Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar Islam
67
termasuk mini library juga untuk program penunjang literasi biar anak-anak dekat dengan buku. Tidak hanya bisa
membaca tapi juga senang dengan buku”. FY 1112017 Gambar 4. Pojok Baca di Setiap Kelas
Dari hasil pengamatan, buku yang tersedia di pojok baca tidak mencapai jumlah siswa disetiap kelas. Keadaannya pojok
baca dibeberapa kelaspun terlihat tidak terawat. Bahkan tidak terlihat siswa menghampiri pojok baca ketika waktu istirahat.
Peneliti mencoba untuk bertanya kepada guru kelas tentang program ini, kemudian MT menjawab:
“program pojok baca ini sebenernya belum berjalan maksimal. Karena guru kelas di kelas I ada 2 orang tapi
tugas kami sudah cukup banyak. Yang pertama terkadang belum sempat untuk cek buku-buku yang dibawa siswa ke
sekolah itu adalah buku yang standar atau tidak, terus juga dari sekolah belum ada sanksi tegas untuk siswa yang
belum membawa buku untuk nantinya diletakkan dipojok
baca ini”. MT1112017
68
d. Pengadaan Perpustakaan sebagai Sumber Literasi
Perpustakaan SDIT LHI bernama ADIBA Library dengan motto
perpustakaan “Today a Reader tomorrow a Leader”. Perpustakaan ini tidak terpisahkan dari misi sekolah untuk
mendukung kebijakan Gerakan Literasi Sekolah. Sehingga perpustakaan ini memiliki tujuan: 1. Menumbuhkembangkan
minat baca tulis siswa, guru serta karyawan sekolah, 2. Mengenalkan teknologi informasi dengan bimbingan dari para
guru, 3. Membiasakan para siswa untuk percaya diri dalam mengakses informasi secara mandiri, 4. Mampu memupuk bakat
dan minat civitas akademik. Selain memiliki tujuan, perpustakaan ADIBA memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1 Perpustakaan berfungsi sebagai sarana pendidikan.
Perpustakaan menyediakan bahan informasi yang dikelola perpustakaan dan dimanfaatkan dalam aktivitas sekolah
sebagai proses pendidikan secara mandiri. Bahan informasi yang dikelola dapat berupa buku teks, majalah, buku ajar,
kumpulan karya siswa, kumpulan karya guru, dan lainnya. Sehingga seluruh element sekolah dapat memanfaatkan sumber
ini sebagai sarana pendidikan. 2
Perpustakaan berfungsi sebagai tempat belajar. Dari hasil penelitian, didapat bahwa perpustakaan dapat juga digunakan
69
sebagai tempat melakukan kegiatan belajar mandiri atau belajar kelompok.
3 Perpustakaan memiliki fungsi penelitian sederhana. Melalui
perpustakaan, para siswa dan guru dapat menyiapkan dan melaksanakan penelitian sederhana. Para guru dapat
mengarahkan siswa untuk mencari tema-tema penelitiaan melalui sumber-sumber informasi di perpustakaan. Di
perpustakaan juga dapat dilakukan kajian dan penelitian literer pada topik-topik tertentu sehingga penelitian tidak hanya
dilakukan di laboratorium saja. 4
Perpustakaan memiliki fungsi sebagai tempat pemanfaatan teknologi informasi. Perpustakaan dimanfaatkan sebagai media
aplikasi teknologi informasi seperti internet dan media CD yang disedikan oleh perpustakaan dengan pengawasan guru.
5 Berdasarkan hasil penelitian, perpustakaan ini juga berfungsi
sebagai kelas alternatif. Perpustakaan menyediakan ruang baca yang dapat digunakan sebagai ruang kelas cadangan subjek
tertentu dan ruang pertemuan. 6
Perpustakaan sebagai fungsi rekreasi. Perpustakaan dimanfaatkan pengunjung untuk mengembangkan minat kreasi
pengguna melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang. Hal tersebut yang mendasari di perpustakaan ini
70
memiliki koleksi mainan yang dapat menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif.
Selain memiliki tugas dan fungsi, perpustakaan ADIBA juga memiliki program khusus yang menunjang kebijakan Gerakan
Literasi Sekolah. Seperti apa yang disampaikan oleh FY saat diwawancarai:
“Di perpustakaan juga banyak program-program yang menarik untuk menggalakan kegiatan literasi siswa di
perpustakaan juga banyak program-program yang menarik
untuk menggalakan kegiatan literasi siswa”. FY 1112017
Berikut ini adalah program yang dibuat oleh pihak perpustakaan: 1
Best Reader of The Month Program ini merupakan pemberian penghargaan bagi siswa
yang rajin mengunjungi dan membaca di perpustakaan setiap bulannya. Foto siswa akan ditampilkan dan akan disebutkan
diupacara bendera sebagai bentuk motivasi bagi siswa yang mendapat penghargaan dan juga untuk siswa yang lain agar
tumbuh semangat membaca di perpustakaan. Untuk menentukan pemenang ditiap bulannya, dilihat dari data pengunjung
perpustakaan ADIBA. Setiap anak tidak akan mendapat penghargaan secara berturut-turut. Hal ini disebabkan tujuan
dari pemberian penghargaan ini untuk memberikan motivasi membaca siswa dengan mendatangi perpustakaan sebagai
sumber literasi. Peneliti mewawancarai CC yang pernah
71
mendapat predikat Best Reader of The Month dibulan sebelumnya. Ia menyampaikan:
“seneng keperpustakaan. Aku sukanya baca sama temen- temenku. Soalnya deket dari kelas”. CC1712017
Berikut ini adalah dokumentasi dari program Best Reader of The Month selama 1 tahun. Info ini ditempel didepan
perpustakaan sehingga mudah dilihat oleh siswa. Gambar 5. Best Reader of The Month
2 Books Lover
Penghargaan yang diberikan kepada siswa yang memiliki predikat peminjam buku terbanyak di perpustakaan ADIBA.
Penghargaan ini sama halnya dengan program Best Reader of The Month yang diadakan selama satu bulan satu kali. Tujuan
dari progam ini juga untuk meningkatkan minat baca buku siswa bukan hanya di perpustakaan atau di sekolah saja, tapi memiliki
72
minat baca juga di rumah. Untuk menentukan pemenang ditiap bulannya, dilihat dari data peminjaman buku perpustakaan
ADIBA. Setiap anak tidak akan mendapat penghargaan secara berturut-turut. Hal ini disebabkan oleh tujuan dari pemberian
penghargaan ini ialah untuk memberikan motivasi membaca siswa dengan mendatangi perpustakaan sebagai sumber literasi.
Program ini sama dengan Best Reader of The Month. 3
Oktober Bulan Bahasa Dari namanya tentu program ini dilaksanakan pada bulan
Oktober setiap tahunnya. Program ini sudah terselenggara sebanyak 3 kali. Program ini biasanya dilaksanakan dengan
mengadakan lomba-lomba yang disesuaikan dengan levelnya masing-masing berdasarkan tahun kelas. Perlombaan yang biasa
diselenggarakan yaitu seperti lomba membaca puisi, lomba cerpen, lomba pidato. Kegiatan pada Oktober Bulan Bahasa ini
pustakawaan menjalin kerjasama dengan guru-guru kelas dan wali kelas siswa. Kegiatan ini bertujuan agar anak-anak
memiliki kemampuan berbahasa dan menulis yang baik. Program ini wajib diikuti oleh seluruh kelas dari kelas I sampai
dengan kelas VI. Perpustakaan akan bekerjasama dengan guru kelas, guru bahasa, dan juga bersama divisi akademik dan
kurikulum untuk menyelenggarakan agenda tersebut. walaupun dalam perjalanannya, pihak perpustakaan yang akan menjadi
73
pelaksana teknis kegiatan ini. Yang akan menjadi juri adalah guru-guru yang memang berkompeten dibidangnya. Setiap
tahunnya, hasil karya siswa dari program Bulan Bahasa ini akan dibukukan seperti terdapat pada gambar berikut:
Gambar 6. Oktober Bulan Bahasa
4 World Book Day
Program ini biasa dilakukan dibulan Mei untuk memperingati hari buku sedunia. Program ini berisikan kegiatan
story telling, wakaf buku, dan membaca buku sepuluh menit. Berikut ini adalah dokumentasi dari program World Book Day.
74
Gambar 7. World Book Day
5 Wakaf Buku
Wakaf buku
adalah salah
satu program
khusus perpustakaan ADIBA untuk pemenuhan sumber literasi di
perpustakaan. Kegiatan ini merupakan serangkaian dari program World Book Day. Secara rinci kegiatan ini adalah penerimaan
buku dari donatur dapat berupa perusahaanorangtuadll. Tentu buku yang boleh diwakafkan ialah buku yang sesuai dengan
standar yang ditentukan pihak sekolah. Para donatur dapat mewakafkan buku ke LHI dengan mudah. Donatur dapat datang
75
secara langsung atau mendelegasikan perwakilan untuk mengisi blanko kesediaan wakaf.
6 Story Telling
Program ini juga merupakan serangkaian dari program World Book Day. Kegiatan Story Telling ini dibagi menjadi 3
bentuk, yaitu: a
Story Telling Class Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas dengan
menggunakan fasilitas perpustakaan berupa tempat dan sumber bacaan yang akan digunakan. Dalam kegiatan
story telling class, siswa-siswa dituntut untuk percaya diri bercerita didepan kelas. Kegiatan ini serupa dengan
program reading group, hanya saja aktivitasnya dilakukan diluar kelas dan dihadapan teman-teman
sekelas. Story telling class tidak rutin dilaksanakan dan tidak mempunyai jadwal yang tetap. Jika dirasa siswa
mulai bosan belajar di kelas dengan pelajarannya, maka story telling menjadi alternatif kegiatan.
b Story Telling Librarian
Story Telling Librarian merupakan kegiatan yang dilakukan pustakawan kepada siswa. Peran pustakawan
disini lebih mengarah kepada teacher librarian. Pustakawan sewaktu-waktu akan mengadakan kegiatan
76
bercerita dengan tema tertentu sesuai dengan tema yang sudah ditetapkan sekolah. Kegiatan ini tidak diwajibkan
untuk kelas tertentu. Kegiatan ini diperuntukkan untuk mereka yang sedang berkunjung di perpustakaan dan
ingin mendengarkan cerita yang disampaikan oleh pustakawan.
c Story Telling from Parent to Child
Program Story telling from Parent to Child adalah kegiatan bercerita yang dilakukan oleh wali siswa
didepan anaknya dan teman-teman sekelasnya. Muatan cerita yang disampaikan oleh wali siswa adalah hal yang
dapat memotivasi siswa. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada saat World Book Day dan pustakawan
menjalin kerjasama dengan wali siswa serta guru. Bagi orangtua yang berminat dapat mengisi blanko partisipasi
yang sudah disiapkan pihak sekolah atau menghubungi guru atau pustakawan secara langsung mengenai waktu
dan tema apa yang akan dibawakan. Sekolah akan menyediakan bingkisan sebagai bentuk ucapan terima
kasih kepada wali siswa yang telah bersedia untuk meluangkan waktunya. Kegiatan ini bertujuan untuk
mendekatkan pihak sekolah dengan orangtua dan memberikan peran kepada mereka.
77
Gambar 8. Story Telling from Parent to Child
Saat peneliti melakukan penelitian, terdapat 2 wali siswa yang bersedia untuk bercerita kepada anak-anak. Ia adalah
kakak dari salah satu siswa kelas 1 yang bersekolah di LHI dan memiliki
pengalaman bersekolah
di Australia.
Beliau menceritakan bagaimana kondisi Australia dan membawa buku-
buku yang menggambarkan Australia. Siswa terlihat antusias dan memperhatikan betul apa yang disampaikan oleh
narasumber. Terlebih ketika narasumber menunjukkan buku dimana buku itu berisikan gambar-gambar tentang Australia.
Diakhir kegiatan narasumber bertanya kepada siswa terkait apa yang telah diceritakannya.
7 Mading
Program ini merupakan upaya penyediaan sumber informasi yang mudah diakses di luar perpustakaan berupa
majalah dinding. Mading ini berisi informasi kegiatan dari perpustakaan dan isu-isu yang mengundang value untuk siswa.
78
Mading dibuat oleh pustakawan dengan desain yang menarik. Mading dipasang tepat di depan perpustakaan. Berikut ini adalah
mading yang telah dibuat: Gambar 9. Mading Sekolah
Informasi yang disajikan di mading sekolah adalah seputar kegiatan dan informasi yang bersifat edukasi. Pada bulan ini,
mading berisikan informasi kegiatan world book day dimana didalamnya terdapat dokumentasi kegiatan wakaf buku, story
telling, dan kegiatan perpustakaan lainnya. Sisi sebelahnya dimuat informasi edukasi tentang makanan yang sehat. Bahasa
yang disampaikan di mading ini pun sangat mudah dicerna oleh siswa dan tampak siswa tertarik untuk melihat mading tersebut.
8 Library Class
Kegiatan ini memberikan pengarahan kepada siswa-siswa tentang perpustakaan dan peraturan perpustakaan. Hal ini
bertujuan untuk
memberikan pendidikan
pemakaian perpustakaan kepada siswa. Kegiatan ini biasa dilakukan pada
79
tahun ajaran
baru setiap
tahunnya. Selain
itu, RI
mengungkapkan bahwa: “kegiatan ini dilakukan setahun sekali dan setiap tahun
dilakukan refresh tata tertib perpustakaan. Kegiatan ini berisikan pengarahan bagaimana meminjam, bagaimana
menggunakan fasilitas perpustakaan, ada juga waktu untuk mereka praktek bagaimana mengembalikan buku yang
sudah
dibaca. Nah
kadang-kadang saya
juga menceritakannya dengan metode story telling, jadi mereka
seneng”. RI1712017
Aktivitas ini dilakukan di perpustakaan dan dipandu oleh pustakawan dari perpustakaan ADIBA. Program ini biasa
dilaksanakan ketika ada siswa baru. Pustawaan akan menjelaskan dan memberikan demonstrasi tentang berbagai
peraturan dan tata cara pemanfaatan perpustakaan. Berikut ini ialah SOP di perpustakaan yang berlaku untuk seluruh warga
sekolah: a
Memasuki ruang perpustakaan dengan mengucapkan salam.
b Saling menjaga kebersihan ruang perpustakaan.
c Saling menghormati hak milik orang lain.
d Ruang perpustakaan bebas dari makanan dan minuman.
e Pengunjung
perpustakaan tidak
diperbolehkan membawa barang yang tidak diperlukan seperti jas,
jaket, dll.
80
Selain terdapat SOP terkait pemanfaatan perpustakaan, di sini juga terdapat peraturan peminjaman dan pengembalian buku
perpustakaan yang dibawa oleh pulang siswa. Peraturan ini dibuat agar terdapat keteraturan terkait sirkulasi buku dan
pemanfaatan sumber literasi. Berikut ini adalah tata tertib peminjaman dan pengembalian buku:
a Siswa wajib memberitahukan kepada pustakawan yang
bertugas ketika meminjam dengan membawa kartu perpustakaan.
b Waktu peminjaman dan pengembalian buku dimulai
pukul 09.00 – 13.00.
c Siswa meminjam buku perpustakaan maksimal 1 buku.
d Ketika meminjam, kartu siswa ditinggal di perpustakaan.
Kartu dikembalikan ketika siswa mengembalikan buku perpustakaan yang dipinjam.
e Pengembalian buku perpustakaan diserahkan kepada
pustakawan yang bertugas. Siswa tidak mengembalikan sendiri di rak buku.
f Tempo
peminjaman selama
7 hari.
Boleh memperpanjang waktu peminjaman 2 kali setelah
dibawa dicatat terlebih dahulu. g
Siswa memperbaiki buku yang rusak pada saat dipinjam.
81
h Siswa mengganti dengan buku yang baru jika buku
hilang atau rusak dan tidak bisa diperbaiki. i
Buku yang terlambat dikembalikan, maka didenda Rp. 100,00 per hari.
9 Membumi Membaca Buku Sepuluh Menit
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan membaca pada siswa. Setiap siswa membawa buku dari rumah
yang sesuai dengan level kemampuan membaca mereka. Siswa juga diperkenankan untuk meminjam dari perpustakaan sekolah
atau perpustakaan kelas. Alokasi waktu yang disediakan adalah 10 menit setelah sholat Dhuha. Anak-anak didorong untuk
membaca dalam hati serta untuk berdiskusi selama tidak mengganggu teman-teman yang lain.
Gambar 10. Membumi Membaca Buku Sepuluh Menit
Dari gambar tersebut terlihat bahwa siswa antusias untuk mengikuti program tersebut. Siswa memilih buku sesuai dengan apa
yang ia sukai. Dari hasil pengamatan, jenis buku yang dipilih anak-
82
anak adalah jenis buku bergambar. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, koleksi literatur anak di perputakaan ADIBA memiliki
jenis yang berbeda-beda, yaitu: a.
Picture Book buku bergambar Buku ini berisikan gambar untuk membentuk suatu makna dari
cerita. Ada beberapa macam picture book antara lain: buku alphabet, buku berhitung, buku informasi yang berisi gambar-
gambar dengan sedikit tulisan dan pop up. Pemanfaatan picture book lebih sering digunakan oleh siswa kelas I.
b. Komik
Buku bacaan
yang menyerupai
cerita bergambar
dan menggabungkan dengan sedikitnya teks serta terdiri dari berbagai
bentuk untuk menunjukkan berbagai maksud. Komik sering dimanfaatkan oleh siswa kelas bawah dikarenakan alur cerita yang
mudah dipahami serta sedikitnya teks yang terdapat dalam komik. c.
Sastra tradisional Cerita-cerita yang termasuk sastra tradisional adalah cerita rakyat
yang meliputi legenda, mite, dan dongeng. Koleksi sastra tradisional biasa digunakan oleh siswa-siswa untuk lebih mengenal
cerita rakyat dari suatu daerah. d.
Fantasi Modern Cerita berupa dongeng-dongeng modern yang banyak mengambil
elemen-elemen cerita rakyat. Koleksi fantasi modern sudah ada di
83
perpustakaan ADIBA dan pemanfaatannya oleh siswa sudah terlihat. Tapi belum banyak jenis buku fantasi modern di
perpustakaan ini. e.
Fiksi Realistis Yaitu fiksi yang diset dimasa modern dan dapat dibayangkan
terjadi pada kehidupan manusia yang nyata dan ceritanya terjadi di dunia. Fiksi realistis biasanya bercerita tentang petualangan
detektif, misteri, humor, cerita tentang masalah pribadi seperti kebahagiaan, kesedihan, dan sebagainya.
f. Fiksi Sejarah fiksi historis
Berisi cerita sejarah biasanya tidak merekam nama rakyat biasa, tetapi hanya menceritakan “orang-orang besar saja”. Sedangkan
fiksi sejarah bercerita tentang rakyat biasa, dan peristiwa sejarah menjadi latarbelakang dan menjadi sumber inspirasi. Koleksi fiksi
sejarah di perpustakaan ADIBA masih sedikit jumlahnya dan pemanfaatannya yang masih kurang.
g. Puisi
Puisi merupakan kumpulan kalimat-kalimat yang indah susunan dan maknanya. Koleksi puisi di perputakaan ADIBA masih minim.
Adapun koleksi puisi di perpustakaan ini adalah koleksi puisi bahasa Inggris atau poetry rhymes. Puisi ini tidak begitu digemari
oleh siswa-siswa karena minimnya gambar-gambar yang tersedia pada sumber referensi ini.
84
h. Buku Informatif
Buku informasi untuk anak-anak pun diberi foto dan ilustrasi, buku dikemas dalam bentuk cerita namun juga harus akurat, otentik, dan
menggunakan fakta-fakta. Perpustakaan ADIBA sudah banyak memiliki koleksi buku informatif seperti sains, buku science
fiction, buku multikultural, buku social science. Buku informatif di perpustakaan sering dimanfaatkan oleh pengguna dalam hal
pencarian informasi atau melakukan eksperimen ketika akan mengikuti kegiatan science fair.
i. Buku Biografi
Jenis buku ini berisi tentang kisah para tokoh atau pahlawan. Biografi ini sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan siswa untuk
mengetahui tokoh-tokoh besar dan perannya masing-masing. Sayangnya buku biografi ini belum banyak ditemukan di
perpustkaan ini. Beberapa jenis literatur yang telah disebutkan di atas, siswa dapat
menggunakannya sebagai bahan pemanfaatan literasi informasi apapun. Pemanfaatan koleksi fiksi di suatu perputakaan sangat penting
bagi siswa karena karya fiksi mampu memberikan hiburan segar dan juga memberikan inspirasi baru bagi para pembaca serta
mengapresiasikannya sesuai dengan kadar kemampuan dan imajinasi para siswa. Dengan membaca karya fiksi siswa mendapatkan inspirasi
dan diajarkan untuk mempunyai khayalan atau angan-angan agar
85
nantinya dapat dituangkan kedalam bentuk tulisan sesuai dengan imajinasinya. Selain pemanfaatan secara fiksi, siswa juga dapat
mengambil banyak manfaat dari sumber literasi non fiksi. Kesimpulannya adalah literatur anak baik fiksi maupun nonfiksi
memberikan pengetahuan kepada siswa baik pengetahuan science maupun sosial.
Gambar 11. Koleksi Buku di Perpustakaan ADIBA
Gambar diatas terlihat bahwa pihak terpustakaan sudah membagi buku sesuai dengan jenisnya masing-masing. Sehingga anak-anak
dapat dengan mudah memilih jenis buku mana yang akan dibacanya. Berdasarkan hasil penelitian dan studi dokumentasi yang dilakukan,
perpustakaan ADIBA dimanfaatkan warga sekolah sebagai sumber informasi dengan mekanisme baca ditempat dan atau peminjaman
buku. Bagi warga sekolah yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan, dapat meminjam buku atas keanggotaannya. Maksimal
buku yang dipinjam adalah 2 buku. Itupun berlaku untuk seluruh siswa. Perpustakaan ADIBA juga digunakan untuk pemanfaatkan
86
literatur diwaktu luang. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, beberapa siswa memanfaatkan waktu luang dan waktu istirahat untuk
datang ke perpustakaan. Selain membaca, siswa juga dapat bermain di area perpustakaan karena dari pihak perpustakaan menyediakan
permainan edukatif yang dapat dimanfaatkan oleh siswa. Tidak jarang juga perpustakaan dijadikan tempat untuk mengadakan pembelajaran.
Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kebosanan pada siswa apabila pembelajaran dilakukan di luar kelas mereka.