Faktor Risiko Hipertensi Yang Dapat Diubah

Hipertensi lebih sering ditemukan pada pria terjadi setelah usia 31 tahun sedangkan pada wanita terjadi setelah umur 45 setelah menopause. Di Jawa Barat prevalensi hipertensi pada laki – laki sekitar 23,1 sedangkan pada wanita sekitar 6,5. Pada usia 50 – 59 tahun prevalensi hipertensi pada laki – laki sekitar 53,8 sedangakan pada wanita sekitar 29 dan pada usia lebih dari 60 tahun prevalensi hipertensi sekitar 64,5. 27 4. Ras atau Suku Bangsa Banyak penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah berbeda pada tiap - tiap ras atau suku bangsa .Di Amerika Serikat, kaum negro mempunyai prevalensi hipertensi 2 kali lipat lebih tinggi daripada kelompok kulit putih. Prevalensi ini 3 kali lebih besar pada pria kulit hitam dan 5 kali lebih besar untuk wanita kulit hitam. Hal ini kemungkinan disebabkan perbedaan genetik antara ras yang berbeda sehingga membedakan kerentanan terhadap hipertensi. 33

b. Faktor Risiko Hipertensi Yang Dapat Diubah

1. Obesitas Dari data observasional WHO tahun 1996, regresi multivariat dari tekanan darah menunjukkan sebuah peningkatan 2-3 mmHg tekanan darah sistolik dan 1-3 mmHg tekanan darah diastolik pada setiap 10 kg kenaikan berat badan. Mereka yang memiliki lemak yang bertumpuk didaerah sekitar pinggang dan perut lebih mudah terkena tekanan darah tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang memiliki kelebihan lemak dipanggul dan paha. 19 Universitas Sumatera Utara Indeks Massa Tubuh IMT adalah kombinasi antara tinggi dan berat badan untuk mengukur kadar kegemukan yang melibatkan seluruh berat badan. Perhitungannya adalah sebagai berikut : Berat Badan Kg Indeks Massa Tubuh IMT = ------------------------------------------------- Tinggi Badan m x Tinggi Badan m Dimana dikatakan kurus bila IMT ≤ 20, berat badan ideal bila IMT 20-25, kawasan peringatan bila IMT 25-27 dan obesitas bila IMT ≥ 27. 34 2. Konsumsi Garam Garam merupakan hal yang sangat netral dalam patofisiologis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada golongan suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Apabila asupan garam kurang dari 3 gr perhari prevalensi hipertensi akan beberapa persen saja, sedangkan asupan garam 5 – 15 g per hari, prevalensi hipertensi meningkat 15 – 20 . Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti ole peningkatan eksresi kelebihan garam sehingga akan kembali pada keadaan hemodinamik yang normal. 21 3. Konsumsi Rokok dan Kopi Berhenti merokok merupakan perubahan gaya hidup yang paling kuat untuk mencegah penyakit kardiovasculer dan non kardiovasculer pada penderita hipertensi. Merokok dapat menghapus efektifitas beberapa obat antihipertensi, misalnya pengobatan hipertensi yang menggunakan terapi beta blocker dapat Universitas Sumatera Utara menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke hanya bila pemakainya tidak merokok. 34 Rokok mengandung nikotin sebagai penyebab ketagihan yang akan merangsang jantung, saraf, otak, dan organ tubuh lainnya bekerja tidak normal, juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi otot jantung. 21 Kopi juga berakibat buruk pada penderita hipertensi karena kopi mengandung kafein yang meningkatkan debar jantung dan naiknya tekanan darah. Minum kopi lebih dari empat cangkir kopi sehari dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sekitar 10 mmHg dan tekanan darah diastolik sekitar 8 mmHg. 35 4. Konsumsi Alkohol Alkohol juga sering dihubungkan dengan hipertensi. Orang yang minum alkohol terlalu sering atau terlalu banyak memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada individu yang tidak minum atau minum sedikit. 19 Menurut Hendra Budiman dari FK-UNIKA Atmajaya, pada penelitian epidemiologi dengan pendekatan cross sectional rata-rata tekanan darah meningkat bila intake alkohol diatas tiga gelas per hari. Pada penderita hipertensi yang konsumsi alkoholnya tinggi, tekanan darah akan menurun dengan menurunnya konsumsi alkohol. 36 5. Stres Stres bisa bersifat fisik maupun mental, yang menimbulkan ketegangan dalam kehidupan sehari –hari dan mengakibatkan jantung berdenyut lebih kuat dan Universitas Sumatera Utara lebih cepat, kelenjar seperti tiroid dan adrenalin juga akan bereaksi dengan meningkatkan pengeluaran hormon dan kebutuhan otak terhadap darah akan meningkat yang pada akhirnya akan mengakibatkan kenaikan tekanan darah. Hubungan antara stres dan penyakit bukanlah hal baru, selama ber abad-abad para dokter telah menduga bahwa emosi dapat mempengaruhi kesehatan seseorang secara berarti. Diawal tahun 1970, ada dugaan bahwa semua penyakit kesakitan yang terjadi, 60 nya berkaitan dengan stres. Berdasarkan temuan terbaru tentang interaksi pikiran –tubuh, diperkirakan bahwa sebanyak 80 dari dari semua masalah yang berkaitan dengan kesehatan disebabkan atau diperburuk oleh stres. 37 Di Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2000, dari 203 juta penduduk terdapat 38 juta orang pengangguran dan 15 juta anak putus sekolah. Selain masalah ekonomi, sumber stres juga bisa muncul dari persoalan rumah tangga, suasana pekerjaan serta kehidupan sosial yang terus berubah. Sedangkan menurut profil kesehatan Sumatera Utara 2007, diketahui penderita penyakit jiwa di Rumah Sakit Jiwa Medan tahun 2000 berjumlah 7.326 penderita naik menjadi 9.486 penderita pada tahun 2003. 10 6. Olahraga Meskipun tekanan darah meningkat secara tajam, ketika berolah raga secara teratur anda akan lebih sehat dan memiliki tekanan darah yang lebih rendah daripada mereka yang tidak melakukan olah raga. Hal ini sebagian disebabkan karena mereka yang berolah raga makan secara lebih sehat, tidak merokok, dan tidak minum banyak alkohol, meskipun olah raga juga tampaknya memiliki pengaruh langsung terhadap Universitas Sumatera Utara menurunnya tekanan darah . Sebaiknya melakukan olah raga yang teratur dengan jumlah yang sedang daripada melakukan olah raga berat tetapi hanya sesekali. 38 Dengan melakukan gerakan yang tepat selama 30-45 menit atau lebih dari 3-4 hari perminggu dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 10 mm Hg pada bacaan sistolik maupun diastolik. Selain dapat menurunkan tekanan darah,olah raga juga dapat menurunkan berat badan,membakar lebih banyak lemak dalam darah dan memperkuat otot. 39 2.7. Pencegahan Hipertensi 2.7.1. Pencegahan Premordial