Kerangka Berfikir Rumusan Hipotesis

Belajarlah mendengarkan, lalu memberikan tanggapan yang diperlukan. Sebagian kita belum mampu jadi pendengar yang baik. Ini karena kita begitu rapuh. Kita tidak ingin mendengar sehingga menjadi sumber yang menyebabkan pasngan menderita. d. Saling percaya. Kesulitan yang muncul dalam hubungan suami-istri akan sulit diubah karena alasan yang spesifik. Perkawinan mempunyai kekuatan buruk yang dapat menjebak masalah emosi yang berasal dari masa lalu. Masa lalu biasanya menyatakan diri dalam bentuk terselubung dan asumsi- asumsi. Perkawinan diharapkan sebagai jembatan terakhir untuk menghapus kekecewaan di masa lalu. e. Jangan menunda. Jika dalam perkawinan ditemukan suatu hal yang telah keluar dari relnya, segeralah bicarakan. Penelitian membuktikan, pasangan yang perkawinannyaberakhir dengan kebahagiaan tidak membiarkan suatu masalah menjadi berlarut-larut, mereka segera berbicara dan mencari solusi. f. Jangan menyalahkan. Dalam berdiskusi, jangan menyalahkan pasangan. Berikan pendapat mengenai hal yang bisa dilakukan. g. Bersikap fleksibel. Pasangan yang cerdik akan mencari jalan untuk meredakan ketegangan sebelum ketegangan itu berubah menjadi tak terkendali. Satu perbuatan kecil bisa mendatangkan perubahan besar.

2.3. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir memaparkan tentang dimensi kajian utama faktor-faktor kunci, variabel-variabel dan hubungan antar dimensi-dimensi yang disusun dalam bentuk narasi atau grafis. Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Pengaruh Kursus Persiapan Berkeluarga X Keharmonisan dalam Kehidupan Keluarga Y: Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Dalam hal ini kursus persiapan berkeluarga merupakan pendidikan khusus persiapan peran orang tua yang memperlihatkan tanda perkembangan pengenalan kebutuhan akan diskusi realistis dan informasi mengenai peranan keluarga dalam masyarakat. Kursus ini bertujuan memberikan pengetahuan bagi para muda-mudi mengenai peran keluarga dalam masyarakat, agar keberadaan lembaga keluarga ini tetap eksis ditengah-tengah perubahan zaman yang begitu kompleks yang mempengaruhi nilai-nilai hidup berkeluarga. Berhasil atau tidaknya kursus ini tidak terlepas dari kondisi peserta dalam megikuti kursus persiapan berkeluarga. Dengan bekal internal dan eksternal yang baik maka output yang dihasilkan dalam kursus persiapan berkeluarga juga baik. Tujuan jangka pendek dari pelaksanaan kursus itu sendiri adalah menambah pengetahuan para muda-mudi yang berkaitan dengan materi-materi dalam hidup berkeluarga yang nantinya akan diterapkan dalam keluarga baru yang mereka bentuk. Sedangkan tujuan jangka panjang dari kursus persiapan berkeluarga adalah keharmonisan dalam kehidupan keluarga.

2.4. Rumusan Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul Arikunto, 2002:67. Dalam penelitian ini, hipotesis dikemukakan dengan tujuan untuk mengarahkan serta memberi pedoman bagi penelitian yang akan dilakukan. Apabila hipotesis tidak terbukti dan berarti salah, maka masalah dapat di pecahkan dengan kebenaran yang ditentukan dari keputusan yang dijalankan selama ini. Adapun hipotesis dalam penelitian ini ada dua yaitu sebagai berikut : 1 Hipotesis kerja Ha sebagai berikut : bahwa ada pengaruh yang signifikan positif antara pengaruh kursus persiapan berkeluarga terhadap keharmonisan dalam kehidupan keluarga. 2 Hipotesis nol Ho sebagai berikut : bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan positif antara pengaruh kursus persiapan berkeluarga terhadap keharmonisan dalam kehidupan keluarga. 40

BAB III METODE PENELITIAN