Tahapan Gerakan Literasi Sekolah

44

C. Penelitian yang Relevan

1. Nuruls Sofa. 2010. Skripsi Universitas Indonesia: “Penerapan Literasi Informasi di Sekolah Alam Indonesia Rawa Kopi. Skripsi ini membahas tentang penerapan literasi informasi melalui penulisan proyek penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian ini membahas tentang proses penelitian yang dikaitkan dengan beberapa aspek literasi seperti pemanfaatan perpustakaannya. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa langkah-langkah dalam penulisan penulisan proyek penelitian hampir sama dengan model literasi yang ada. Dari penelitian ini juga disarankan agar perpustakaan dilibatkan dalam penulisan proyek penelitian sebagai tempat sumber literasi.” 2. Yati Kurniawati. 2016. Karya Ilmiah: “Upaya Mewujudkan Sekolah Melek Literasi Melalui Gelis Batuk. Gelis Batuk merupakan program peningkatan kemampuan literasi peserta didik melalui Gerakan Literasi Sekolah Baca Tulis Karya, dengan reward hasil karya terbaik dipublikasikan oleh sekolah dalam bentuk buku kumpulan karya. Gelis Batuk dilaksanakan dengan manajemen partisipatif, kepala sekolah menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran dengan melibatkan berbagai unsur. Dengan menerapkan Gelis Batuk diharapkan dapat mewujudkan SMP Negeri 10 Salatiga sebagai Sekolah Melek Literasi. Upaya mewujudkan sekolah melek literasi melalui implementasi Gelis Batuk dilakukan dengan prosedur 45 tindakan: penguatan perpustakaan sekolah, membentuk tim literasi, sosialisasi ke seluruh warga sekolah, pelaksanaan gerakan literasi sekolah, evaluasi secara berkala, dan pemilihan karya terbaik.” Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sudah ada. Penilitian ini akan berfokus pada implementasi kebijakan gerakan literasi sekolah disekolah dasar. Melihat bagaimana program ini dijalankan dengan berbagai faktor yang dapat mendukung maupun menjadi penghambat. Penelitian ini menjadi menarik karena akan melihat proses dibalik jalannya sebuah kebijakan yang menjadi penentu dari keberhasilan gerakan ini dalam meningkatkan budaya literasi pada siswa sekolah dasar.

D. Kerangka Berpikir

Kerangka pikir dari penelitian ini diawali dengan adanya 4 permasalahan mendasar pada pendidikan. Rendahnya budaya literasi siswa sekolah mendasar merupakan permasalahan terkait mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mengeluarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti yang kemudian diturunkan dengan kebijakan Gerakan Literasi Sekolah sebagai upaya untuk menumbuhkan budaya literasi pada anak. Dalam implementasinya, banyak faktor yang menjadi pendukung maupun penghambat kebijakan ini diimplementasikan. Penelitian ini akan melihat bagaimana proses dari kebijakan ini dilakukan dengan melihat 4 pokok bahasan yaitu: komunikasi, sumber daya, komitmen dan struktur birokrasi dari pelaksana kebijakan tersebut 46 Gambar 1. Kerangka Pikir Faktor Pendukung dan penghambat Mutu Pedidikan Pemerataan Pendidikan Relevansi Pendidikan Efektivitas dan efisiensi Pendidikan Permasalahan Pendidikan Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan Budi Pekerti Gerakan Literasi Sekolah Kemendikbud Dinas Pendidikan Satuan Pendidikan Sekolah Implementasi Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah di SDIT LHI Peningkatan Budaya Literasi 1. Komunikasi 2. Sumber Daya 3. Disposisi 4. Struktur Birokrasi 47

E. Pertanyaan Penelitian

1. Program apa saja yang diselenggarakan sekolah dalam rangka mewujudkan Gerakan Literasi di Sekolah? 2. Bagaimana pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di SDIT LHI? a. Bagaimana komunikasi dalam pelaksanaan kebijakan tersebut? b. Bagaimana sumber daya dalam pelaksaan kebijakan tersebut? c. Bagaimana komitmen dari agen pelaksana kebijakan tersebut? d. Bagaimana struktur birokrasi dari kebijakan tersebut? 3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kebijakan Gerakan Literasi Sekolah di SDIT LHI? 48

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Terkait dengan penelitian ini, maka penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Suharsimi 2005: 234 menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status atau gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Bogdan dan Taylor 1975 dalam Lexy J. Moleong 2005: 4 mendefinisikan metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan fenomena yang terjadi di lapangan. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berusaha untuk memdeskripsikan sebuah fenomena dimana peneliti melakukan penelitian. Dengan demikian penelitian ini akan mendeskripsikan implementasi Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu Lukman Al Hakim Internasional. Dari hasil penelitian tersebut akan diperoleh data mengenai implementasi Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu Lukman Al Hakim Internasional.