemahaman atau komperhensif adalah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian. Untuk pemahaman itu perlu: (1) menguasai perbendaharaan katanya, (2) akrab dengan struktur dasar dalam penulisan (kalimat, paragraf, tata bahasa). Kemampuan setiap orang dalam memahami apa yang dibaca berbeda. Hal ini tergantung pada perbendaharaan kata yang dimiliki, minat, jangkauan mata, kecepatan interpretasi, latar belakang pengalaman sebelumnya, kemampuan intelektual, keakraban dengan ide yang dibaca, tujuan membaca, dan keluwesan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(31)

11 

 

mengatur kecepatan. Oleh karena itu, memahami sebuah bacaan harus memperhatikan hal tersebut jika ingin memiliki pemahaman bacaan yang baik.

Kegiatan membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan yang bertujuan mendapatkan informasi yang mendalam serta pemahaman tentang apa yang dibaca. Membaca pemahaman adalah pemahaman arti atau maksud dalam suatu bacaan melalui tulisan. Definisi ini sangat menekankan pada dua hal yang pokok dalam membaca, yaitu bahasa itu sendiri dan simbol grafik tulisan yang menyajikan informasi yang berwujud bacaan (Lado dalam Nurhadi, 1987:222). Dengan demikian membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang bertujuan memperoleh pemahaman arti dan penafsiran yang terdalam di dalam bacaan.

Membaca pemahaman menurut Tarigan (1983:56) adalah jenis membaca yang merupakan rincian membaca intensif yang bertujuan memahami: 1) standar-standar atau norma-norma, 2) resensi kritis, 3) drama tulis, dan 4) pola-pola fiksi.

Langkah-langkah membaca pemahaman di dalam memahami bahan bacaan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pembaca. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membaca, yaitu: (1) menentukan tujuan membaca; (2) preview artinya membaca selayang pandang; (3) membaca secara keseluruhan isi bacaan dengan cermat sehingga kita dapat menemukan ide pokok yang tertuang dalam setiap paragrafnya; (4) mengemukakan kembali isi bacaan dengan menggunakan kalimat dan kata-kata sendiri (Suyatmi, 2000:45)

Tujuan pengajaran membaca pemahaman dapat dijabarkan Rohim (1996:11) sebagai berikut. 1) para siswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai isi bacaan yang dibacanya; 2) para siswa dapat menemukan pokok-pokok pikiran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(32)

12 

 

terdapat dalam teks; 3) para siswa dapat menyusun ringkasan; 4) para siswa dapat mengungkapkan kembali isi wacana dengan kata-katanya sendiri secara tepat dan sistematis.

2.2.2 Tingkatan Kemampuan Membaca Pemahaman

Tingkatan pemahaman membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Oleh karenanya, kita perlu mengenal dan menguasai beberapa tingkatan membaca pemahaman. Tingkatan dalam membaca pemahaman menurut Anderson dalam Tarigan (1986) meliputi: (1) mengidentifikasi arti kata/istilah, (2) menangkap makna tersurat dan tersirat, (3) menyimpulkan, (4) memprediksi, (5) mengevaluasi.

Menurut Nurhadi (2004: 57), kegiatan membaca pemahaman memiliki tiga tipe kemampuan membaca yaitu: (1) kemampuan membaca literal; kemampuan pembaca mengenal dan menangkap bahan bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit), (2) kemampuan membaca kritis; kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis untuk menemukan keseluruhan makna bacaan, baik makna tersurat, maupun makna tersirat, dan (3) kemampuan membaca kreatif; pembaca tidak hanya menangkap makna tersurat, makna antarbaris, dan makna dibalik baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari.

Menurut Hafni (1981:33-37) berdasarkan taksonomi Barret. Barret memaparkan lima kategori tingkat kemampuan membaca pemahaman yang terdiri dari: (1) pemahaman literal, (2) reorganisasi bacaan, (3) pemahaman inferensial,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(33)

13 

 

(4) evaluasi, (5) apresiasi. Lima tingkatan ini mengajak siswa untuk memahami, berpikir, dan berinteraksi dengan wacana atau bacaan mulai dari makna tersurat hingga interpretasi dan reaksi terhadap pesan dalam wacana atau bacaan. Berikut pemaparannya:

1. Pemahaman Literal

Pemahaman literal meningkatkan keterampilan memahami ide atau informasi yang tersurat di dalam bacaan. Tugas-tugas dalam pemahaman literal ini adalah mengenal dan mengingat kembali suatu fakta atau kejadian. Pembaca hanya menangkap makna yang tersurat di dalam bacaan dan merupakan tingkat pemahaman yang paling rendah.

2. Reorganisasi Bacaan

Tingkat reorganisasi bacaan, siswa dituntut untuk menganalisis, mensintesis, dan menyusun ide atau informasi yang secara tersurat dinyatakan di dalam bacaan. Tingkat ini dapat dilakukan dengan memparafrasekan atau menerjemahkan.

3. Pemahaman Inferensial

Tingkat pemahaman inferensial, siswa diminta untuk membuat kesimpulan. Pemahaman inferensial dirangsang oleh tujuan membaca dan pertanyaan-pertanyaan guru yang menghendaki pemikiran dan imajinasi siswa di luar teks bacaan (makna tersirat/tersembunyi). Tugas-tugas pada tingkat ini misalnya menyimpulkan pikiran utama, tema, dan lain-lain.

4. Evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(34)

14 

 

Pada tahap ini siswa mampu memberi penilaian dan pendapat tentang isi bacaan dengan menggunakan perbandingan ide dan informasi di dalam bacaan dan dengan menggunakan pengalaman, pengetahuan, kriteria, dan nilai-nilai yang sebelumnya dimiliki siswa. Pada tahap ini siswa menganalisis dan mengevaluasi maksud penulis.

5. Apresiasi

Apresiasi melibatkan seluruh dimensi kognitif yang telah disebutkan sebelumnya karena apresiasi berhubungan dengan dampak psikologis dan estetis pembaca terhadap isi bacaan. Apresiasi menghendaki supaya pembaca secara emosional dan estetis peka terhadap suatu karya dan meminta bereaksi terhadap nilai dan kekayaan unsur-unsur psikologis dan artistik yang ada dalam karya itu.

Peneliti memergunakan tingkat pemahaman bacaan menurut Anderson. Alasannya, penjelasan menurut Anderson (1) lebih mudah dipahami dan (2) lebih mudah dalam membuat kisi-kisi indikator kemampuan membaca pemahaman. Pada penelitian ini, membaca pemahaman yang dimaksudkan peneliti ditunjukkan dalam indikator dan aspek penilaian. Berikut ini merupakan indikator yang harus dimiliki siswa berkaitan dengan membaca pemahaman, yakni:

Indikator Membaca Pemahaman

1) Siswa mampu menjelaskan arti kata sukar dalam fakta dan opini. 2) Siswa mampu menemukan ide

pokok paragraf pada tajuk rencana.

1) Mengidentifikasi arti kata/istilah,

2) Menangkap makna tersurat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(35)

15 

 

3) Siswa mampu menjelaskan makna tersirat yang terdapat pada tajuk rencana.

4) Siswa mampu menyimpulkan isi informasi yang dibahas pada tajuk rencana.

5) Siswa mampu memprediksi masalah yang ada pada tajuk rencana.

6) Siswa mampu menuliskan maksud penulis tajuk rencana dengan menggunakan bahasa sendiri.

3) Menangkap makna tersirat

4) Menyimpulkan

5) Memprediksi

6) Mengevaluasi

Harapan guru untuk mengembangkan keterampilan membaca pemahaman dengan enam macam keterampilan tersebut adalah siswa mampu memahami bacaan yang dibacanya dan menyimpulkannya sendiri. Kegiatan membaca pemahaman bukan hanya kegiatan memahami isi bacaan melainkan siswa memiliki keterampilan yang sudah disebutkan di atas. Siswa yang menguasi enam keterampilan di atas dinyatakan baik. Keterampilan tersebut dapat dikuasai siswa dengan bermacam metode.

Penelitian yang dilakukan oleh Brigitta Juliana (2008) berjudul Perbedaan kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi antara siswa kelas X jurusan akuntansi dengan siwa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran SMK BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi siswa kelas X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(36)

16 

 

penguasaan 56% - 65% sehingga termasuk dalam kategori sedang, (2) kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Bopkri I Yogyakarta adalah 65,88 dan berada pada tingkat penguasaan 66% - 75% sehingga termasuk dalam kategori cukup, (3) perbedaan kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi antara siswa kelas X Jurusan Akuntansi dengan siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran adalah 1,01.

Dari hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian mengenai kemampuan membaca pemahaman masih harus dilakukan dan dikembangkan. Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman harus lebih ditingkatkan. Upaya yang dilakukan pertama dari pihak guru lebih kreatif serta meningkatkan semangat siswa agar gemar membaca dan diberikan latihan-latihan yang rutin.

2.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 2.3.1 Hakikat Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan sekitar tahun 1970-an di McMaster University di Canada. Saat ini metode sudah merambah ke berbagai fakultas di berbagai lembaga pendidikan di dunia. Dengan keunggulan metode ini, jenjang pendidikan yang lebih rendah pun sudah mulai menggunakan metode ini. Dengan perkembangannya yang pesat, rumusannya juga beragam. Salah satu yang cukup mewakili, adalah rumusan yang digunakan Prof Howard Barrows dan Kelson

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(37)

17 

 

Problem base learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari-hari..1

Menurut Dutch (1994 dalam Amir Taufiq 2009:21), pembelajaran berbasis masalah merupakan metode instruksional yang menantang siswa agar “belajar untuk belajar”, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas materi pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai.

Model pembelajaran berbasis masalah dapat diterapkan dalam konteks pendidikan karakter (Kemendiknas, 2010; Puskur 2010 dalam artikel Nugraha, 2012:10), pembelajaran berbasis masalah adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan siswa harus melakukan pencarian atau penggalian informasi untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Pembelajaran berbasis masalah adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi dan pengaturan diri (Hmelo-Silver, 2004; Serafino & Ciccchelli, 2005).

Menurut Tan (2003) Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,

      

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(38)

18 

 

sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikir secara berkesinambungan.

Dapat disimpulkan pembelajaran berbasis masalah adalah proses pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan, menganalisis masalah, dan materi. Melatih siswa bekerja di dalam kelompok.

2.3.2 Prinsip Pembelajaran Berbasis Masalah

Kekuatan masalah berperan sangat penting untuk modal awal pembelajaran. Masalah berfungsi untuk mendorong keseriusan, inkuiri, dan berpikir dengan cara bermakna dan sangat kuat. Pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori belajar konstruktivisme (Schmidt,1993; Savery dan Duffy,1995; Hendry dan Murphy,1995 dalam Rusman, 2011:231). Pembelajaran berbasis masalah memiliki ciri sebagai berikut ini.

a. pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan lingkungan belajar.

b. pergulatan dengan masalah dan proses inkuiri masalah menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar.

c. pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi sosial dan evaluasi terhadap keberadaan sebuah sudut padang.

Pada umumnya, terdapat empat langkah yang perlu dilakukan siswa dalam PBL, yaitu:

1. menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa kompetensi yang dituntut mata pelajaran;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(39)

19 

 

2. melakukan pencarian data dan informasi yang relevan untuk memecahkan masalah;

3. menata data dan mengaitkan data dengan masalah; 4. menganalisis strategi pemecahan masalah.

2.3.3 Tujuan dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Tujuan utama dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah adalah penguasaan isi belajar dari disiplin heuristik dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah. Selain itu tujuan penerapan model pembelajaran berbasis masalah adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok, dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya.

Pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah cara memanfaatkan masalah untuk menimbulkan minat belajar. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang diharapkan dapat memberdayakan siswa untuk menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya di kemudian hari. Pada model pembelajaran berbasis masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerjasama memecahkan suatu masalah yang disepakati oleh siswa dan guru. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu lingkungan belajar di mana masalah mengendalikan proses belajar mengajar (Siregar Eveline, 2011:210). Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerahkan permasalahan otentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan nyata, dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(40)

20 

 

sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Trianto, 2009:92).

Berikut ini karakteristik yang tercakup dalam proses PBL: 1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran, 2) masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang, 3) masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspective), 4) masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru, 5) sangat mengutamakan pembelajaran yang baru, 6) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja, 7) pembelajaran kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Pembelajar bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi. 2.3.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Proses pembelajaran berbasis masalah akan dapat dijalankan bila guru siap dengan segala perangkat yang diperlukan (masalah, formulir pelengkap, dan lain-lain). Siswa pun harus memahami prosesnya dan telah membentuk kelompok-kelompok kecil. Proses menjalankan pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut ini.

a) mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas; memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Tahap dimana setiap siswa mempunyai cara pandang yang sama terhadap istilah dan konsep yang ada dalam masalah.

b) merumuskan masalah; kejadian yang ada dalam masalah menuntut pertanyaan-pertanyaan lanjutan untuk memperjelas masalah tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(41)

21 

 

c) menganalisis masalah; anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (tercantum pada masalah), dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah gagasan) dilakukan dalam tahap ini. Anggota kelompok mendapatkan kesempatan melatih bagaimana menjelaskan dan menyampaikan pendapat.

d) menata gagasan secara sistematis dan menganalisnya dengan dalam; hasil berdiskusi kelompok kemudian digabungkan, dilihat keterkaitannya satu sama lain dan dipilah-pilah mana yang sekiranya benar dan mana yang menyimpang. Analisis adalah upaya memilah-memilah sesuatu menjadi bagian-bagian yang membentuknya.

e) memformulasikan tujuan pembelajaran; kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas.

f) mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar diskusi kelompok); kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi. Setiap anggota harus mampu belajar sendiri dengan efektif agar mendapatkan informasi yang relevan dari sumber yang ada. Siswa harus memilih, meringkas sumber pembelajaran itu dengan kalimatnya sendiri, dan menulis sumbernya dengan jelas.

g) mensintesa (menggabungkan), menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk guru/kelas; dari laporan-laporan kelompok, yang dipresentasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(42)

22 

 

dihadapan anggota kelompok lain, kelompok akan mendapatkan informasi-informasi baru. Anggota yang mendengar laporan haruslah kritis tentang laporan yang disajikan. Kadang-kadang laporan yang dibuat menghasilkan pertanyaan-pertanyaan baru yang harus disikapi oleh kelompok. Dalam tahap ini, keterampilan yang dibutuhkan adalah meringkas dan mendiskusikan.

Ketujuh langkah ini dapat berlangsung dalam beberapa pertemuan kelompok. Tergantung kondisi dan konteks yang ada pada setiap kelas, ada yang menjalankannya dengan tiga atau empat pertemuan. Untuk tiga kali pertemuan, kira-kira pembagiannya seperti berikut. Pertemuan I: (langkah 1-5) di kelas, dengan difasilitasi pendidik, Pertemuan II: (langkah 6 -7) di luar kelas, pembelajar mandiri atau berkelompok, Pertemuan III: Presentasi laporan kelompok dan diskusi kelas. Sebelum diskusi di dahului dengan pengklarifikasian pekerjaan siswa oleh guru.

Gambaran sederhana dari tahapan pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahapan utama. Dimulai guru memperkenalkan siswa pada suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian analisis hasil kerja siswa, seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1

Tahap Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Orientasi siswa kepada

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru mendiskusikan rubrik asesmen yang akan digunakan dalam menilai kegiatan atau hasil karya siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(43)

23 

 

masalah Tahap 2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap 3

Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Tahap 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

2.4 Kerangka Berpikir

Kegiatan membaca di SMA pada umumnya menjadi bagian dari kewajiban siswa, tetapi siswa merasa bahwa membaca itu tidak menyenangkan dan membosankan. Menurut guru mata pelajaran bahasa Indonesia, kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta belum maksimal. Penelitian difokuskan pada kemampuan membaca pemahaman. Sebagai pemecahan masalah dalam pembelajaran membaca pemahaman, pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran berbasis masalah (PBL). Berdasarkan hal tersebut, penelitian yang akan dilakukan diberi judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Model Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(44)

24 

 

Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPS 3, Semester II SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

Peningkatan kemampuan membaca pemahaman ditingkatkan dengan model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran berbasis masalah mengajak siswa berpikir kritis, melatih siswa menemukan solusi dari masalah yang diberikan guru, dan melatih siswa bekerja sama. Sebelumnya model ini belum dipergunakan guru untuk proses pembelajaran sehingga model ini inovatif untuk dicoba karena model ini membangun semangat siswa agar ingin membaca dan mengetahui informasi serta pengetahuan baru. Masalah yang diberikan guru menjadi motivasi bagi siswa untuk memecahkannya, dengan begitu siswa memiliki pengetahuan baru dari hasil diskusi dan temuan-temuan baru di dalam kelompok. Pemilihan model pembelajaran berbasis masalah diyakini penulis dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.

Masalah yang diberikan pada pembelajaran dengan model PBL ini adalah masalah yang lekat dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga lebih menarik perhatian siswa. Masalah yang diberikan membuat siswa semakin memahami pentingnya membaca pemahaman dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa senang melakukan aktivitas membaca. Dengan adanya masalah, kegiatan membaca pemahaman siswa diharapkan semakin meningkat.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi). Data diperoleh dengan teknik tes dan non tes. Data yang diperoleh dianalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(45)

25 

 

untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar, nilai rata-rata kelas, dan untuk mengetahui perbedaan disetiap siklus.

Skema 2.1

Skema Kerangka Berpikir

Kondisi Awal

Uji T

Tindakan

Kondisi Akhir

2.5 Hipotesis

Model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman para siswa SMA kelas XI IPS 3 semester 2 tahun ajaran 2012/2013.

Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman

dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Pada Siswa Kelas XI IPS3, Semester II

SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013

• Guru belum menggunakan PBL  • Tidak ada siswa yang tuntas pada 

saat tes prasiklus 

Diduga model pembelajaran  berbasis masalah dapat  meningkatkan kemampuan  membaca pemahaman pada  siswa kelas XI IPS‐3 SMA Pangudi  Luhur Yogyakarta 

Model Pembelajaran Berbasis  Masalah 

• Menemukan solusi dari 

permasalahan yang ada di dalam  kelompok 

• Mengaktifkan siswa menjadi lebih  kritis

Siklus  I

Siklus  II 

Skor 

Skor 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dibahas jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data instrumen penelitian, teknik analisis data, dan indikator keberhasilan.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research. Hopkins (1993) dalam (Masnur Muslich, 2009: 8) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemampuan rasional dan tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Menurut Mansnur Muslich (2009:9 -10) terdapat lima kata kunci yang terkait dengan PTK yaitu: (1) PTK bersifat reflektif, (2) PTK dilakukan oleh pelaku tindakan, (3) PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, (4) PTK dilaksanakan secara sistematis, (5) PTK bersifat situasional dan kontekstual.

Berdasarkan pengertian di atas, PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. Dengan demikian, guru dan peneliti bermaksud meningkatkan kemampuan siswa kelas XI IPS-3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan model pembelajaran berbasis masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(47)

27 

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 semester 2 yang berjumlah 25 orang, tahun ajaran 2012/2013, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Objek penelitian adalah pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti memilih SMA Pangudi Luhur Yogyakarta sebagai tempat penelitian dalam penelitian ini. SMA Pangudi Luhur Yogyakarta beralamat di Jalan P. Senopati 18 Yogyakarta, Indonesia 55121. Penelitian dilakukan pada semester kedua, bulan April s.d. Mei 2012.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Sebelum pelaksanaan siklus, peneliti mengadakan prates untuk mengetahui kemampuan awal membaca pemahaman siswa. Data diambil dari hasil wawancara, observasi, dan tes membaca pemahaman pada tajuk rencana. Prates dilakukan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa ketika pembelajaran membaca pemahaman dan kemampuan awal membaca pemahaman.

Berdasarkan hasil prates disusunlah proses pembalajar siklus satu. Dalam setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) observasi, (d) refleksi. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Spiral Kemmis dan MC Taggart (dalam Kusumah 2009:20-21).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(48)

28 

Skema 3.1

Desain PTK Model Spiral dari Kemmis dan Taggart

3.4.1 Siklus I

Siklus I terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan Tindakan

Dalam penelitian ini, kegiatan perencanaan sebagai berikut:

1. mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah dalam

pembelajaran yang perlu diatasi. Dalam tahap ini dilakukan observasi dalam proses pembelajaran;

2. membuat lembar observasi untuk melihat proses pembelajaran di kelas.

Selain itu peneliti juga membuat pedoman wawancara;

3. membuat RPP sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan;

4. menentukan materi pokok sesuai dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar;

(2) ACT

(3)

Observer

(4)

Reflect

(1)Plan

(2) ACT

(3) Observer

(4) Reflect

(1)Plan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(49)

29 

5. menentukan topik dan teks bacaan (tajuk rencana);

6. mengembangkan skenario pembelajaran;

7. menyusun lembar kerja siswa;

8. mempersiapkan alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil berlajar

setelah pembelajaran membaca pemahaman dengan model pembelajaran berbasis masalah, dan

9. mempersiapkan sumber dan alat dokumentasi.

b. Tindakan

Tindakan yang dilakukan di sesuaikan dengan model PBL yang memuat poin-poin penting yang harus dilaksanakn dalam prakteknya. Seluruh rencana tindakan siklus I dapat dilihat dalam uraian di bawah ini.

1. Orientasi siswa pada masalah

a) guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran

b) guru memberikan motivasi kepada siswa

c) guru memberikan pertanyaan mengenai berita apa yang sedang populer

minggu ini? Dan bagaimana tanggapan kalian?

d) guru memberikan satu topik berita yang kemudian siswa diajak untuk

memberikan komentar.

2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

a) kelas dibagi menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok terdiri

atas lima - enam orang. Setiap kelompok mendapat satu teks tajuk rencana dengan topik yang sudah dibahas di awal pelajaran. Setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(50)

30 

kelompok mencari isi berita yang ingin disampaikan penulis kemudian menjelaskan isi berita secara singkat.

b) guru memberikan lembar kerja kelompok.

c) diskusi siswa dan bekerja bersama dalam kelompok untuk

memecahkan masalah yang diberikan.

d) mengemukakan pendapat dan penyelesaian masalah. Setiap pendapat

yang diberikan siswa harus disertakan dengan alasan.

3. Membimbing pengalaman individu dan kelompok

a) siswa dibimbing untuk mencari informasi dalam memecahkan masalah

tersebut. Pengumpulan informasi oleh siswa (melihat buku, bertanya pada teman, bertanya pada guru, mengemukakan pendapat)

b) guru membimbing diskusi siswa (bertujuan meningkatkan keaktifan

siswa dalam menjawab ataupun mengajukan pertanyaan, mencegah pembicaraan yang keluar dari materi yang dibahas, menanggapi pertanyaan siswa, dan memberikan penjelasan).

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

a) perwakilan kelompok menjelaskan strategi mereka untuk memecahkan

masalah yang mereka temukan. Strategi yang bervariasi yang siswa temukan.

b) siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(51)

31 

c. Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tahap tindakan yakni pada saat guru melakukan pembelajaran. Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat temuan-temuan yang ada selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan guru dan siswa dicatat sebagai pedoman penyusunan hasil penelitian. Peneliti dibantu tim untuk mendapat observasi dengan menggunakan lembar pedoman observasi.

d. Refleksi

Tahap refleksi dimanfaatkan untuk berdiskusi dengan guru yaitu mengevaluasi hasil temuan selama pembelajaran dan menyimpulkan apakah penelitian ini perlu diadakan penelitian berikutnya atau tidak. Peneliti melakukan refleksi untuk menemukan hal-hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan pada saat pembelajaran siklus I dilaksanakan. Hasil Refleksi siklus I digunakan sebagai bahan acuan untuk perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus II.

3.4.2 Siklus II

Tahap-tahap pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I. Siklus II bertujuan untuk merevisi siklus I dan menyusun tindakan di siklus II. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan selama satu kali pertemuan. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan

Pada siklus kedua ini, peneliti membuat rencana pembelajaran (RPP) yang prosesnya sama dengan rencana pembelajaran siklus I. Rencana tindakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(52)

32 

berdasarkan evaluasi pada siklus I agar tujuan pembelajaran siklus II dapat tercapai.

b. Tindakan

Pada awal pembelajaran, guru menanyakan kesulitan membaca pemahaman pada sebuah editorial. Setelah itu, kelas dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri atas lima-enam orang siswa, seperti siklus pertama siswa berdiskusi mengenai masalah-masalah apa yang membuat siswa merasa kesulitan ketika membaca sebuah tajuk rencana dan bagaimana cara memecahkan kesulitan tersebut.

Setelah berdiskusi sebentar, guru memberikan sebuah tajuk rencana dan kelompok memiliki tugas seperti pada siklus pertama. Seperti siklus pertama kelompok bertugas memecahkan masalah yang diberikan guru. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok. Pembelajaran ditutup dengan kesimpulan mengenai kegiatan yang telah berlangsung.

c. Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan. Observasi dilakukan untuk mengetahui dan mengumpulkan data mengenai kinerja siswa. Pedoman observasi yang digunakan sama dengan siklus I.

d. Refleksi

Refleksi merupakan evaluasi dari tindakan siklus II. Peneliti dan guru mendiskusikan hasil temuan selama proses pembelajaran. Pada tahap refleksi dilakukan juga penyimpulan apakah indikator keberhasilan sudah tercapai atau belum, apabila belum maka perlu diadakan siklus III.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(53)

33 

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik yaitu teknik tes dan nontes.

3.5.1 Teknik Tes

Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa. Tes yang dilakukan adalah tes kemampuan membaca pemahaman dengan materi membedakan fakta dan opini pada editorial atau tajuk rencana. Data yang dikumpulkan dengan teknik tes adalah hasil tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Aspek-aspek penilaian tes adalah: (1) kemampuan siswa memahami arti kata; (2) kemampuan siswa menemukan kalimat utama dan ide pokok atau gagasan utama pada tajuk rencana; (3) kemampuan siswa menemukan makna tersirat; (4) kemampuan siswa memaparkan permasalah dalam tajuk rencana; (5) kemampuan siswa memaparkan isi kesimpulan pada tajuk rencana; dan (6) kemampuan siswa menangkap maksud penulis pada tajuk rencana. Soal tes kemampuan membaca pemahaman lihat lampiran 11 dan RPP lampiran 16 .

3.5.2 Teknik Nontes

Data yang dikumpulkan dengan teknik nontes adalah

a. Hasil Observasi

Observasi dilaksanakan sebelum penelitian melaksanakan pembelajaran. Observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana proses belajar yang dilakukan, metode dan media yang digunakan guru dalam pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(54)

34 

b. Hasil Wawancara

Wawancara dengan siswa dan guru sebelum peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran. Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan pembelajaran membaca pemahaman.

c. Pemotretan

Pemotretan bertujuan agar kegiatan belajar mengajar dapat didokumentasikan sebagai data.

3.6 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua bentuk instrument, yaitu tes dan nontes. Instrument tes berupa tes membaca pemahaman untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa, sedangkan instrument nontes diberikan dalam bentuk pertanyaan wawancara, pedoman observasi, dan kamera untuk mengetahui proses pembelajaran di kelas.

3.6.1 Tes

Tes kemampuan siswa digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Adapun tes yang akan dilakukan berupa tes kemampuan membaca pemahaman dengan kompetensi dasar membedakan fakta dan opini dalam editorial dengan memperhatikan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditentukan. Kriteria-kriteria penilaian tersebut adalah pemahaman arti kata, makna tersurat, makna tersirat, permasalahan, isi kesimpulan dan maksud penulis. Soal tes kemampuan membaca pemahaman lihat lampiran 11 dan RPP lampiran 16 .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(55)

35 

3.6.2 Instrumen Nontes

Pada penelitian ini instrument nontes digunakan sebagai alat untuk mengamati bagaimana keterlibatan dan sikap siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan dalam proses pembelajaran membaca pemahaman. Instrument nontes yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Instrumen Observasi

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui perilaku dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan keseluruhan proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dan dilakukan oleh peneliti serta empat orang rekan kerja. Berikut pedoman observasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Tabel 3.2

Observasi Kegiatan Pembelajaran Mata pelajaran :Bahasa Indonesia

Kelas/ semester : XI IPS 3/ dua

Jumlah siswa : 25

Tanggal : ...

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan

Tambahan A Aktivitas guru di kelas

1 Guru membuka pelajaran.

2 Guru melakukan apersepsi

3 Guru menyampaikan tujuan instruksional

4 Guru memberikan motivasi

5 Guru memberikan materi sesuai dengan SK dan KD

6 Aspek membaca pemahaman dijelaskan oleh guru dengan baik

7 Kegiatan yang dilakukan oleh guru menunjang kemampuan membaca pemahaman siswa

6 Guru memberikan kesimpulan di akhir pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(56)

36 

B Aktivitas siswa dalam membaca

1 Siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran 2 Siswa memperhatikan penjelasan dan tugas

dari guru

3 Siswa berperan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

4 Siswa mampu memahami arti kata dan istilah 5 Siswa mampu menemukan kalimat utama

dan ide pokok

6 Siswa mampu memahami makna tersirat 7 Siswa mampu menyimpulkan isi teks 8 Siswa mampu memprediksi permasalahan di

dalam tekas

9 Siswa mampu mengevaluasi isi teks 10 Siswa mampu memahami materi dan

menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran.

Tabel 3.3 Observasi Siswa

No Aspek Ya Tidak Keterangan

Tambahan

1 Siswa memperhatikan masalah yang diberikan guru

2 Siswa memikirkan masalah yang diberikan saat mengerjakan tugas kelompok

3 Siswa berdiskusi dan bekerjasama dalam mengerjakan soal

4 Siswa aktif mencari informasi dalam buku atau bertanya pada teman

5 Siswa bertanya pada guru atau teman jika menemui kesulitan

6 Siswa memberikan tanggapan terhadap pertanyaan teman

7 Siswa aktif mengungkapkan pendapat dan menjelaskan ide di dalam kelompok

8 Siswa mau mempresentasikan hasil perkerjaan kelompok di depan kelas

9 Siswa memberikan tanggapan hasil diskusi yang disajikan di depan kelas

10 Siswa membuat rangkuman hasil diskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(57)

37 

b. Instrumen Wawancara

Wawancara dilakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI IPS 3 dan siswa kelas XI IPS 3 untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pandangan guru terhadap proses pembelajaran membaca pemahaman bahasa Indonesia selama ini, tanggapan guru mengenai masalah yang sering terjadi pada pembelajaran membaca pemahaman bahasa Indonesia, materi, metode, media, aspek membaca pemahaman, dan evaluasi yang digunakan.

Tabel 3.4

Instrumen Wawancara Guru dan Siswa Membaca Pemahaman Prasiklus

No Pertanyaan Jawaban

A Wawancara dengan Guru

1 Apa saja yang dipersiapkan sebelum melakukan proses pembelajaran?

2 Bagaimana penyusunan materi pelajaran agar sesuai dengan SK dan KD?

3 Aspek apa saja yang perlu diperhatikan pada saat mengajarkan membaca pemahaman?

4 Metode apa yang dipergunakan pada saat mengajarkan membaca pemahaman?

5 Apa kesulitan mengajarkan membaca pemahaman kepada siswa? 6 Bagaimana Bapak mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut? 7 Bagaimana cara membangkitkan minat membaca siswa? 8 Bagaimana hasil kemampuan membaca pemahaman siswa? 9 Apakah semua aspek kemampuan membaca pemahaman sudah

disampaikan ?

10 Strategi apakah yang digunakan agar dapat memberi perhatian kepada siswa secara menyeluruh?

11 Apakah batas KKM kemampuan membaca pemahaman siswa dapat tercapai setelah mengikuti kegiatan pembelajaran?

B Wawancara dengan siswa

1 Bagaimana menurutmu pembelajaran bahasa Indonesia yang sudah dilaksanakan di kelas XI IPS?

2 Bagaimana proses guru mengajar?

3 Apakah kamu memahami pembelajaran bahasa yang diberikan oleh guru?

4 Menurut kamu, apakah guru menguasai materi pelajaran bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(58)

38 

5 Apakah keterampilan membaca sering dilakukan oleh guru? 6 Apakah kamu suka membaca?

7 Apa bahan bacaan yang sering kamu baca? 8 Adakah kendala pada saat membaca?

9 Apakah kamu dapat memahami isi bacaan yang kamu baca, khususnya bacaan nonfiksi?

10 Apakah kamu dapat menarik kesimpulan dari bacaan yang kamu baca, khususnya bacaan nonfiksi?

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan observasi. Tes yang digunakan yaitu tes tertulis. Tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan membaca pemahaman siswa, khususnya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Ada dua teknik yang dilakukan pada penelitian ini yaitu teknik kualitatif dan teknik kuantitatif.

3.7.1 Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis kualitatif yang diperoleh dari hasil nontes. Data yang dianalisis adalah aktivitas siswa di kelas saat pembelajaran berlangsung.

3.7.2 Teknik Kuantitatif

Teknik kuantitatif digunakan untuk menghitung kemampuan membaca pemahaman siswa dalam membedakan fakta dan opini pada editorial. Penghitungan kemampuan membaca pemahaman, rata-rata kelas dan uji perbedaan.

a. Analisis kemampuan membaca pemahaman

Nilai = jumlah skor perolehan

____________________ X 100 Jumlah skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(59)

39 

b. Perhitungan rata-rata Kelas

Rata-rata = ∑ nilai semua siswa

_________________ (Arikunto, 2002)

∑ Siswa

c. Uji Perbedaan dengan menggunakan uji “t”

Data yang akan diuji yaitu data perbedaan hasil tes siswa pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2. Apakah ada perbedaan yang nyata antara data-data

yang ada atau tidak. Uji yang akan digunakan adalah paired sample t test. Rumus

sebagai berikut:

t

hitung √

dengan S= ∑ –

3.8 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pelaksanaan dapat dilihat dari peningkatan kemampuan membaca pemahaman. Keberhasilan tidak ditekankan pada hasil akhir tetapi dilihat pada proses berlangsungnya penelitian dengan idikator keberhasilan sebagai berikut.

Tabel 3.5

Indikator Keberhasilan

NO Indikator Kondisi awal Siklus I Siklus II

1 Siswa memahami keenam aspek kemampuan membaca pemahaman Empat puluh persen (40%) siswa mancapai KKM (80) dalam kompetensi dasar membaca pemahaman Enam puluh persen (60%) siswa mampu mencapai KKM (80) dalam kompetensi dasar membaca pemahaman Tujuh puluh lima persen (75%) siswa mencapai KKM (80) dalam kompetensi dasar membaca pemahaman  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(60)

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dibahas tentang deskripsi data pelaksanaan penelitian, hasil

penelitian, dan pembahasan. Deskripsi pelaksanaan penelitian berisi deskripsi tempat

penelitian, rencana penelitian siklus I dan siklus II, dan pelaksanaan penelitian siklus

I dan siklus II. Kemudian hasil penelitian berisi uraian hasil penelitian yang

dideskripsikan dengan data kuantitatif dan kualitatif. Pada bagian pembahasan berisi

uraian ketuntasan dan ketidaktuntasan pada siklus I dan siklus II.

4.1

Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. SMA

Pangudi Luhur terletak di Jalan P. Senopati 19 Yogyakarta, Indonesia 55121.

Pelaksanaan tindakan kelas ini diadakan dengan dua siklus, siklus I dilaksanakan

pada hari Selasa, 23 April 2013, Kamis, 25 April 2013 dan siklus II dilaksanakan

pada hari Kamis, 2 Mei 2013. Kelas yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas

ini adalah kelas XI IPS-3 dengan jumlah 25 siswa, yang terdiri atas 19 orang laki-laki

dan 6 orang perempuan.

Penelitian ini melibatkan guru bahasa Indonesia kelas XI IPS-3 yaitu Bapak Drs.

Fx. Sudarno yang ikut membantu pelaksanaan tindakan kelas ini. Peneliti dan guru

tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin memecahkan masalah

pembelajaran membaca pemahaman yang ada di sekolah. Dalam penelitian ini

peneliti bertindak sebagai pengajar sekaligus sebagai pengamat. Peneliti bertugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(1)

166

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

167

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

168

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

BIODATA PENULIS

Aurelia Rani Wijayanti lahir di Jakarta

 

pada tanggal 9 Oktober

1991. Penulis masuk sekolah dasar 1991. Pada tahun 2003

penulis terdaftar sebagai siswi SMP Seruni Don Bosco

Pondok Indah. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Seruni Don Bosco Pondok Indah dan lulus pada tahun 2009.

Sejak tahun 2009 sampai dengan saat ini terdaftar sebagai mahasiswi Pendidikan

Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (PBSID) Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta. Selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma, penulis aktif di

dalam beberapa kegiatan kampus, seperti pernah aktif di HMPS PBSID, INFISA, dan

pernah menjabat sebagai panitia dalam berbagai acara yang diadakan prodi PBSID.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

viii   

ABSTRAK

Wijayanti, Aurelia Rani. 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas XI IPS 3 Semester II SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.

Penelitian ini mengkaji peningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS 3 semester II SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran berbasis masalah. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS 3 semester II SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 25 siswa.

Penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus yang terdiri dari dua siklus. Siklus pembelajaran ini mencakup empat langkah utama yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah intrumen tes dan nontes. Instrumen tes yang digunakan adalah menghitung perbedaan dengan menggunakan uji “t”. Instrumen nontes yang digunakan peneliti adalah pertanyaan wawancara, panduan observasi, dan kamera. Analisis kemampuan membaca pemahaman siswa berpedoman pada aspek membaca pemahaman, yaitu: (1) memahami arti kata, (2) makna tersurat, (3) makna tersirat, (4) memprediksi permasalahan, (5) menyimpulkan isi, (6) mengevaluasi maksud penulis.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas XI IPS 3 semester II SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 2012/2013, (2) berdasarkan nilai tes siswa menunjukkan bahwa rata-rata pada kondisi awal 52.54, pada siklus I meningkat menjadi 71.08, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 84.80. Tidak ada siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada kondisi awal atau 0%, pada siklus I meningkat menjadi 8 siswa atau 32%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 25 siswa atau 84% yang tuntas dalam pembelajaran membaca pemahaman. Pada siklus I kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah belum bisa dilaksanakan dengan baik, diskusi kelompok masih kurang aktif, dan belum semua siswa yang mampu menemukan solusi atas permasalahan yang ada. Namun, siswa sudah sedikit memahami kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan materi dapat diterima dengan cukup baik. Pada siklus II, karena siswa sudah mengetahui model pembelajaran dan siswa mampu mengelola waktu dengan cukup baik maka kegiatan diskusi berjalan dengan lancar. Dalam diskusi kelompok, siswa mampu bekerja sama, menemukan jawaban dengan baik, dan berpikir kritis. Siswa juga mampu mengerjakan tugas individu dengan maksimal. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, yang artinya hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

ix   

ABSTRACT

Wijayanti, Aurelia Rani. 2013. The Improvement of Reading Comprehension Ability Based on Problem-Based Learning of Second Semester XI Social 3 Students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta of 2012/2013

Academic Year. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP,

USD.

This research studies about the improvement of reading comprehension ability of Second Semester XI Social 3 Students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta of 2012/2013 academic year based on problem-based learning model. This research is undergone since students find reading comprehension hard. Thus, the goal of this research is to describe the improvement of reading comprehension ability of those students.

This classroom action research is in a form of cycle. It consists of two cycles. The learning cycles cover four main steps. They are planning, action, observation, and reflection. Besides, instruments used in the cycle are test and non-test instrument. Test instrument is used to count difference using “t” test whereas the non-test instrument used by the observer are interview questions, observation guideline, and camera. The reading comprehension ability analysis is guided by reading comprehension aspects: (1) the understanding of word meaning, (2) explicit meaning, (3) implicit meaning, (4) problems prediction, (5) content conclusion, (6) the writer’s purpose evaluation.

From the result of the research, it can be concluded that (1) the use of problem-based learning model on Second Semester XI Social 3 Students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta of 2012/2013 academic year can be applied to increase their reading comprehension ability, (2) according to the students’ score, the average score increases to 71.08 in the cycle 1, and to 84.80 in the cycle 2, from the early average score 52.54. In the beginning, none of student is able to hit the initial mastery of reading comprehension learning (0%). Then, in the cycle 1, it increases to 8 students who hit the initial mastery (32%), and it reaches 25 students in the cycle II (84%). In the cycle 1 learning activity, the problem-based learning model cannot be ran well yet, the group discussion activity is still less active, and none of the students is able to discover the solution of their problems. However, students slightly understand the learning activity and the material. Then, in the cycle 2 activity, since the students have known the learning model and they are able to manage their time, the discussion activity can be ran well. Besides, in the group discussion activity, the students are able to work together each other, find the correct answers, and think critically. Furthermore, the students are able to do their individual assignment maximally. The result hypothesis test shows that t-count is bigger than t-table. Therefore, zero hypothesis is rejectedand the alternative hypothesis is accepted. It means that the result of the research is apt to the arranged hypothesis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kreatif dan self-confidence siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah

2 6 16

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII melalui penerapan model pembelajaran creative problem solving (CPS) berbasis kontekstual

1 0 6

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 21

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 48